Truth Pt.2 (5)

9K 937 8
                                    

Author POV

Jeonghan dan Yoona sudah sampai dirumah keluarga Yoon. Setelah Jeonghan memeluk eommanya itu, ia langsung naik menuju kamar sang adik, sedangkan Yoona berbincang dengan Joo Hyun di ruang keluarga.

"Youngie..." Panggil Jeonghan.

"Jeonghan hyung!!! Aku merindukanmu sungguh!!!" Ucap Soonyoung yang berlari dan langsung memeluk hyung satu-satunya itu.

"Aishh... aku baru juga sampai,dasar bayi besar. Kau berlari? Kau bohong ya? Supaya hyung mu ini datang, yakan?" Ucap Jeonghan yang menepuk punggung adiknya.

"Tidak, aku benar-benar sakit. Pegang dariku, panaskan?" Ucap Soonyoung yang menarik tangan Jeonghan ke keningnya yang hangat.

"Kkk~baiklah aku percaya. Aku buatkan bubur ya? Kau tunggu disini,oke?" Ucap Jeonghan yang dibalas oleh anggukan Soonyoung.

Saat Jeonghan memutar badannya, tiba-tiba saja Jihoon, kekasih Soonyoung menubrukkan badannya dan memeluk Jeonghan.

"Aigoo hoonie, kau membuatku terkejut. Ada apa dengan kalian berdua? Serindu itukah dengan ku?" Ucap Jeonghan yang mengusap punggung mungil Jihoon.

"Nde, sangat merindukanmu." Ucap Jihoon yang menengelamkan wajahnya pada bahu Jeonghan.

"Aku juga  merindukanmu. Sekarang biarkan aku memasak bubur untuk si bayi besar ini. Oke?" Ucap Jeonghan yang kemudian Jihoon merencanakan pelukannya.

Jeonghan pun keluar dari kamar Soonyoung.
"Uji, kau kenapa?" Tanya Soonyoung yang mengangkat pipi Jihoon.

"Tidak,tidak apa-apa. "Ucap Jihoon.

Jihoon takut.
Jihoon takut Soonyoung akan marah besar jika tahu tentang Seungcheol. Tapi mau bagaimana? Iya harus memberitahukan ini, karena ini menyangkut tentang Jeonghan.
.
.
Jeonghan sedang memasak bubur untuk adiknya, sudah 15 menit ia berkutak di dapur dan sekali kali ikut tersenyum saat mendengar kedua eommanya yang sedang berbincang.

"Joo Hyun kau tahu? Kami sekeluarga sangat menyukai masakan Jeonghan." Ucap Yoona.

"Benarkah? Disini pun begitu. Bahkan dia masak jauh lebih baik dari padaku." Ucap Joo Hyun.
"Oh ya? Wah, dia memang sudah pantas menjadi eomma." Ucap Yoona.

Jeonghan terdiam mendengar pernyataan Yoona. Jeonghan bukannya tidak siap menjadi seorang ibu, ia 100% siap. Tapi bagaimana bisa ia memiliki anak, jika Seungcheol saja sama sekali tidak mencintainya? Bagaimana bisa ia menjadi seorang eomma jika anaknya sendiri saja tidak diinginkan oleh appanya?
.

.
Jeonghan pun memberikan bubur buatannya kepada Jihoon, dan ia pun kembali kerumah bersama Yoona.

Disisi lain, Jihoon sedang bersama Soonyoung, dengan 1 mangkuk bubur buatan Jeonghan. Ia sedang memikirkan, bagaimana caranya ia menceritakan tentang Seungcheol.

"Uji, rahangku pegal." Ucap Soonyoung, karena ia sudah membuka mulutnya sekitar 2 menit tetapi Jihoon tak kunjung memasukkan sendok kedalaman mulut Soonyoung.

"Ah, mian." Ucap Jihoon yang langsung memasukkan sendok kedalam mulut Soonyoung.

"Kau kenapa? Dari tadi keliatan murung. "Ucap Soonyoung yang meletakkan mangkuk itu ke meja, dan memegang jemari Jihoon.

"Aku ingin bicara denganmu. Tapi janji tidak akan marah?" Tanya Jihoon.

"Kenapa? Ada yang menyukaimu? Mana orangnya? Biar kupukul dia." Ucap Soonyoung dengan senyumnya.

"Ini tentang Seungcheol hyung." Ucap Jihoon.

Mendengar nama itu, sudah pasti Jihoon membawa berita buruk. Senyum Soonyoung menjadi luntur ditutupi dengan wajah yang meminta penjelasan lebih.

"Aku sedang bersama Wonu tadi. Aku ingin mengambil gitar ku yang baru saja di perbaiki. Kami jalan kaki karena udaranya sangat menyejukkan dan jaraknya tidak terlalu jauh. Namun, aku melihat Seungcheol hyung sedang makan di sebuah restoran dengan Doyoon hyung. Aku bertanya pada Wonu karena aku takut salah lihat, tapi ternyata Wonu juga yakin bahwa itu Seungcheol hyung. Awalnya kami pikir, mereka hanya ingin menjalin hubungan baik dengan cara makan bersama pasca pernikahan Seungcheol hyung dan Jeonghan hyung. Namun tiba-tiba, Seungcheol hyung mengecup Doyoon hyung, pas di bibirnya." Ucap Jihoon. Ia merasakan tangannya di genggam erat oleh Soonyoung, karena Soonyoung sedang menahan marahnya.

Jihoon mengelus pelan punggung tangan Soonyoung guna meredakan emosi kekasihnya itu.

"Bukannya mereka sudah putus? Beraninya Seungcheol bermain di belakang hyungku!" Ucap Soonyoung. Bisa dilihat perubahan pada dirinya, matanya menjam, nafasnya memburu, tubuhnya memanas. Sudah di pastikan jika ada Seungcheol di harapannya, dia pasti sudah menghabiskan kakak ipar yang tidak pernah ia anggap sebagai kakak iparnya itu.

"Wonu sudah bilang pada Mingyu, dan Mingyu bilang dia akan membicarakannya pada Siwon abonim." Uca Jihoon.

"Eomma dan appa tau?" Tanya Soonyoung sedang memejamkan matanya dan berusaha mengatur nafasnya.

"Tidak, kurasa tidak perlu. Kemarahan Siwon abonim kurasa sudah mewakili kekecewaan kita semua." Ucap Jihoon.

"Iya, tapi tidak dengan kekecewaanku." Ucap Soonyoung yang membuka matanya yang penuh amarah.

Their Story -Jeongcheol-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang