Setidak nya aku bersyukur mengenalmu, walaupun belum sempat mengungkapkan rasa yang belum tuntas.
SELAMAT MEMBACA ❤
Jangan lupa : 🌟💬
✧✧✧
Naya menyenderkan punggung nya dibangku besi itu, sudah beberapa jam yang lalu ia berdiam diri ditaman ini. Sambil mendengar musik dari earphone nya mata nya hanya menatap ke arah jalan.
Naya menghela nafas nya. "Buat lo percaya ke gue aja, lo gak bisa."
Naya memanyunkan bibirnya, berdiam diri ditaman ini yang Naya rasakan adalah sepi, namun suasana nya sangat sejuk. "Pulang...Enggak?"
"Gue pengen pulang, tapi kemana?" tanya nya sambil melihat ke arah langit.
Senyum Naya mengembang. "Bara."
✧✧✧
Setelah turun dari motor mang ojek itu, Naya mengeluarkan uang disaku nya. "Nuhun neng." kata mang ojek itu, Naya mengangguk singkat.
Sebelum masuk kedalam TPU, Naya membeli dulu bunga dan botol air. Setelah membeli keperluan nya, Naya langsung pergi ke arah yang akan dituju.
Seorang perempuan menabrak dirinya, untung nya tidak keras. "Jalan tuh pake mata!" sentak gadis yang tadi menabrak Naya.
Naya mengangkat alis nya. "Pake kaki lah." cibir Naya sebal.
"Bodoh." maki gadis itu berlalu pergi.
"Idih dia yang nabrak dia yang marah." kata Naya menggelengkan kepala nya sekaligus sebal.
"Sabar Nay, inget tempat, inget siapa yang mau lo temui sekarang." gumam Naya mencoba menenangkan diri nya.
Naya menoleh ke belakang. "Body nya bagus banget, kapan ya Naya punya body kayak gitu?"
"Sama Naya mah kalah jauh, Naya tepos gini" ucap Naya sambil terkekeh.
Naya melanjutkan langkah nya, lalu ia tersenyum manis kearah batu nisan yang bertuliskan Aldebaran Raffael Pradipta itu.
"Hai Bara."
"Assalamualaikum." salam Naya tersenyum sembari mengusap batu nisan itu.
"Bara." Naya memeluk nisa didepan nya. "Kangen kamu."
"Kenapa Bar? Kok gak pernah dateng lagi ke mimpi nya Naya?" tanya Naya mengusap batu nisan itu seolah mengusap kepala Bara.
Naya menundukkan kepala nya. "Maaf, maaf banget Bar."
"Maaf, Naya gak bisa tepatin janji buat gak jatuh cinta selain ke kamu Bar."
"Maaf..."
Naya mengeluarkan kalung yang ia pakai. "Kamu inget ini gak?"
"Iya, ini kalung dari kamu, masih aku pakai dan gak akan pernah aku lepas." kata Naya sambil tersenyum manis.
Naya mengangkat kedua tangan nya, ia mulai mendoakan almarhum kekasih nya dulu. Tak sadar, cairan bening turun dari mata gadis itu.
"Aku selalu tunggu kamu datang ke mimpi aku, jangan lupa datang ya Bar." kata Naya mengelus batu nisan itu.
"Its calm there dear, i still love you." ucap Naya sembari menaburkan bunga dan menumpahkan air sedikit demi sedikit. Tak lupa juga Naya membersihkan batu nisan menggunakan tissu yang sudah ia basahi dengan air.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Badboy
Подростковая литература"𝐀𝐤𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐚𝐮 𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐝𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐥 𝐡𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐬𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢 𝐝𝐢𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧" - Kanaya -ˋˏ ༻✎༺ ˎˊ- Menjadi salah satu ketua geng besar di kota Bandung, dan most wanted di sekolah n...