Part 10

1.7K 168 50
                                    

TWICE - GO HARD

💚

Sana duduk sendiri dikursi panjang yang berada dibelakang Mansion. Tangannya terus menerus mengelus perutnya yang buncit. Hari ini usia kandungannya sudah memasuki bulan ke 9. Sana memejamkan matanya menikmati suara kicauan burung-burung yang sedang bertengger diatas pohon mahoni.

Sudah satu minggu setelah kejadian didapur yang membuatnya hampir depresi. Sana tidak tau apa yang sedang terjadi dengan hatinya. Hatinya begitu merasakan rasa sakit dan kecewa ketika melihat bekas kissmark dileher Dahyun. Padahal Sana sama sekali tidak mempunyai perasaan lebih untuk pria bermata Elang itu.

Dan sudah satu minggu ini Sana tidak pernah melihat Dahyun di Mansion. Bahkan kabar dari pria itu pun tidak ada. Orang di Mansion juga tidak ada yang membahas tentang Dahyun. Seakan-akan pria itu hilang ditelan Bumi.

Sana merindukan pria itu. Merindukan perhatiannya, merindukan suaranya dan merindukan pelukannya. Setiap malam Sana selalu merasa kosong saat ingin tidur. Biasanya ada yang memeluknya dari belakang. Dan biasanya ada yang memijat kaki dan tangannya ketika merasa keram.

Satu minggu ini semuanya terasa sepi. Tak ada yang memarahinya, tak ada yang menggendongnya dan tak ada yang menemaninya. Semua benar-benar terasa sepi walaupun banyak orang di dekatnya.

Satu tetes airmata bening jatuh melewati pipinya. Hatinya kembali berdenyut sakit mengingat kejadian didapur. Pikiran kotor masih saja menghantui otaknya. Sana sebenarnya bingung dengan perasaannya. Apakah Sana cemburu? Tetapi Sana tidak mencintai Dahyun, mengapa juga dia harus cemburu!

Sana menghela napas panjang dengan mata yang masih terpejam erat "Apakah aku mulai mencintainya?" Gumamnya kepada dirinya sendiri

"Tidak mungkin. Aku hanya mencintai Tzuyu. Ah, aku merindukannya. Bagaimana yah kabarnya?" Sana mengambil ponselnya, melihat isi chatnya dengan Tzuyu. Sana membalas Chat Tzuyu yang sudah masuk beberapa menit yang lalu.

Selama 9 bulan mereka berdua hanya berkomunikasi lewat Chat dan Video Call. Tzuyu pernah berencana datang ke Amerika Serikat untuk menemui Sana. Namun Sana melarang tunangannya datang dengan membuat alasan mereka tidak akan bisa bertemu karena Sana sibuk dengan pemotretannya yang padat.

Sana pun berjanji akan pulang setelah pemotretannya selesai. Dan mereka akan segera melangsungkan acara pernikahan yang sudah direncanakan secara matang. Kedua orang tua mereka pun sudah mempersiapkan segalanya. Tinggal menunggu waktu libur Sana saja.

Sana menatap sedih balasan Chat Tzuyu yang katanya akan selalu menunggunya sampai kapanpun dan dalam keadaan apapun. Seandainya Tzuyu tau jika Sana sedang mengandung. Apakah pria Taiwan itu akan tetap menerima Sana apa adanya? Sana kembali menangis merasa bersalah telah mengkhianati cinta tulus Tzuyu.

"Maafkan aku! Maafkan aku, Tzuyu" Gumam Sana menahan isak tangisnya agar tidak ada yang dengar

Sana pun membalas Chat Tzuyu dengan penuh rasa terima kasih atas cinta tulus yang telah dia dapatkan dari pria Taiwan itu. Sana menghapus airmatanya ketika mendengar panggilan Maid Alea.

"Nona Sana, waktunya makan siang" Maid Alea terkejut melihat bahu Sana yang bergetar. Maid Alea pun mendekat mengelus lembut kedua bahu Sana.

"Hiks, Hiks" Sana kembali menumpahkan airmatanya membuat baju bagian perutnya basah. Maid Alea memeluk sayang tubuh bergetar Sana.

Beberapa menit kemudian, Sana akhirnya berhenti menangis. Wanita hamil itu menghela napas lega merasa sudah lebih baik. Bayi yang berada didalam kandungnya menendang. Sana terkekeh melihat respon Bayinya yang mungkin sudah kelaparan didalam sana.

Depend On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang