Tatapan keduanya saling terkunci satu sama lain, di satu sisi terdapat Ardeen yang tidak menyukai kehadiran gadis tersebut, sementara di sisi lain terdapat Ardine yang terus menatap kagum wajah milik pria dihadapannya.
"Kamu orang yang tadi pagi kan?" Ucap Ardine sembari menunjuk wajah Ardeen menggunakan telunjuknya.
Ardeen menggenggam telunjuk Ardine lalu menurunkannya, "Karena lo duduk di samping gue bukan berarti lo boleh sok deket sama gue."
Gadis itu mengerjapkan matanya terkejut saat mendengar ucapan pria di sampingnya. Ardeen kembali menguap lalu menyandarkan kepalanya ke meja dan menutup matanya kembali.
Ardine menatap ke arah gurunya yang sedang menjelaskan namun ia terkadang menoleh ke arah Ardeen sesekali, "cuek, dingin, tapi bikin Ara penasaran."
Gadis itu tersenyum lalu menyandarkan kepalanya di meja sembari menatap setiap inci wajah Ardeen dari matanya yang tertutup rapat, hidungnya, lalu mulutnya yang sedikit terbuka.
"Seminggu ini kalian akan difokuskan dengan tugas kelompok, kelompoknya cukup berisi empat orang. Jadi silahkan bentuk kelompok sesuai keinginan kalian"
Ardine mengangkat kepalanya lalu menepuk dua orang yang terduduk di hadapannya.
"Halo! Boleh sekelompok gak?" Keduanya saling tatap lalu mengangguk, "boleh kok kita juga baru berdua kok Ara. Kenalin juga, gue Michael dan ini Rachel"
Ardine mengangguk, "sekalian sama kak Ardeen boleh?" Tanya gadis tersebut sembari menatap name tag milik teman sebangkunya.
Mereka berdua mengangguk lalu menulis daftar anggotanya. Ardine kembali menyenderkan kepalanya ke meja lalu menatap wajah pria disampingnya yang masih tertidur lelap.
Gadis berwajah mungil itu terus menerus tersenyum saat ia semakin meneliti wajah teman sebangkunya. Ardeen membuka matanya perlahan lalu terkejut menatap sepasang mata tengah menatapnya dengan senyuman yang terlukis di wajahnya.
"Lo ngapain?"
"Keliatannya?"
Pria itu mengangkat kepalanya lalu menatap ke arah luar jendela, "udah gue bilang, gue gak suka orang yang suka ngengganggu"
"Ara gak ganggu kok" ucap Ardine
"Tapi gue ngerasa terganggu" ucap sang pria ketus sembari menatap si gadis datar.
"Ara gak pernah gini lho kak..." ucap Ardine sembari memegang dadanya.
Ardeen menatap arah gerakan lengan Ardine lalu kembali menatap ke arah gadis polos di sampingnya, "Gue gapeduli apapun tentang lo, kalau lo sakit mending lo ke ruang kesehatan sendiri"
Ardine hanya tersenyum, "kayanya Ara suka sama kak Ardeen deh..." ucapnya pelan namun tetap terdengar oleh Ardeen yang langsung menoleh terkejut menatap gadis di sampingnya. Matanya mulai membulat.
"Dih, aneh lo."
Ardeen mengangkat tangannya, "Bu, saya gak dapet kelompok belajar lebih baik saya gak ikut jam pelajaran"
"Lho, kamu kan ada di kelompoknya Rachel"
Ardeen kembali membulatkan matanya lalu menepuk pundak Rachel, "Hel, kok lo masukin nama gue tanpa izin sih?!" Ardeen dapat melihat jika Rachel serta Michael menoleh ke arah Ardine yang tengah mengedipkan matanya dengan senyum manisnya.
Pria itu mulai mendengus kesal, "Sekarang lo masukin gue ke kelompok tanpa izin, mau lo apa sih?"
"Kerja kelompok lah" ucap Ardine membela dirinya
Ardeen memegang bahu gadis tersebut sembari menatapnya lekat, "gue bilang sekali lagi, gak usah sok deket sama gue"
Ardine mengerjapkan matanya, "kak Ardeen natap Ara lekat banget sih, jantung Ara jadi berdetak gak karuan lho, kak"
KAMU SEDANG MEMBACA
WARM [NamHyeok]
Teen Fiction[Completed] Di halaman baru kehidupannya, Ardine Aurora bertemu dengan seorang laki-laki ketus yang tidak lain adalah Ardeen Raka Putra. Tanpa disadari pertemuan antara keduanya adalah awal dari kisah asmara yang akan mereka jalani. "Kak, Ara udah c...