Raven mengerutkan keningnya, "Ara kenal sama dia?"
Ardeen ikut mengerutkan keningnya, ia menatap Ardine penuh tanda tanya. Raven menatap sang adik yang tengah menggenggam lengan pria yang baru saja terlibat pertengkaran dengannya.
"Lo kenapa bisa kenal adek gue?!" Tanya Raven sinis. Ardeen menatap dua orang kakak beradik itu bergantian.
Gadis itu semakin mengeratkan genggamannya pada kekasihnya, "Kak Ardeen pacarnya Ara"
Raven mendekat ke arah Ardeen dengan tatapan penuh amarah, lengannya mulai mengepal dengan sempurna, "Lo--" Ele menahan tubuh Raven agar tetap menjauh dari temannya.
"Lo punya tujuan apa deketin Ara?!"
Ardeen hanya tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya, ia kembali menatap gadis di sampingnya yang menghindari kontak mata dengannya. Ia melepas genggaman gadis itu lalu berjalan pergi meninggalkan lapangan.
"KAK ARDEEN!"
Raven menahan lengan adiknya, "ARA!"
"Lepas! Kak Ardeen gak tau apa-apa!" Ardine berlari mengejar pria yang baru saja pergi meninggalkannya.
Raven menatap kepergian adiknya nanar, "Bahkan Ardeen udah ngerubah sikap Ara" lirihnya pelan ke arah Ele yang hanya terdiam membisu.
— W a r m —
Ardeen terduduk di rooftop, menatap langit dengan wajah datarnya. Bastian menepuk pundak pria itu pelan, "Udah galau sama Ele, sekarang galau sama si Ara"
Ardeen tidak menghiraukan ucapan teman dekatnya itu. Keduanya menoleh bersamaan saat pintu rooftop terbuka, menampilkan Ardine yang tengah membawa kotak obat.
Bastian berjalan menghampiri gadis itu, "Ngapain lo kesini?!"
"Ara mau ketemu kak Ardeen, jadi minggir kak!"
Ardeen hanya mendongak menatap keduanya,
Bastian menghadang jalan milik si gadis, "Gak bisa! Lo bikin temen gue kepikiran kaya gitu, udah sana urusin si Raven!"
"Ikh!! Ara mau ngobrol sama kak Ardeen!" Teriak Ardine sembari berusaha menerobos.
Ardeen terkekeh menatap kekasihnya yang terus berusaha melewati tubuh milik Bastian.
"Gue gak suka lo deketin Ardeen! Lo disuruh Raven kan?!"
Ardine masih berusaha menerobos tubuh pria yang berukuran jauh lebih besar darinya, "Dih, enggak! Ara bilangin sekali lagi Kak Loma itu gak sejahat itu! Ara juga awalnya gak tau tentang kak Ardeen sama kak Loma!"
"Halah bohong!"
"Udah lo kesana aja, gue mau ngobrol sama Ara" ucap Ardeen membuat Bastian menatapnya terkejut sementara Ardine tersenyum lebar.
"Tap--"
"Udah sana! Udah diusir kok masih disini" ucap Ardine sinis.
"Ye, bocah gak tau diri" Bastian berjalan pergi dari rooftop.
Ardine sedikit berlari ke arah sang kekasih, ia ikut terduduk di sampingnya. Gadis itu mulai membuka kotak obat yang ia bawa, "Kak Bastian kenapa sih gak suka sama Ara?!"
Ardeen hanya terkekeh mendengar ucapan si gadis. Ketika tangan gadis itu sudah bersiap mengoles salep pada wajah si pria, tangannya mulai ditahan oleh Ardeen lembut.
"Lo adiknya Raven?"
Ardine mengangguk lalu mengoleskan salep tersebut, "Maaf, Ara gak cerita..."
Ardeen mengangguk lalu mengelus surai gadis yang berada di hadapannya saat ini, "Gak nyangka..."
KAMU SEDANG MEMBACA
WARM [NamHyeok]
Teen Fiction[Completed] Di halaman baru kehidupannya, Ardine Aurora bertemu dengan seorang laki-laki ketus yang tidak lain adalah Ardeen Raka Putra. Tanpa disadari pertemuan antara keduanya adalah awal dari kisah asmara yang akan mereka jalani. "Kak, Ara udah c...