Cerita ini adalah lanjutan kisah cinta mereka yang tertulis di buku pertamanya 'My Idol and I' jadi disarankan untuk membaca buku pertamanya terlebih dahulu tapi jika tidak mau tidak apa-apa.
***
Kisah asmara antara Kirana Nada yang berprofesi seba...
Cerita hanyalah imajinasi semata, jika ada kesamaan waktu, tempat dan nama tokoh itu adalah sebuah kebetulan. Dilarang mengcopy paster cerita, walau aku tidak tau tapi Tuhan MahaTahu.
Untuk kehaluan waktu dan tempat kami persilakan ...
HAPPY READING ...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1
"Mengenalmu adalah sebuah kebahagian bagiku ...
Berada disekitarmu adalah kebahagiaan bagiku ...
Aku mulai egois untuk terus berada disisimu ..."
-Seventeen - Habbit-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jepret ... jepret ...
Tidak terhitung lagi berapa banyak foto yang diambil oleh Nada. Saat ini dia berada dibalkon rumah keluarga angkatnya. Profesinya sebagai aktris, mengharuskan dirinya untuk selalu berkabar dan berinteraksi dengan para pengikutnya, saat ini ia ingin menggatakan jika dirinya memiliki hari yang begitu indah.
Kini sudah waktunya Nada kembali masuk ke dalam kamar karena tubuhnya tidak kuat lagi untuk menahan terpaan angin malam yang begitu dingin mengenai kulit putih mulusnya. Ia juga hanya memakai kaos oversize berwarna kuning dan celana pendek hitam, jika sedang berada di Indonesia maka akan baik-baik saja baginya keluar dengan setelan pakaian seperti itu.
"Jam berapa kau sampai?" tanya seorang wanita, keluar dari kamar mandi.
Nada yang sudah terbaring di kasur, hampir saja menjatuhkan handphone dari genggamannya yang berada tepat di atas wajahnya. Pertanyaan itu keluar dari mulut sang kakak angkat Nada yang bernama Yuri dengan Marga Kim. Nada yang tidak menyadari kedatangan kakaknya melayangkan tatapan bingung. "Sejak kapan eonni pulang?"
Yuri, sang kakak angkat mendudukan dirinya di depan meja rias, mengambil sebuah hairdyer yang terpantri di dinding untuk mengeringkan rambut hitam panjangnya yang basah. "Segitu asiknya kamu sampai tidak sadar eonni* sudah pulang?" tanya Yuri manatap Nada dari pantulan cermin. Yang ditanya hanya memberikan senyum kudanya sebagai jawaban.
