Bonus Chapter : 02

1.6K 258 53
                                    

Lenguhan keluar dari mulut si gadis, cahaya matahari yang menerobos ventilasi membuatnya terbangun dari tidur nyenyaknya. Matanya terbuka lalu menangkap figur seseorang yang tidur di sampingnya dengan mulut yang sedikit terbuka.

Ardine terkekeh geli lalu mengelus ukiran sempurna hasil karya Tuhan yang saat ini sudah menjadi miliknya. Ardeen yang sedikit terganggu mulai melenguh lalu membuka matanya perlahan lalu tersenyum menatap Ardine yang terus menatapnya.

"Kenapa?" Ucapnya dengan suara serak baru terbangun. Si gadis hanya menggelengkan kepalanya lalu memeluk pasangannya erat sembari menyembunyikan wajahnya di ceruk leher milik Ardeen.

Ardeen memejamkan matanya kembali sembari lengannya masih melingkar sempurna di pinggang si mungil.

"Kak..."

"Hm?"

"Hari ini kita ke pantai? Keliling kota?"

"Di rumah..."

Ardine menekuk wajahnya kecewa, ia melepas pelukan si pria lalu mendongak menatapnya yang masih memejamkan matanya.

"Kak!!!" Ardine membuka mata Ardeen menggunakan jari jempol dan telunjuknya.

Ardeen membuka matanya membuat Ardine menyingkirkan kedua jarinya. Ardeen menatap gadis di hadapannya lalu mengecup keningnya lembut,

"Kenapa, hm? Mukanya kok ditekuk gitu? Kangen Loma? Kangen Erick? Atau yang semalem masih sakit-"

Mulut Ardeen di bekap oleh Ardine dengan wajahnya yang sudah memerah.

"Diem kak! Ara malu tau kepeleset di tukang nasi goreng. tapi bener sih, pantat Ara masih sakit"

"Lagian malah lari-larian pas banyak orang kaya gitu, kesandung kan..."

Ardine bangkit dari kasurnya lalu mendorong Ardeen hingga terjatuh, "minggir ya kak, Ara mau beresin kasurnya"

Ardeen menatap gadis tersebut sinis lalu menggelengkan kepalanya,

— W a r m —

Ardine mendengus kesal saat Ardeen terus mendekap tubuhnya dari arah belakang. Ardine membalik tubuhnya menatap Ardeen penuh amarah,

"KAK!!"

"ARA!!" Balas Ardeen tak kalah keras sembari terkekeh.

Ardine terduduk di sofa sembari menyalakan TV, Ardeen terduduk di sampingnya sembari menyandarkan kepalanya.

"Kak!! Jangan kaya gini akh, Ara ngambek nih!!!"

"Ara, jangan ngambek akh, nanti kak Ardeen kaya gini loh!!" Ucap Ardeen sembari terus mengecupi leher milik si mungil.

"KAAAAKKKK!!!"

Ardeen terkekeh puas lalu kembali memeluk tubuh Ardine erat.

"Ara ke rumah kak Zayn nih!"

Ardeen menatap gadisnya serius, lalu tersenyum, "yaudah sana"

"Apa mau gue anterin sekalian ke rumahnya?"

Ardine mempoutkan bibirnya, tinggal selama beberapa tahun bersama Ardeen membuatnya hafal bagaimana perilaku si pria ketika marah.

"Kak jangan marah, Ara cuman bercanda"

Ardeen hanya menatap Ardine yang mempoutkan bibirnya datar,

"Ra, untung lo udah gue nikahin."

Ardine memeluk lengan Ardeen erat sembari menggoyangkannya berkali-kali,

"kak Ardeen lupa hari ini hari valentine kan? Ara ingin jalan-jalan sama Kak Ardeen..."

Ardeen menoleh menatap gadisnya lalu tersenyum, "siapa yang lupa Ra? Tapi Kak Ardeen ada kerjaan sekarang"

WARM [NamHyeok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang