Warm: 20

2.5K 399 24
                                    

Raven, Ele, serta Zayyan sekarang tengah berlari di sebuah lorong rumah sakit sesaat setelah Ardeen menghubungi Ele. Raven menghentikan langkahnya di depan sebuah ruangan rawat yang diisi oleh sang adik.

Ia meraih knop pintu lalu membuka pintu tersebut perlahan, ia menghentikan kegiatannya lalu sedikit mengintip ke dalam ruangan.

Pria yang selalu terlibat perkelahian dengannya tengah menggenggam erat lengan sang adik. Raven mulai membuka pintu kamar tersebut lebar membuat Ardeen yang tengah menatap lekat gadisnya mulai mendongak lalu melepas genggamannya seketika.

Raven menatap Ardeen cukup dingin, "Ara—"

"Dokter bilang dia kurang asupan makan beberapa hari terakhir, jadi ini bukan masalah yang serius" Jawab Ardeen sebelum pria di hadapannya menyelesaikan kalimatnya.

Ardeen mengerutkan keningnya tak mengerti, "Ara, mogok makan?"

Ele yang berada di balik tubuh Raven mulai menatap Ardeen yang terlihat dipenuhi luka, "Lo habis berantem?"

Pria itu hanya menggelengkan kepalanya pelan, "Papa, lo tau..."

Ardeen mengalihkan pandangannya ke arah pria yang terdiam berdiri di ujung ruangan, "Gue kira lo ngerasa puas sekarang..."

Zayyan mendongak lalu menatap Ardeen yang tengah menyeringai ke arahnya, "Gue gak pernah berharap liat orang yang gue suka ada di tempat kaya gini"

"Gue tau dan gue ngerti, tapi yang lo lakuin akhir-akhir ini, itu penyebab Ara ada disini."

Keempatnya mulai menoleh saat gadis yang tengah berbaring di ranjangnya itu mulai membuka matanya perlahan, Ardeen kembali terduduk di samping Ardine dan kembali mengeratkan genggamannya.

Gadis itu tersenyum lirih, "Kak Ardeen, Ara mimpi Kak Ardeen jadi Bumblebee" Ucapnya pelan dan serak.

Ardeen mengerutkan keningnya tak mengerti sementara Raven serta Ele menahan kekehan mereka, Ardine mengusap lengan Ardeen yang tengah menggenggamnya erat.

"Ara mau cerita banyak sama Kak Ardeen"

Pria itu mengangguk pelan lalu mulai mengusap surai sang gadis, "Kak Ardeen bakal dengerin semua cerita Ara, tapi Ara janji untuk makan yang banyak sekarang"

Gadis itu mengangguk lemah lalu mulai memperhatikan Raven yang mengambil makanan dan memberikannya pada Ardeen. Ardeen mulai membuka plastik yang melapisi makanan tersebut,

"Sekarang cerita..." Ucap Ardeen seraya menyendok makanan milik gadisnya.

"Ara ini sebenernya laper banget dari kemarin, kadang Ara punya niatan untuk keluar kamar buat ngambil beberapa makanan. Tapi Ara gak mau, ini kan tujuan Ara"

Ardeen mulai menyuapi gadis di hadapannya,

"Selama seminggu ini Ara kesel banget"

"Kenapa?" Tanya Ardeen dengan kerutan di keningnya

"Kak Loma gak pernah percaya sama Ara kalau kak Ardeen sama sekali bukan orang jahat, tapi Ara juga gak suka sama kak Ardeen yang mutusin Ara cuman gara-gara kak Deon."

"Ara udah bilang kalau Ara gak bakal kenapa-napa, dan kak Ardeen janji untuk ngejagain Ara biar Ara gak kenapa-napa. Tapi buktinya kak Ardeen ninggalin Ara sendirian"

Ardeen kembali memasukan makanan ke dalam mulut milik sang gadis,

"Ara juga kecewa sama kak Zayn yang bikin kak Ardeen diancam sama kak Deon pake nama Ara. Kak Zayn bener-bener egois, padahal yang dia lakuin justru bikin Ara jadi incaran kak Deon. Kak Ardeen terus berusaha nutupin tentang Ara sementara kak Zayn malah ngebocorin itu semua"

"Udah, sini lanjut makan" Ardeen menyuapi gadis itu setiap ia berhenti berbicara.

Ardine menatap pria di hadapannya lekat, "Kak Ardeen jangan tinggalin Ara lagi..." Ardeen hanya mengangguk lalu mengelus surai Ardine lembut.

"Terus kenapa Ara sampai mogok makan kaya gini?" Tanya Ardeen dengan tatapan yang cukup tajam.

"Biar bikin kak Ardeen ngerasa khawatir, bikin kak Loma khawatir, dan semua orang yang Ara rasa jadi penyebab masalah ini ngerasa bersalah"

Raven terus terdiam di tempatnya, ia hanya memperhatikan bagaimana sang adik begitu terbuka pada pria di hadapannya.

Ardeen menaruh tempat makan yang terlihat kosong ke sisi meja yang disediakan. Ia kembali menatap sang gadis, "Oke, sekarang Ara maafin kak Ardeen?"

Gadis itu mengangguk sembari tersenyum tipis.

Zayyan yang berada di ujung ruangan mulai mendekati Ardine yang masih terduduk di ranjangnya. Gadis itu meringkuk ketakutan sembari bersembunyi di balik tubuh Ardeen.

"Ara, gue bisa jelasin tentang—"

Raven menarik tubuh pria itu untuk menjauh lalu memberikannya bogeman mentah, "Jauhin Ara mulai sekarang..."

Zayyan menatap Raven sinis, "Kenapa? Lo bahkan ikut andil dalam masalah ini, lo gak percaya sama cowok berandal itu"

Ardeen menutup telinga milik sang gadis menggunakan kedua telapak tangannya, gadis itu mulai menatap ke arahnya dengan tatapan ketakutan. Ardeen tersenyum tipis mencoba menenangkan gadisnya.

"Dan sekarang, lo seakan nyalahin semuanya ke gue."

Ardeen yang masih menutup kedua telinga milik Ardine mulai menoleh menatap keduanya, "Gue harap lo gak bikin keributan disini, atau gue tarik lo untuk keluar paksa dari tempat ini"

Ele mulai menatap kedua penjaga yang datang ke dalam kamar, "kami mendapat laporan tentang keributan di ruangan ini" Ele mengangguk pelan lalu menunjuk ke arah Zayyan.

Zayyan tersenyum kecut, "Lo semua gak waras disini, lo lebih ngebelain cowok berandalan itu dibandingkan gue yang udah jadi temen Ara dari kecil?!"

"Bangsat!" Umpat pria itu saat tubuhnya ditarik paksa untuk pergi dari ruangan tersebut.

Ardeen mulai menurunkan kedua tangannya, Ardine menatap pria itu cukup serius.

"Ara belum sadar tentang hal ini sebelumnya, tapi kak Ardeen dipukulin siapa?" Tanya gadis itu sembari mengelus luka milik si pria.

"Bukan siapa-siapa, Ara gak perlu khawatir"

Ardine mulai terdiam lalu menatap kalender yang terpajang di ruangan tersebut, "Selamat ulang tahun, kak Ardeen..."

"Ara udah siapin sesuatu untuk kak Ardeen, tapi—"

Ardeen hanya menggelengkan kepalanya pelan, "Jangan dulu pikirin masalah ulang tahun gue. Lo sembuh untuk sekarang aja udah bikin gue tenang, gue gak butuh kejutan apapun lagi..."

— To Be Continued —

[Author note]

Setelah ini chapter 20 ini, cerita Ardine dan Ardeen bakal selesai :)
Masih ada beberapa Bonus Chapter, tapi mungkin bakal di UP kapan-kapan.

Setelah ini chapter 20 ini, cerita Ardine dan Ardeen bakal selesai :)Masih ada beberapa Bonus Chapter, tapi mungkin bakal di UP kapan-kapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WARM [NamHyeok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang