Warm: 21 [End]

3.6K 464 92
                                    

Ardeen menghentikan motornya di depan rumah milik kekasihnya. Ia tersenyum saat menatap Doyun yang sedang membersihkan mobil miliknya.

"Pagi, om

"Eh? Ardeen? Mau pergi sama Ara ya?"

Ardeen mengangguk sembari tersenyum. Raven berjalan keluar rumahnya sembari membawa ember berisi air.

"Pi, biar Loma yang bersihin mobil..."

Doyun mengangguk lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya. Raven menatap Ardeen yang tengah bersandar di motor.

"Ara?"

"Iyalah, emang siapa lagi. Ngapain juga gue dateng kesini untuk jempu lo" ucap Ardeen dan langsung terkekeh keras, sementara Raven masih menatapnya datar.

"Lo jadi orang jangan serius banget deh" Ucap Ardeen

"Gue khawatir kalau lo putus dari Ele, takutnya gak ada cewek yang mau sama lo" Ejek Ardeen

"Anjing" umpat Raven ke arah kekasih adiknya tersebut.

Ardine berjalan keluar dari rumahnya sembari menggendong tas kecil kesayangannya. Ia berlari ke arah Ardeen lalu memeluknya erat, "Liat! Ara udah siap"

Ardeen hanya terkekeh lalu mengusak rambut si mungil.

Raven mendekat ke arah sang adik dengan tatapan curiga, "Kak Loma masih bingung, Ara itu suka beneran sama dia?"

Ardine mengangguk dengan tatapan herannya,

Ardeen hanya tersenyum, "Kalaupun lo gak setuju. Gue bakalan tetep sama dia. Ele gue relain untuk lo, karena gue tau kalian saling suka, gue gak mungkin egois maksain kehendak."

"Tapi Ardine, dia gak bakal gue relain. Karena gue tau kalau kita punya perasaan yang sama, walau lo sendiri yang berusaha misahin kita"

Raven terkekeh pelan, "Gak usah drama lo, maksud gue masa adek gue yang cantik ini suka sama orang yang bentukannya kaya lo"

"Anjing" Umpat Ardeen ke arah saudara dari kekasihnya tersebut

"Gue terima keputusan Ara"

"Lo bener, lo cuman anak berandalan gak guna yang gak pantes buat dibandingin sama seorang ketua Osis kaya gue. Ara gak berharap yang terbaik dari lo, gue yakin Ara cuman berharap buat lo jadi orang yang lebih baik"

"Gue gak akan ganggu lo berdua" ucap Raven sembari menepuk pundak Ardeen. [note: Warm: prolog]

"Lo ngulang kalimat gue" ucap Ardeen

"Tapi sayangnya sekarang gak hujan, jadi lo mau gue guyur pake selang air?" Tanya Ardeen yang langsung mendapat pukulan dari Raven.

Ardine menatap keduanya bergantian, "Apaan sih?! Ara gak ngerti tau"

Raven menatap adiknya serta Ardeen, "Udah sana pergi! Lebih enak mainnya dari pagi, siangnya makan, sorenya main lagi"

Ardine mengangguk, si pria mulai memasangkan helm pada si gadis. Keduanya mulai menaiki motor milik Ardeen.

"Pegangan"

Gadis itu melingkarkan tangannya di pinggang milik Ardeen. Ia bersandar di punggung sang pria. Ardeen hanya tersenyum lebar lalu melajukan motornya.

— W a r m —

Ardine berlari kegirangan ke arah pantai sembari tertawa puas. Ardeen hanya berjalan sembari tersenyum melihat kekasihnya yang berlarian sembari tertawa bahagia.

Ardeen menahan lengan sang gadis lalu menunjuk wajahnya, Ardine hanya mengangguk lalu mendekat ke arah Ardeen berusaha membuka plester dan kapas yang menutupi lukanya.

WARM [NamHyeok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang