Author POV
Setelah hampir 2 minggu Jeonghan di rawat di rumah sakit, akhirnya Jeonghan sudah boleh pulang kerumah. Jeonghan masih belum sembuh total tentunya, terutama di bagian pergelangan kakinya, Jeonghan masih merasakan sakit di pergelangan kakinya jika harus banyak berjalan.
Saat Jeonghan masih dalam pemulihan, Seungcheol lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah, bahkan dia rela kerja dirumah hanya untuk menemani Jeonghan. Bukan berarti dia tak percaya dengan Eommanya, namun hatinya tak nyaman jika tidak menjaga Jeonghan secara langsung.
Mengenai Doyoon, beruntung Yunho memiliki teman yang bekerja di kepolisian, jadi tak sulit untuk melacak keberadaan Doyoon. Iya seperti yang kalian tebak, Doyoon sudah ditahan. Dia juga tak memberikan perlawanan saat polisi menemukannya.
Dan hari ini, Seungcheol berniatan untuk bertemu dengan Doyoon untuk terakhir kalinya. Menurut Seungcheol, Doyoon hutang maaf kepada Jeonghan. Namun Seungcheol sedikit ragu, dia ingin mengajak Jeonghan, tapi pasti berat untuk Jeonghan sendiri.
"Hannie... kau merasa lebih baik sekarang?" Tanya Seungcheol.
"Iya, Cheollie... ini sudah pertanyaan ke-5 hari ini..." Ucap Jeonghan yang kini sedang menggunakan dada bidang Seungcheol untuk dijadikan sandaran kepalanya, sambil memegang jemari tangan Seungcheol yang melingkar di perutnya.
"Kkk~ aku kan hanya memastikan, sayang..." Ucap Seungcheol yang memberikan cubit pelan di hidung Jeonghan, sedangkan Jeonghan semakin mengerucutkan bibirnya.
"Emmm.... Hannie mau temani aku hari ini?" Tanya Seungcheol.
"Eum? Kemana?" Tanya Jeonghan yang mendongak menatap Seungcheol.
"Menemui Doyoon." Elusan tangan Jeonghan seketika berhenti, tubuhnya menegang ketika mendengar nama tersebut.
"Dia hutang maaf padamu, Hannie..." Ucap Seungcheol yang sekarang memberi elusan pada tangan Jeonghan.
"Ak-aku sudah memaafkannya, Cheollie..." kini Jeonghan menunduk dan kembali memainkan jemari Seungcheol.
Seungcheol memberi kecupan di puncuk kepala Jeonghan.
"Tidak apa-apa kalau kau tidak mau ikut, Hannie...
Kau dirumah saja ya dengan Eomma?
Aku tidak akan lama, lagi pula kakimu masih belum sembuh total." Ucap Seungcheol."Tidak... apa-apa jika aku tidak ikut?" Tanya Jeonghan yang kini kembali mendongakkan kepalanya guna melihat Seungcheol.
"Tidak apa-apa, Hannie ku sayang..." Ucap Seungcheol yang semakin merapatkan pelukannya.
"Baiklah kalau begitu aku siapkan baju untukmu dulu ya.."
"Tidak, tidak usah... kau duduk saja disini jangan begerak, aku siapkan sendiri." Memang berlebihan Choi Seungcheol ini, padahal Jeonghan hanya cidera, bukan lumpuh.
..
.
Disinilah Seungcheol berada, kantor polisi. Sudah hampir 5 menit Seungcheol dan Doyoon saling bertatapan, namun tak ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka.
"Kenapa kau melakukannya?"
"Kenapa kau harus menyakiti Jeonghan?"
"Apa yang membuatmu tega melakukan itu?"
"Kenapa kau-""Dia merebutmu dari ku, Seungcheol! Dia merenggut kebahagiaanku! Aku hanya ingin bahagia, kenapa itu sangat sulit bagiku?!"
"Jeonghan tidak merebut apapun darimu. Dia tidak merebut kebahagiaanmu. Kau yang merenggut kebahagiaanmu sendiri."
"Saat kau punya segalanya, saat kau punya kebahagiaanmu, kau lebih mengutamakan egomu dan membuat semua kebahagianmu pergi. Bagaimana bisa kau menyalahkan orang lain atas perbuatanmu sendiri?"
"Seungcheol!"
"Bahkan setelah kau kehilangan kebahagiaanmu, kau juga ingin merenggut kebahagiaan orang lain?"
"Bagaimana kau bisa sekejam ini, Seungcheol? Aku melakukan ini semua karenamu! Aku seperti ini karena kau tak ada disisiku!"
"Lalu bagaimana dengan Yao Mingming?"
"Dia... dia meninggalkanku.
Oleh sebab itu aku membutuhkanmu, Seungcheol.""Tapi aku tidak membutuhkanmu. Aku tidak mau lagi berhubungan dengan orang yang mencelakakan keluargaku."
"Seungcheol.... aku...aku minta maaf, aku salah. Tapi, kumohon beri aku kesempatan..kumohon..."
"Aku sudah memaafkanmu, namun setelah kau mencelakakan Jeonghan, kurasa aku tak akan bisa memaafkanmu lagi."
"Enyahlah, Doyoon. Aku tak mau melihatmu lagi."
..
.
Seungcheol sudah sampai dirumahnya, namun dia masih belum keluar dari mobil miliknya. Dia baru saja menguras emosinya untuk bertemu dengan Doyoon. Otot-otot di wajahnya masih terlihat keras karena menahan emosinya. Dia keluar dari mobil dan mencari Jeonghan didapur, namun dia tak menemukannya. Dia pun naik keatas dan masuk kekamarnya.
Dia menemukan Jeonghan yang tengah membereskan baju milik Seungcheol dengan posisi membelakangi pintu kamar. Seungcheol langsung menghampirinya dan memeluk Jeonghan dari belakang.
"Astaga, Cheollie...
Sebentar biar aku bereskan bajumu dulu..""Biarkan seperti ini dulu,Hannie..."
Jeonghan tau Seungcheol sedang tidak baik-baik saja. Jeonghan bisa merasakan nafas Seungcheol yang terasa berat.
Jeonghan melepas pelukkan Seungcheol dan menghadap Seungcheol. Dia meletakan kedua tangannya di pipi Seungcheol.
"Cheollie, bisa menunduk sedikit?" Tanya Jeonghan dan Seungcheol langsung melakukannya.
Jeonghan memberikan kecupan dalam di dahi Seungcheol.
"Kakiku masih sakit, jadi aku tidak bisa berjinjit." Ucap Jeonghan sedangkan Seungcheol masih dengan posisi menunduk menatap lekat mata Jeonghan.
"Kau sudah melakukan yang terbaik, Cheollie..." Ucap Jeonghan yang memberikan senyum pada Seungcheol.
Seungcheol kembali memeluk Jeonghan dan menyamankan kepalanya di bahu mungil Jeonghan, menghirup aroma yang selalu membuatnya tenang.
Jeonghan Tak butuh penjelasan untuk mengetahui apa yang Seungcheol alami saat ini.
Dan Seungcheol tak perlu menerima kata penenang yang panjang, untuk menenangkan hatinya.
'Kau sudah melakukan yang terbaik, Cheollie.'
Kalimat itu sudah cukup untuk nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Their Story -Jeongcheol-
Romance"Jangan mengharapkan cinta dariku, Jeonghan." "Aku tau, Seungcheol. Karena hatimu hanya untuknya." Menikah karena di jodohkan oleh kedua orang tua mereka, karena janji. Seungcheol yang sudah memiliki kekasih, harus merelakan hubunganya dengan kekas...