Bonus Chapter: 03

1.3K 216 12
                                    

Setelah menyelesaikan Jam kuliahnya Ardine berlari cepat meninggalkan Ardeen yang tengah berlari mengejarnya.

"Ara" Ardeen mencekal tangan si gadis, membuat Ardine menoleh lalu menatap kekasihnya sinis, "Kak Ardeen janji gak bakal berantem lagi dari jaman SMA! Sekarang kita udah kuliah, Kak Ardeen masih terus berantem kaya anak kecil!!!"

Ardeen menghela nafasnya lalu mengusap pipi milik sang gadis sembari tersenyum.

"Terkadang gue gak sadar ngelakuin kesalahan. Kak Ardeen sadar disaat kesalahan itu berdampak sama Kak Ardeen. Tapi apapun kesalahannya, Kak Ardeen gak pernah ada niatan untuk nyakitin Ara..."

Ardine terdiam lalu menatap kekasihnya dalam, "Terus kenapa tadi Kak Ardeen tiba-tiba mukul Kevin gitu aja? Kita cuman ngobrol doang"

"Kak Ardeen cemburu?"

Ardeen menaikan bahunya lalu berjalan meninggalkan Ardine, si gadis hanya bisa berlari mengikuti langkah kekasihnya.

"Jawab... Kak Ardeen cemburu kan?"

"Dih masih gengsi aja..." ucap Ardine membuat Ardeen berbalik menatapnya lalu menghentikan langkahnya.

"Pacar gue itu imut, banyak yang mau. Gue tau persis orang mana yang nganggap lo temen atau lebih"

Ardine memeluk lengan kekasihnya lalu tersenyum, "Untung Kak Ardeen tukang bikin onar, jadi Ara gak perlu kaya Kak Ele yang cemburu liat Kak Loma ditempelin orang-orang"

Ardeen tersenyum paksa sembari menatap gadisnya, "gue gatau harus seneng atau kesel. Itu pujian atau sindiran..." ucapnya membuat Ardine terkekeh. Yang bertubuh mungil mulai menatap kekasihnya sendu. Lalu mengelus wajah Ardeen pelan sembari tersenyum pedih.

"Kapan kak Ardeen berhenti? Ara gak akan pernah maksa Kak Ardeen untuk berhenti, karena terakhir kali Ara marah sama Kak Ardeen, kita berantem..."

"Tante Nara selalu bilang kalau Kak Ardeen berubah semenjak kenal sama Ara. Tapi Kak Ardeen sama aja..."

Ardeen hanya tersenyum lalu mengusap lengan kekasihnya, "kan gue bilang kalau gue cuman gak suka ada orang yang deketin lo, Ra. kita cuman berantem kecil doang..."

"Kak Ardeen kemana hari minggu kemarin?"

"Di rumah"

"Gak usah bohong! Ara tanya sekali lagi Kak Ardeen kemana hari minggu kemarin?" Tanya Ardine dengan tatapan yang mengintimidasi lawan bicaranya.

"Di rumah, Ara... Kak Ardeen gak bohong!"

"Kak... Kak Ardeen kemana hari minggu kemarin? Tante nyariin Kak Ardeen waktu itu" Tanya Ardine kembali.

Ardine menghela nafasnya saat Ardeen mulai menghindari pandangannya, "Kak Ardeen main kartu lagi kan?"

Ardeen hanya mengangguk pelan, "tapi cuman itu doang sekali..."

"Hari sabtunya?"

"Kalau hari sabtu sih, Kak Ardeen ada dirumah" ucap Ardeen

"Kak Ardeen kemana hari sabtu?"

"Di rumah... kali ini Kak Ardeen jujur..."

Ardine mendengus kesal, "Kak Ardeen balapan lagi kan? Berantem sama Kak Deon kaya biasanya..."

Ardeen bergerak gelisah saat Ardine mulai terisak pelan. Ardeen sedikit menurunkan tinggi tubuhnya agar dapat melihat wajah si mungil jelas.

"Ara selalu marah sama orang-orang yang bilang Kak Ardeen itu brengsek. Ara marah sama Kak Loma yang dulu selalu bilang kalau Kak Ardeen orang yang gak bener. Ara marah, tapi itu gak bakal bisa ngerubah pemikiran mereka tentang Kak Ardeen"

WARM [NamHyeok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang