27

1.3K 145 3
                                    

"Aku akan menemui Yuna." ucap Alex membulatkan tekadnya.

Ia baru saja keluar dari kamar, namun Ren segera mencegatnya dengan sebuah pertanyaan.

"Kau mau kemana?"

Alex menoleh kepada Ren yang menghampirinya.

"Bukan urusanmu."

tap

Ren menarik tangan Alex dan mendorongnya ke dinding, kini posisinya terpojokkan.

"Kubilang kau mau kemana, dan itu bukan urusanku? Alex, aku tahu kau kesal padaku. Tapi cobalah berpikir, bagaimana jika Yuna yang malah kesulitan dengan tindakan bodohmu itu?"

Alex menoleh ke arah lain, malas menjawab komentar Ren.

"Lihat aku Alex!" Ren mecengkram pipi Alex untuk melihat ke arahnya.

"Jika kau memang ingin pergi, baiklah."

"Tapi aku tidak akan membiarkanmu pergi sendiri." Alex kali ini menatapnya heran.

Ekspresinya seolah mengatakan "maksudmu?"

"Aku akan ikut denganmu." Ren menatap Alex mantap.






Malamnya Alex dan Ren baru saja keluar menyelinap dari mansion Yuna.

Tak sia-sia bagaimana lelahnya mereka berlatih di pengawalan. Mempelajari banyak hal bahkan hal seperti memata-matai atau menyelinap seperti ini.

"Ren, di sisi barat ada banyak penjaga. Dan di sisi timur hanya ada beberapa. Kita tidak bisa menyerang mereka, karena itu akan menimbulkan keributan. Jadi setelah masuk dari sisi timur, kita akan berpencar." Jelas Alex panjang lebar pada Ren.

"Ya, sekarang pukul 9, kita akan berkumpul lagi pada pukul 11 di sini. Dan jika salah satu dari kita belum kembali, maka harus masuk kembali." Alex mengangguk tanda setuju.

Mereka pun menyelinap memasuki jendela yang terletak di sisi timur.

Sebenarnya sebelum kemari, Alex dan Ren sudah sempat bertanya pada Rya maupun pelatih. Bagaimana struktur bangunan dan sistem penjagaan di sini.

Tentu mereka tak bodoh dengan mengungkapkan maksud mereka, mereka bertanya seolah melakukan basa-basi.





Alex dan Ren kini sudah terpisah. Ren memilih menelusuri sisi kanan bangunan. Dan Alex sebaliknya.

"Sepertinya aku harus berpikir ulang untuk mengatakan bahwa tempat ini indah." Ya, Alex dulu pernah sangat terpukau akan kemegahan mansion ini.

Namun megah hanyalah bangunannya semata, isinya hanyalah bangunan suram dengan orang-orang yang suram pula.

Alex lalu menemukan sebuah kamar persis yang Ren katakan padanya, tentu saja yang bersumber dari Rya.

"Satu kamar di sisi kiri bangunan dengan dua pintu besar, dan pigora bunga di sampingnya?"

aku yakin, ini pasti kamarnya Yuna!

Alex lalu membuka kamar itu perlahan.

Gelap.

Itulah satu kata yang cocok untuk kamar itu.

Alex sangat waspada, bisa saja ini hanyalah jebakan. Hingga ia,

"Sebuah surat?"

Alex menemukan sebuah surat yang terjatuh di bawah kolong tempat tidur. Ia lalu membacanya dalam remang-remang.

Jika kalian menemukan surat ini, maka yang pertama harus kalian lakukan adalah pergi dari sini. Kembalilah, aku akan segera pulang. Aku tahu kalian khawatir, namun aku lebih khawatir masalah yang timbul jika kalian nekat.

You Know I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang