Convince Prt.2 (15)

9K 730 32
                                    

Author POV

malam ini merupakan malam yang biasa bagi mereka di luar sana, tapi bagi Jeonghan dan Seungcheol, malam ini adalah malam yang sangat spesial.

"Kau tidak suka nanas?" Tanya Seungcheol

"Bukan tidak suka, tapi tidak bisa. Aku alergi nanas." Ucap Jeonghan.

"Hmm...kalau begitu... apa makanan kesukaanmu?" Tanya Seungcheol yang mengusap rambut Jeonghan menggunakan tangan kanannya yang sekaligus dijadikan bantalan untuk kepala Jeonghan.

"Pasta!!" Ucap Jeonghan dengan semangat.

Seungcheol menyubit gemas pipi Jeonghan dan memberi kecupan di dahi Jeonghan.

"Menggemaskan..." Ucap Seungcheol. Wajah Jeonghan terasa panas, dia menyembunyikan wajah merahnya kedalam pelukan Seungcheol.

"Jeonghan... mau kerumah eomma?" Tanya Seungcheol.

Jeonghan langsung mengangkat kepalanya menatap Seungcheol.

"Mau..." Ucap Jeonghan pelan. Karena jujur saja, dia sangat merindukan keluarganya.

"Besok mau? Kita pergi bersama." Ucap Seungcheol yang sekarang mengusap bahu mungil Jeonghan.

Jeonghan mengangguk dengan cepat, tidak lupa dengan senyuman dan mata yang berbinar. Karena dulu Seungcheol sangat jarang mengunjungi rumah mertuanya, biasanya Jeonghan pergi sendiri.

"Eum...tapi, Cheollie...." senyuman Jeonghan luntur, dia tampak tidak yakin.
"Hm? Ada apa?" Tanya Seungcheol.

"Soonyoung..." Ucap Jeonghan.

Jeonghan tidak perlu mengucapkan banyak kata-kata, Seungcheol sudah tau. Soonyoung pasti sangat tidak mengharapkan kedatangannya. Jeonghan juga sangat tau bahwa adik satu-satunya itu sangat membenci Seungcheol.

"Kau tahu? Soonyoung pernah datang ke kantorku 2 kali. Yang pertama ditambah dengan pukulan darinya." Ucap Seungcheol yang tersenyum menatap Jeonghan.

"Soonyoung memukulmu? Ah, hari saat kau pulang dalam keadaan mabuk itu?" Ucap Jeonghan yang melebarkan matanya. Seungcheol hanya menggangguk, tak lupa dengan senyumnya.

"Ah iya, kau belum sempat menjawab waktu itu. Kenapa Soonyoung memukulmu?" Tanya Jeonghan yang sedikit mendongakkan kepalanya agar bisa melihat wajah Seungcheol.

"Dia marah karena aku menyakitimu. Lalu yang kedua, hari saat aku pergi ke tokomu untuk pertama kalinya." Ucap Seungcheol.

"Apa dia memukulmu lagi?" Tanya Jeonghan dengan raut wajah khawatir.

"Tidak, dia hanya ingin memastikan bahwa aku tidak main-main denganmu. Dia bilang, jika aku melukaimu lagi, dia akan memukulku sebanyak-banyaknya." Ucap Seungcheol yang kembali mengelus rambut Jeonghan.

"Aish... anak itu selalu tempramen. Maafkan Soonyoung ya, Cheollie?" Ucap Jeonghan.

"Kenapa harus minta maaf? Dia tidak salah, Jeonghan.... dia hanya tidak mau hyungnya disakiti." Ucap Seungcheol yang merapatkan
Pelukannya pada Jeonghan.

"Sekarang tidur ya? Besok kita kerumah eomma." Ucap Seungcheol yang dibalas dengan anggukan Jeonghan.
.

.

.

Hari ini, Seungcheol bangun lebih pagi dari Jeonghan. Karena pada pukul 5 pagi, Seungcheol pergi ke toilet dan rasa kantuknya hilang. Dia sudah menggunakan waktu kurang lebih 1 jam hanya untuk memandangi wajah Jeonghan dan sesekali mengelus pelan bahu atau rambut Jeonghan saat tidur Jeonghan sedikit terusik. Mungkin terlihat berlebihan, tapi itu nyatanya.

Their Story -Jeongcheol-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang