Part 16

3.3K 225 84
                                    

JASON DERULO - SAVAGE LOVE

💚

Hari demi hari berlalu begitu cepat. Hingga tiba hari ini, dimana Zaki akan melakukan pemeriksaan pertama untuk kesehatan mentalnya. Depresi yang diderita pria kecil itu memang hanya masuk kategori 'ringan'. Namun, bisa berakibat fatal jika tidak segera diatasi.

Hari pertama, Dahyun yang mendampingi Zaki pergi ke Rumah Sakit. Sana tidak bisa ikut. Karena harus melakukan pemotretannya. Zaki menanyakan kehadiran Ibunya dan Dahyun langsung memberi pengertian. Zaki pun meminta Dahyun untuk menghubungi Ibunya agar menemani proses pemeriksaannya.

Dokter Mika sebagai Dokter spesialis bagian Psikolog menyudahi proses pemeriksaan kemudian duduk di kursi kebesarannya "Aku bingung. Biasanya anak yang mengalami depresi bisa semakin parah jika tidak cepat diobati. Tapi Zaki, Depresinya sedikit demi sedikit menghilang sendiri. Bahkan bisa hilang tanpa diobati. Apakah Zaki sudah berdamai dengan orang yang membuat kesehatan mentalnya terganggu?"

Dahyun mengetuk-ngetuk dagunya, berpikir keras. Sana? Apakah Sana? Mungkin! "Iya. Mungkin Anakku sudah berdamai dengan Ibunya yang baru saja dia ketahui keberadaannya"

Dokter Mika mengangguk "Berarti kehadiran Ibunya punya pengaruh yang kuat untuk kesembuhan mental Zaki. Kalau begitu, Minggu depan anda bisa membawa Zaki kembali kesini. Walaupun depresinya bisa menghilang dengan kehadiran Ibunya kita tidak bisa lalai. Aku sarankan agar anda tidak membuat Zaki menangis dan anda harus selalu membawa Zaki ke lingkungan segar, seperti liburan dialam terbuka agar pikirannya tetap stabil"

"Terima kasih banyak, Dokter Mika. Dokter Andre mengirim salam untuk Dokter" Seringai jahil Dahyun tercipta disudut bibirnya. Dahyun tau jika kakak angkatnya dengan Dokter Mika sedang menjalin hubungan.

Zaki datang diantar oleh perawat dan langsung meminta digendong Dahyun.

Wajah Dokter Mika langsung memerah seperti tomat, tersipu malu, Dokter Mika berdiri mengantar Dahyun dan Zaki keluar "Zaki, jangan menangis lagi, okey? Zaki harus selalu tersenyum apapun yang terjadi.

"Siap Aunty. Telima kasih. Zaki pulang dulu. Bye" Ucap Zaki sambil melambaikan tangannya

Dahyun terkekeh mengecup pipi tembem Zaki "Sopan sekali pria kecil Daddy. Siapa yang mengajari Zaki?"

Zaki bersedekap, ditangan kanannya ada handphone Dahyun, tangan kirinya mengetuk-ngetuk dagu mungilnya "Nenek A dan Nenek J. Kata Nenek J, Zaki halus beltelima kasih sesudah dipeliksa Doktel lalu kata Nenek A, Zaki halus pamit kalau mau pulang" Katanya kembali mengotak-atik ponsel Dahyun

Dahyun semakin merasa gemas dengan kelakuan anaknya yang sangat cute. Ketika berbicara, kedua belah bibir Zaki sedikit maju ke depan sehingga ada beberapa air liurnya yang keluar tersembur karena susah menyebut huruf R.

"Mommy belum menghubungi Zaki kembali. Apa Mommy sedang bekelja?" Tanya Zaki menatap wajah tampan Ayahnya

Dahyun mengangguk, mendudukkan Zaki dikursi penumpang lalu memakaikan seatbelt "Yes. Nanti Mommy Zaki datang ke Mansion setelah selesai bekerja" Jawabnya, perlahan-lahan melajukan mobilnya meninggalkan parkiran Rumah Sakit

Zaki mengangguk girang kemudian mengambil Ipadnya diatas Dashboard. Dahyun menoleh mengamati anaknya yang suka sekali bermain game.

Depend On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang