Warm: 19

2.2K 396 17
                                    

Ardine mulai turun dari motor milik Michael, "Makasih, Ara kayanya bakal lama disini, jadi pulang aja gak usah tunggu Ara"

Michael mengangguk sembari tersenyum tipis seakan memberikan kekuatan pada gadis yang berwajah lesu di hadapannya. Pria itu bahkan sedikit khawatir saat menatap gadis itu yang terlihat pucat.

"Tapi lo gak bakal kenapa-napa kan?"

Ardine mengangguk pelan, "Ara janji"

Michael tersenyum lebar, "Oke, hati-hati, gue pulang sekarang"

Gadis itu melangkahkan kakinya menghampiri rumah milik sang mantan kekasih. Tangannya mulai terangkat memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah tersebut, "Tante..."

Pintu terbuka lebar menampilkan seorang wanita yang langsung terlihat sedikit khawatir, "Ara, Ara sakit?"

Ardine tersenyum lalu menggelengkan kepalanya pelan, "Tante, Ara boleh ketemu sama Kak Ardeen"

Nara mengerutkan keningnya, "Lho? Kemarin dia demam, pagi-pagi badannya masih sedikit panas. Tante tadi gak bolehin dia pergi, tapi dia bilang ada janji sama Ara"

Ardine menghela nafasnya, "Bahkan sekarang juga Ara gak tau dimana Kak Ardeen sekarang. Makasih tante, Ara mau lanjut cari Kak Ardeen..."

Nara mengusap surai milik gadis di hadapannya, "Ara masuk dulu yuk, istirahat... Siapa tau Ardeen nanti pulang"

Ardine mengangguk, ia berjalan masuk mengikuti langkah sang ibu dari mantan kekasihnya lalu terduduk di ruang tamu.

"Sebenernya ada apa? Ara udah jarang dateng lagi ke rumah, padahal biasanya setiap hari minta diajarin gitar sama Ardeen. Kalian ada masalah?"

Ardine tersenyum tipis, "Kak Ardeen sama Ardine gak ada masalah kok, Ara cuman lagi banyak tugas aja jadi jarang dateng kesini."

Nara mengangguk mengerti walau ia menetahui jika gadis itu tengah berbohong pada dirinya.

— W a r m —

Ardeen terduduk sembari menatap Deon yang dijemput kedua orang tuanya untuk pulang. Ardeen menatap handphonenya lirih,

"Pa, ayo dong! Bolehin saya pulang"

"Wali kamu belum dateng sama sekali. Kalau kamu masih gak mau ngehubungin orang tua kamu, saya udah hubungin sedari tadi"

Ardeen hanya terdiam.

Seseorang ber-jas hitam memasuki ruangan tersebut lalu mulai tersenyum pada beberapa anggota polisi. Ardeen mendecih lalu membuang pandangannya malas.

"Seperti biasa anak bapak kembali melakukan aksi balap liar. Padahal beberapa bulan terakhir dia sudah jarang kita temui..."

"Anak bapak sudah bisa pulang, tapi motornya akan kami sita dengan jangka waktu cukup lama"

Satya, ayah kandung dari Ardeen hanya mengangguk lalu mencengkram lengan putranya untuk pergi dari kantor kepolisian menuju parkiran. Satya membuka pintu mobilnya, "Masuk!"

Ardeen menggelengkan kepalanya.

"Masuk atau saya kasih tau ibu kamu!"

Ardeen hanya pasrah lalu memasuki mobil milik pria itu dan terduduk di kursi penumpang. Satya memasuki kursi kemudi lalu mengemudikan mobilnya.

"Kirain udah lupa sama anak" ucap Ardeen sinis.

Satya hanya menghiraukan ucapan putranya. Ardeen mulai mengerutkan keningnya mencium bau alkohol, "Papa mabok?"

Tidak ada jawaban sama sekali. Ardeen sedikit terkejut saat mengetahui sang ayah mabuk, sedari tadi Satya bahkan tidak terlihat mabuk.

Ardeen melihat rumahnya dilewati begitu saja, "Pa! Mau kemana?!!"

WARM [NamHyeok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang