Warm: 07

2.4K 460 29
                                    

Seorang gadis mulai terduduk lemas di ruang klub musik. Bagaimana ia bisa lulus tes dua hari lagi? Sementara ia tidak bisa memainkan alat musik manapun.

Ia mencoba memainkan gitar yang tengah ia pegang.

"Salah."

Ardine mendongakan kepalanya lalu mempoutkan bibirnya, "Ara itu emang gak bisa tau! Bantuin dong"

Orang tersebut hanya terkekeh, "sini gue bantuin" Ardine terkekeh senang.

Michael mengambil gitar lainnya, "ikutin ya?" Gadis itupun mengangguk mengiyakan.

Sementara itu, disaat keduanya sedang fokus bermain musik. Ardeen yang baru saja memasuki ruangan langsung menidurkan tubuhnya di lanta. Ia membuka matanya lalu memiringkan badannya menatap si gadis yang sedang bermain gitar. Senyumannya mengembang.

Ardeen bangkit lalu berjalan ke arah dua orang tersebut. Ardine menatap Ardeen tajam, "ngapain dateng kesini?! Sana pergi! Hush~ hush~"

Ardeen terkekeh, "dih, bawel! Lo pikir ini ruangan punya nenek moyang lo?! Main ngusir gue segala"

"Habisnya tadi Ara minta tolong diajarin malah ditolak! Pokoknya pulang sekolah, Kak Ardeen wajib ajarin Ara sesuai dengan janji yang kita buat waktu itu!"

Ardeen terkekeh lalu mengacak rambut si gadis yang terus memasang wajah imutnya membuat Michael menatap Ardeen dan Ardine bergantian.

"Kalian ada hubungan apa?"

"Calon pacar"

"Gak kenal"

Ardine dan Ardeen saling tatap karena tidak merasa puas dengan jawaban mereka satu sama lain, "dih?! Apaan calon pacar?!" Tanya Ardeen.

"Liat aja dua hari lagi! Ara pasti lulus tes, Kak-Ar-Deen-Ha-rus-Ja-di-Pa-car-A-Ra"

Ardeen membuang pandangannya, dirinya langsung menatap ke arah Michael yang terus menatap ke arah si gadis dengan tatapan kecewa.

"Lo suka kan sama Ara?" Tanya Ardeen yang langsung membuat Michael dan Ardine langsung membulatkan matanya terkejut.

"Dih?! Apaan? E-enggak!" Jawab Michael.

"Udah jujur aja! Ambil aja tuh si bawel, gue restuin!" Ucap Ardeen membuat si gadis langsung memasang muka cemberut.

"Ikh kak! Ara kan maunya sama kak Ardeen"

Ardeen terkekeh lalu berjalan keluar ruangan.

"Dih, ngeselin"

— W a r m —

Raven terduduk melamun sembari menatap team futsalnya tengah berlatih.

"Gimana kalau Ele jadi taruhannya"

"Jangan gila lo anjing!"

Raven hanya mengepalkan tangannya ketika mendengar percakapan beberapa siswa SMA Cahaya Raya dengan Ardeen.

"Lo suka kan sama Ele?"

Ardeen menarik kerah siswa tersebut, "oke kalau itu mau lo. tapi kalau lo kalah, lo harus terima kalau gue keluar dari tempat ini"

Raven mulai menggelengkan kepalanya, ia masih mengingat wajah beberapa orang yang selalu mengikuti Ele kemanapun dia pergi.

"Kak Loma..."

Raven menoleh menatap figur sang adik yang tengah tersenyum ke arahnya.

"Apa?"

Ardine memainkan jari-jarinya, "kalau pulang sekolah Ara main ke rumah temen, boleh?" Raven hanya mengangguk mengiyakan.

WARM [NamHyeok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang