Warm: 10

2.3K 416 17
                                    

Ardeen baru saja meninggalkan rumahnya menggunakan motor miliknya. Ia menatap ke arah spion motornya, ia mengembangkan senyum tipisnya lalu menaikan kecepatan motornya.

Beberapa motor mulai berusaha mengejarnya. Ardeen menghentikan motornya di tepi jalan lalu menyeringai menatap orang-orang tersebut.

"Mau apa lagi? Kita udah gak ada urusan. Gue udah keluar dari geng motor SMA. Urusan kalian sama mereka bukan sama gue" ucap Ardeen lalu mulai bersiap kembali untuk menaiki motornya

Salah satu pria itu kembali menarik lengan Ardeen lalu menatapnya sinis "Justru karena lo keluar, kita gak terima. Lo harus tetep ikut pertandingannya sampe selesai"

Ardeen mulai memakai helmnya, "Kenapa? Karena ketua lo gengsi? Seinget gue, dia kalah dari gue sekitar tujuh pertandingan." Ucap Ardeen sembari tersenyum remeh.

"Lo ingetkan? Ele jadi taruhannya!"

Ardeen hanya terkekeh, "Udah gue bilang, Ele udah gak ada hubungan sama gue lagi."

"Oh ya? Kalau gitu siapa cewek yang ini?"

Ardeen menatap foto yang terdapat pada ponsel milik salah satu anggota geng motor tersebut, ia menatap pria tersebut tajam.

"Lo dapet darimana foto itu?" Tanya Ardeen saat menatap potret dirinya berboncengan dengan Ardine.

"Kita tunggu keputusan lo, atau Ele bakal kenapa-napa"

Ardeen hanya terdiam membeku lalu mulai berteriak, "ITU BUKAN ELE, SIALAN!" Bentaknya sembari menatap beberapa pria di hadapannya.

Ardeen mulai bernafas tak karuan, pikirannya berkecamuk saat ini. Ia tidak mungkin mengakui bahwa gadis itu adalah Ardine.

— W a r m —

Ardine terduduk di ruang klub musik sembari terus memetik gitar miliknya. Ia menulis beberapa lirik di buku miliknya. Kegiatannya terhenti saat pintu ruang klub musik terbuka, membuat gadis itu langsung membereskan bukunya dan menaruh gitarnya kembali

Ia tersenyum menatap kedatangan Ardeen, "Kak Ardeen ngapain kesini? Kangen ya sama Ara?"

Ardeen hanya menggelengkan kepalanya lalu mulai bersandar pada dinding ruang musik sembari mengatur nafasnya.

Ardine yang menyadari bahwa sesuatu telah terjadi kembali menatap Ardeen dalam, "Kak Ardeen kenapa? Ada masalah?"

Ardeen kembali menggelengkan kepalanya.

Ardine menutup telinga dan matanya bersamaan disaat suara nyaring terdengar di ruangan tersebut. Ardeen membulatkan matanya saat menatap sebuah batu besar di depannya beserta kaca ruangan yang pecah.

"KELUAR LO ANJING!" Beberapa teriakan terdengar dari luar ruangan.

Ardeen menatap gadis di sampingnya yang masih meringkuk terkejut, "lo gapapa kan?"

"Kak, ada apa?"

Suara ricuh teriakan para siswa memenuhi sekolah tersebut. Ardeen hanya menggelengkan kepalanya, "Gak ada apa-apa. Sekarang lo ikut gue, jangan kemana-mana"

Keduanya mulai berjalan keluar dari ruang klub musik perlahan. Ardeen menoleh ke belakang ke arah kekasihnya yang masih terlihat ketakutab, "lo tunggu disini, gue masuk ke kelas ngambil tas oke?"

Ardine kembali mengangguk, ia menatap ke arah kanan serta kiri. Saat ini sekolahnya sudah tampak kosong sekarang.

Ardeen keluar dari kelas lalu menarik lengan Ardine untuk pergi.

"Kak, Ayo pulang..."

Ardeen membawa Ardine ke dalam gudang, "Lo tunggu disini ya? Jangan buka pintunya untuk orang lain. Jangan pergi ke lapangan itu lebih bahaya."

WARM [NamHyeok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang