Ardine yang tengah berlari pergi mulai menghentikan langkahnya, ia mengerutkan keningnya, "Tapi Ara gak mau jauh dari Kak Ardeen!!!"
Ia mulai memutar balik tubuhnya, tatapannya mulai bertemu dengan seorang pria yang baru saja terlintas di pikirannya. Ardeen mulai bertumpu pada lututnya, "Ara!!! Gue capek tau gak ngejar lo lari!!!"
— W a r m —
Keduanya terduduk di depan sebuah toko di sisi jalan, karena hujan tiba-tiba turun dengan derasnya, mengharuskan keduanya untuk berteduh. Ardine menyenderkan kepalanya di dada milik kekasihnya, sementara tubuh mungilnya berada di dalam dekapan Ardeen.
"Kak Ardeen kenapa suka sama Kak Ele?" Tanya Ardine sembari sedikit mendongak menatap wajah pria yang mendekap tubuhnya.
Ardeen tersenyum, "Mungkin karena kita bareng dari kecil, jadi gue nyaman" Ardine masih mendongak lalu sedikit menekuk wajahnya saat menatap ekspresi milik Ardeen.
"Tuh kan! Kak Ardeen senyum-senyum, berarti masih ada perasaan sama Kak Ele!"
Ardeen terkekeh, "Emang masih ada"
Ardine terdiam.
"Tapi gue yakin, cewe yang lagi gue peluk bisa ngilangin itu" Ardine menahan senyumannya, wajahnya sudah memerah sekarang. Gadis itu mulai memukul bahu pria itu pelan.
"Hah? Apa kak? Bisa diulang?" Tanya Ardine dengan senyuman usilnya
"Gue sumpahin lo budeg beneran nih lama-lama"
Ardine mempoutkan bibirnya, Ardeen terdiam sejenak lalu menatap langit yang mulai terlihat gelap, "Padahal gue sengaja bikin lo kesel seharian ini, biar nanti malem lo puas-puasin ketawa bareng gue"
"Tapi malah gagal" ucap Ardeen
"Maaf..."
Ardeen menggenggam tangan si mungil, "Ayo, gue mau ngajak ke satu tempat lagi. Jalan kaki aja ya? Deket kok"
Ardine mengangguk, sang pria menghentikan langkahnya, "Sini naik ke punggung gue aja"
Gadis itu mulai menatap pria di hadapannya lekat, "Kak Ardeen kesambet ya?" Ardeen hanya memutar matanya malas, "Naik sekarang atau gue tinggalin lo disini sendiri!!!"
Ardine menaiki punggung Ardeen, "Lari ya kak, biar cepet sampe" Ardeen mengangguk lalu berlari, "Kerjaan lo emang cuman nyusahin gue, Ra"
— W a r m —
Ardine menatap sekelilingnya dengan mata yang berbinar kagum lalu turun dari punggung Ardeen, ia tersenyum menatap sekelilingnya.
"Mau naik apa?" Tanya Ardeen
Gadis itu menggeleng, "Ara, mau beli es krim" ucapnya menunjuk sebuah kedai es krim.
"Tapi ini udah malem, Ara"
"Gapapa kak!"
Ardeen mengalah lalu berjalan ke kedai es krim tersebut untuk membeli es krim yang di inginkan si mungil.
"Kak Ardeen, gak beli?"
Ardeen menggelengkan kepalanya. Ardine membuka bungkusan es krim nya lalu mencobanya sedikit terlebih dahulu.
"Enak? Manis?"
Ardine mengangguk, "Manis"
"Mau yang lebih manis?" Ucapan Ardeen membuat si gadis terdiam membeku sembari menggigit es krimnya. Ardeen hanya tersenyum lalu mendekatkan wajahnya ke wajah si gadis. Ia menggigit sisi lain dari es krim tersebut membuat jarak diantara keduanya sangatlah tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARM [NamHyeok]
Ficção Adolescente[Completed] Di halaman baru kehidupannya, Ardine Aurora bertemu dengan seorang laki-laki ketus yang tidak lain adalah Ardeen Raka Putra. Tanpa disadari pertemuan antara keduanya adalah awal dari kisah asmara yang akan mereka jalani. "Kak, Ara udah c...