IMAGINE DRAGONS - THUNDER
💚
Tubuh mungil itu terbaring lemah tak berdaya diatas brankar. Mata yang sering berkilat jahil kini tertutup rapat tanpa ada tanda-tanda untuk terbuka lebar. Di sekitar dadanya terdapat tiga kabel berwarna kuning, hijau dan merah yang tertempel. Di tangan mungilnya ada satu suntik yang terhubung ke selang impus. Bibir mungilnya sedikit terbuka.
Dahyun menatap nanar tubuh mungil pria kecilnya. Jika Dahyun diberi pilihan, dia ingin mengantikan saja tubuh lemah itu dengan tubuh kekarnya yang mampu menahan rasa sakit apapun itu. Dahyun benar-benar terluka menatap tubuh kecil itu yang merasakan rasa sakit. Apalagi Dahyun sudah tau, jika anaknya mengalami depresi karena terlalu lama menangis.
Apakah merindukan sang Ibu membuat anaknya menangis sepanjang malam? Sebegitu inginnya kah anaknya itu untuk bertemu Ibunya?
Dahyun menghela napas kasar, memijit pangkal hidungnya, merasa bersalah karena tidak mau menuruti keinginan anaknya. Padahal selama ini, apapun yang bocah kecil itu inginkan, pasti langsung dikabulkan dalam sekali jentik jarinya. Bahkan kedua orang tuanya juga berlaku sepertinya. Namun, untuk keinginan Zaki kali sangat bertentangan dengan Egonya.
Walaupun hanya untuk bertemu Sana, wanita yang Zaki anggap sebagai Ibunya itu membuat Dahyun mengeraskan hati dan Egonya. Bukan karena apa, Dahyun masih ingat janjinya dulu untuk menjauhkan Zaki dari Sana. Dan sekarang Dahyun sedang menepati janjinya itu.
Dahyun melangkah mendekat, menunduk mengecup kedua pipi tembem anaknya "I love you so much my little boy" Ucapnya lalu duduk, memegang tangan mungil Zaki, menyimpan kepalanya di bibir ranjang kemudian memejamkan matanya menuju ke alam mimpi
Kamis pukul 07.00 KST
Tangan mungil itu sedikit bergerak sehingga tangan kekar yang memegangnya ikut bergerak seiring kedua mata Dahyun perlahan terbuka lebar. Tatapan mata Elang Dahyun terpaku menatap tangan mungil di genggamannya yang semakin bergerak menandakan jika sebentar lagi anaknya akan sadar dari komanya selama dua hari dia malam.
Dahyun bergegas menekan tombol diatas brankar. Senyum tipis tercipta disudut bibirnya saat melihat mata mungil itu perlahan-lahan mengerjap lemah.
"Da-daddy?" Gumam Zaki dengan suara terbata, lemah. Mata sayu itu menatap binar Dahyun.
Dokter Andre dan satu perawat masuk dengan napas terengah karena berlari. Dokter Andre menyuruh Dahyun menyingkir lalu memeriksa keadaan keponakannya dengan senyum penuh rasa syukur. Si perawat pun mencatat apa saja yang dikatakan Dokter Andre.
"Keadaan tubuhnya sudah membaik. Nanti tinggal memeriksa mentalnya. Tunggu sampai tenaganya sudah lebih kuat. Aku akan menghubungi temanku, Dokter bagian psikolog yang akan membantu menangani depresi Zaki. Aku akan menghubungimu dan mempertemukan kalian berdua" Ucap Dokter Andre lalu pamit keluar bersama si perawat setelah mendapat anggukkan Dahyun
"Daddy, aku melindukanmu" Zaki merentangkan tangan kirinya meminta dipeluk seperti kebiasaannya ketika bangun dari tidur
Dahyun terkekeh, menunduk memeluk gemas anaknya "Aku juga merindukanmu, boy" Balasnya mengecup puncak kepala anaknya
Zaki melepas pelukannya, menatap serius Ayahnya. Ada banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan kepada Ayahnya "Daddy, Zaki ingin beltanya. Tapi, Daddy janji dulu jangan memalahi Zaki"
Dahyun pun mengangguk, membalas tatapan serius anaknya. Dalam hatinya, Dahyun sangat bahagia melihat wajah serius anaknya. Dimatanya, tatapan itu terlihat sangat mengemaskan.
Zaki menelan ludah susah payah, menatap kedua bola mata Ayahnya yang mirip dengan kedua bola matanya "Apakah... Apakah benal, jika Zaki adalah anak yang tidak diinginkan oleh Ibu kandung Zaki sendili?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Depend On You
RomansMAFIA "Aku tidak akan pernah menikah" Itu adalah prinsip yang dipegang kuat oleh Kim Dahyun Leader Mafia Wilayah Selatan Amerika Serikat. Namun, karena kejadian malam itu membuat Dahyun harus bertanggung jawab atas kehamilan seorang model yang berna...