Ardine seperti biasa meringkuk di kasurnya sembari terdiam melamun. Pintu kamarnya diketuk pelan oleh seseorang, "Ara makan dulu yuk, kamu belum makan dari kemarin"
Zayyan, pria yang akhir-akhir ini menjadi teman bicaranya. Gadis itu masih terdiam di ranjangnya lalu kembali terisak pelan, ia meremat selimut yang menutupi tubuhnya sembari menahan suara tangisannya.
Ia mulai bangkit dari ranjangnya dengan tubuhnya yang terasa lemas.
"Kak Ardeen..."
— W a r m —
Ardeen berhenti di sisi jalan, lalu menatap Deon beserta siswa SMA Cahaya Raya maupun Angkasa Sahaja bergantian.
"Udah siap kalah?" Tanya Deon sembari tersenyum sinis
Ardeen hanya terdiam tidak menjawab. Ia menoleh saat pundaknya ditepuk, "Semangat ngewakilin SMA Angkasa" ucap segerombolan pria yang pernah menjadi rekan satu gengnya.
Ardeen menepis tangan tersebut, "Gue disini gak ngewakilin siapapun. Gue cuman ingin keluar dari ini semua"
Ardeen mulai menaiki motornya lalu memajukannya ke garis start, begitu juga Deon. Ardeen menatap Bastian yang berada di sisi jalan serta memberikannya semangat. Saat aba-aba dimulai mereka mulai melaju dengan kecepatan tinggi.
— W a r m —
Raven menatap Zayyan yang masih mengetuk pintu kamar sang adik berusaha untuk membujuk gadis itu untuk keluar dari kamarnya. Raven menghampiri kamar milik sang adik lalu mulai mengetuk pintu kamarnya keras.
Ele yang tengah berada di ruang tamu mulai menoleh terkejut menatap Raven. Raven membuang nafasnya kasar,
"Ara! Gue gak pernah liat lo jadi anak nakal kaya gini! Gue makin yakin kalau Ardeen bawa pengaruh buruk sama lo, gue gabakal biarin lo deket sama cowok itu lagi!"
Hening, tak ada balasan.
Raven maupun Zayyan mulai saling tatap merasa ada sesuatu yang aneh. Ele mulai menghampiri keduanya lalu menahan lengan Raven yang bersiap mengetuk pintu kamar milik Ardine,
"Raven, cukup!"
Pria itu menoleh menatap kekasihnya yang menatapnya cukup tajam, "Biarin, Ara milih apa yang dia mau. Gak selamanya kehidupan Ara diatur sama keinginan orang lain!"
Raven mendecih, "Terus gue harus apa? Ngebiarin adek gue pacaran sama cowok brengsek yang notabenenya sahabat kecil lo?"
Suara tamparan terdengar nyaring di rumah tersebut, Zayyan dapat melihat bahwa gadis yang berada di dekatnya itu sudah berlinangkan air mata.
"Ya, Ardeen sahabat gue, dan selama lo bilang dia cowok brengsek sama aja lo nganggap gue cewek brengsek" Ele meraih tas miliknya bersiap untuk pergi dari tempat tersebut.
"Ele!" Raven menahan lengan kekasihnya
"Lo belain Ardeen sekarang?"
Ele mendongak, "Ya, terus ada yang salah dari itu? Selama lo benci sama Ardeen, lo bakal cari celah untuk ngeliat kesalahan dia, dan gue gak suka. Ardeen gak seburuk yang lo pikirin"
"Ardeen jadiin lo taruhan" Ucap Raven pelan,
Gadis itu mulai tertawa pelan, "Gue bahkan tau hal itu jauh sebelum lo tau, lo bahkan gatau tentang Deon yang selalu ngancam Ardeen!"
"Gue tau tentang hubungan Ardeen sama Ardine cukup lama..." Lanjut Ele membuat Raven maupun Zayyan menatap gadis itu terkejut.
Raven mulai mendekat ke arah sang kekasih penuh rasa amarah, "Lo sembunyiin semuanya dari gue?" Ele hanya mengangguk seraya mengusap air matanya yang mulai menetes.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARM [NamHyeok]
Teen Fiction[Completed] Di halaman baru kehidupannya, Ardine Aurora bertemu dengan seorang laki-laki ketus yang tidak lain adalah Ardeen Raka Putra. Tanpa disadari pertemuan antara keduanya adalah awal dari kisah asmara yang akan mereka jalani. "Kak, Ara udah c...