25

1.3K 169 14
                                    

Brak!!!

Yuna membanting pintu kamarnya.

"Argh! Menyebalkan!" nafasnya berderu hebat, menandakan gejolak amarah sedang bergemuruh.

Ia juga tidak bisa menelepon seseorang di sana untuk menginfokan bahwa dia di sini.

"Mengapa tiba-tiba saja dia sok akrab padaku?!"

"Huh, dari dulu melirikku saja tak pernah, dan apa? makan bersama katanya?!"

"Hahaha! jangan membuatku tertawa!"

Yuna tertawa sambil memegangi perutnya. Ia sampai melemparkan dirinya ke kasurnya.

Namun itu hanyalah tawa mengerikan dari seorang psikopat.

"Ahahaha, ini sungguh lucu." seketika raut wajah Yuna berubah sepersekian detik. Dingin dan tajam.

"Kalau begitu, akan kuikuti permainanmu  A..yah."

....

Delen yang sedang mengunjungi kantor Reon nampak asik bermain dengan ikan yang ada di akuariumnya.

Reon memfokuskan diri pada pekerjaannya, berusaha tidak emosi melihat tingkah gabut adiknya.

"Reon.."

Delen yang sedang memandangi ikan, memanggil Reon seolah ia adalah adik yang normal.

"Hem?" dehem Reom tanpa menoleh.

"Apa jadinya kalau aku memberikan ikan ini cairan yang baru saja kubuat?" tanyanya masih menatap obesesi, ketika ikan itu bergerak kesana-kemari.

"Jangan coba-coba Delen.." Reon masih tidak memperdulikannya.

"Sayangnya aku ingin coba-coba tuh." Delen mulai menuangkan botol kecil berisi cairan pekat ke dalam akuarium.

Ikan-ikan mulai berenang tak karuan, hingga mengoyakkan air yang ada di dalam akuarium.

"Delen! Apa yang kau lakukan?!" Reon mendekati Delen, namun Delen segera menginterupsinya.

"Kakak lihatlah ini, lihat!" Reon yang hendak meninju Delen akhirnya mencoba mengfokuskan pandangan pada ikannya.

Ikan itu tiba-tiba saja saling menyerang satu sama lain, bahkan saling menggigit hingga membuat daging ikan yang lain terkoyak. Dan tiba-tiba saja mereka hancur terkikis tanpa jejak.

"Delen, katakan padaku apa yang kau lakukan?!" Reon kini menatap tajam ke arah Delen. Dia kesal tentu saja.

"Tenanglah kak, terlebih dahulu aku meminta maaf karena telah membunuh ikan mahalmu itu. Namun perlu kau ketahui, cairan yang ada di dalam botol kecil ini. Merupakan cairan yang aku kembangkan."

Reon hanya diam mendegarkan penjelasan Delen.

"Cairan ini, kusebut attifa karena.. ya hanya ingin saja. Ini adalah senjata paling mematikan yang pernah kubuat. Sangat cepat reaksinya sebegitu masuk ke dalam tubuh. Siapapun yang menelannya akan merasa tulangnya meleleh, otaknya mendidih, dan dagingnya mencair. Perasaan yang sangat menyiksa hingga ingin segera mati."

Reon masih menyimak Delen walau penuh amarah.

"Dan setelahnya, mereka akan merasa begitu lapar hingga menjadi kanibal dan memakan satu sama lain.. Sayangnya saat makanan masuk ke dalam perut, seketika tubuh akan melebur dan luruh begitu saja."

Reon menatap tak percaya atas penjelasannya Delen. Dia benar-benar sadis, itulah yang terlintas di kepalanya.

"Lalu mau kau apakan cairan itu?" tanya Reon yang sudah malas dengan tingkah adiknya.

You Know I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang