Him Prt. 2 (16)

7.6K 713 78
                                    

Author POV

"Bekal ini lagi?" Tanya Seungcheol.

"Iya, dan dia meninggalkan catatan kali ini." Ucap Sekertaris Seungcheol

'Ini makanan kesukaanmu, dimakan ya?'

Begitulah catatan yang tertulis pada secarik kertas yang memang sengaja di berikan dari si pengirim bekal.

"Ini buatmu saja, aku sudah membawa bekal dari istriku. Jika dia mengirim lagi, tolong jangan di terima." Ucap Seungcheol yang memijat dahinya.

Pasalnya, bekal itu selalu di kirim selama 5 hari ini setiap jam makan siang. Namun setiap Seungcheol bertanya siapa pengirim bekal itu, tak ada satupun yang tau siapa yang mengirimkannya.

Seungcheol duduk di bangkunya dan menatap langit-langit ruangannya. Memikirkan siapa yang mengirimkan bekal itu, bahkan sampai tau makanan kesukaan Seungcheol.

~Ring ring~
1 panggilan masuk ke ponsel Seungcheol, dan nampaknya ini adalah nomor telepon umum.

'Halo?'

.......

'Halo, ini siapa?'

.......

'Maaf jika tidak ada keperluan,
Saya tutup'

'Syukurlah kau belum mengganti
Nomor teleponmu.'

'Do-doyoon?'

'Aku merindukamu,Seungcheol'

.....

'Seungcheol, aku minta maaf. Aku memang
Egois, aku tidak seharusnya melakukan
Itu kepadamu. Aku salah, aku minta maaf.
Bisakah kita kembali seperti dulu?
Bisakah kita memulainya dari awal lagi?
Tak ada satu orangpun yang bisa mengganti
Kan mu, Seungcheol. Aku sangat mencintaimu.
Kau mau kan mengulang-'

'Kau yang mengirim bekal makan
Siang selama 5 hari ini?'

'Iya, itu aku. Apa kau menyukainya?
Itu makanan kesukaanmu.
Anggap saja sebagai awal
Dari permintaan maafku-'

'Mulai besok kau tidak perlu
Repot-repot mengantarkan bekal itu.
Aku tidak memakannya, karena Jeonghan
Sudah membawakan bekal untukku.'

'Seungcheol? Kau sudah benar-benar
Melupakanku? Aku mencintaimu!
Dan aku tau kau juga masih mencintaiku!'

'Bukankah aku pernah mengatakan,
Bahwa aku menyesal pernah mencintaimu?'

'Seungcheol!
Aku bilang aku minta maaf!'

'Aku memaafkanmu, Doyoon.
Tapi ku mohon, jangan mengganggu
Hidupku lagi.
Aku bahagia dengan apa yang aku
Miliki sekarang.'

'Ba-bagaimana dengan ku?!
Kau tidak memikirkanku?!
Aku tidak bahagia karena kau tidak ada
Di sisiku, Seungcheol!'

'Maaf, Doyoon.
Tapi aku sudah bahagia dengan
Jeonghan.'

'Jeonghan, Jeonghan,Jeonghan terus!
Berhenti menyebut nama jalang itu!'

'Doyoon!!'

'Kau hanya milikku, Seungcheol!
Tidak ada yang boleh memilikimu
Selain aku!'

"Cheollie, hari kita jadi pergi ke Aquarium kan?" Jeonghan masuk kedalam ruangan Seungcheol dengan senyuman yang menghiasi wajah indahnya.

Seungcheol membalas senyuman Jeonghan dan mengangguk, melihat Jeonghan sebahagia ini membuatnya lupa akan segala hal, termasuk seseorang yang menjadi lawan bicaranya di telepon.

Tut...tut...tut...

Tidak sesuai ekspetasi Seungcheol, dia pikir dia lah yang akan mengakhiri perbincangan antara dirinya dengan Doyoon. Namun nyatanya, Doyoonlah yang mengakhiri perbincangan itu.

"Oh? Kau sedang menelepon? Maaf aku terlalu bersemangat." Ucap Jeonghan yang menghampiri Seungcheol.

Seungcheol hanya menggelengkan kepalanya lalu mengecup dahi Jeonghan. Sudah jadi kebiasaan bagi Seungcheol untuk selalu memberikan kecupan di dahi, pipi, dan kedua mata Jeonghan jika dia baru pulang kerja.

"Kapan kita berangkat?" Tanya Jeonghan dengan wajah yang gembira.

"Nanti Jeonghan, aku makan dulu, ya?" Ucap Seungcheol yang membelai rambut Jeonghan.

Seketika senyuman di bibir Jeonghan luntur.

"Jeonghan?" Ucap Jeonghan dengan bingung.

"Hm? Kenapa?" Tanya Seungcheol yang juga tak kalah bingung.

"Kenapa Jeonghan?" Tanya Jeonghan lagi ditambah dia memiringkan kepalanya kekiri.

"Karena namamu Jeonghan." Ucap Seungcheol yang kini melingkarkan lengan kekarnya di pinggang Jeonghan.

"Ke-kenapa tidak Hannie?" Ucap Jeonghan yang kini menundukkan kepalanya dan memainkan ujung bajunya.

Lesung pipi Seungcheol kembali terlihat, otot-otot pipinya tak mampu menahan senyum di bibir Seungcheol.

"Kau bilang, kau tidak suka di panggil Hannie kan?" Ucap Jeonghan yang kini semakin mengeratkan lengannya di pinggang ramping Jeonghan.

"Kalau Cheollie yang panggil, Hannie suka." Ucap Jeonghan dengan suara yang kecil, namun mampu menambah rasa gemas pada diri Seungcheol.

'Mati aku, mati aku, aku bisa mati kalau Jeonghan seperti ini terus'

Seungcheol kini meletakan dagunya di bahu Jeonghan. Berusaha mengatur nafas agar jantungnya juga dapat berdetak dengan normal.

"Baiklah kita makan dulu, setelah itu kita pergi, oke Hannie?" Ucap Seungcheol yang kini kembali menatap wajah Jeonghan.

Senyuman Jeonghan kembali muncul seketika.

"Oke Cheollie!!" Ucap Jeonghan dengan semangat dan tak lupa memberi kecupan di pipi kanan Seungcheol.

Jantung Seungcheol? Hah... jangan ditanya, sepertinya tak ada gunanya mengatur detak jantungnya tadi karena jantungnya kembali berdetak cepat.





Their Story -Jeongcheol-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang