Bonus Chapter : 01

2.6K 313 48
                                    

Ardine membuka matanya, ia mengusap kedua matanya lalu terbangun sepenuhnya. Ia berjalan perlahan sembari terdiam melamun. Gadis bertubuh mungil itu pun bersandar di pilar rumah sembari menatap anak laki-laki berusia 4 tahun tengah berlarian sembari tertawa puas.

Ia bahkan tak sadar bahwa ujung bibirnya mulai tertarik perlahan menampilkan senyuman manis yang biasa terpajang di wajahnya.

"Ra? Sini ikut sarapan..."

Gadis tersadar dari lamunannya lalu mengangguk dan mulai menuruni tangga. Ia tersenyum saat Raven mulai menggendong anak mungil tersebut ke arah ruang makan.

"Pagi, Prince Erick..." sapa Ardine sembari melambaikan tangannya.

Tetap imut,

Seperti biasanya,

Pria kecil itu menatap ke arah Ardine dengan senyuman khasnya. Wajah pria mungil itu lebih terlihat seperti sang ayah.

"Pagi, Aunty..." ucapnya membuat Ardine terkekeh gemas lalu mencubit pipi milik keponakannya tersebut.

Ardine menoleh menatap Raven serta Ele, "Kak! Kok bisa punya anak kaya Erick sih?!"

Ele yang tengah menyantap sarapan pun hanya terkekeh, "Ga tau, tanyain aja sama daddy nya. Dia kan lebih mirip sama Loma"

Erick menatap tiga orang dewasa di hadapannya, "Daddy Mommy, hari ini Erick mau pergi ke wahana!"

Raven dan Ele hanya saling bertatapan,

"Daddy gak bisa, sayang..."

"Malem ini, Daddy ada kerjaan" ucap Raven dengan tatapan bersalahnya.

Pria mungil itu hanya mempoutkan bibirnya imut, "Daddy gak pernah ngikutin kemauan Erick!!!"

Raven menatap kepergian Erick lalu memijat keningnya, "Sorry, Ra. Erick kadang suka kaya gitu."

"Sama persis kaya Kak Loma waktu kecil" Ucap Ardine sembari tersenyum tipis menatap sang kakak.

"Biar aku su--"

"Udah kak, sama Ara aja..." Ardine menahan kakak iparnya agar tetap terduduk, sementara ia menyusul kepergian keponakannya ke arah halaman belakang.

— W a r m —

"Erick..."

Gadis itu tersenyum saat melihat keponakannya masih mempoutkan bibirnya sembari terduduk di ayunan yang tengah terdiam.

"Malem mau pergi ke wahana?"

Erick mengangguk pelan dengan wajah cemberutnya.

"Sama Aunty mau?"

Ardine dapat melihat jika keponakannya itu mulai tersenyum lalu mengangguk kembali.

"Tapi Aunty cuman sendirian, kalau cuman berdua gak seru..."

Ardine hanya terdiam,

Akh...

Disaat seperti ini, dia merindukan seseorang...

— W a r m —

Gadis mungil itu mulai terkekeh di sisi lapangan saat menatap kekasihnya tengah berlari di bawah terik sinar matahari karena hukuman dari sang guru piket.

"24..."

"25..."

"Selesai!!!"

Ardine tertawa lalu bertepuk tangan bahagia. Puncak kepalanya mulai diraih mambuatnya langsung mendongakan kepalanya sembari tersenyum.

WARM [NamHyeok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang