WKoF : Pertemuan

44 7 0
                                    

PERINGATAN!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PERINGATAN!

Cerita hanyalah imajinasi semata, jika ada kesamaan waktu, tempat dan nama tokoh itu adalah sebuah kebetulan. Dilarang mengcopy paste cerita, walau aku tidak tau tapi Tuhan MahaTahu.

Untuk kehaluan waktu dan tempat kami persilakan ...

HAPPY READING ...

2

"eh?" Nada tidak mempercayai apa yang ia dengar saat ini, bagaimana bisa Woozi mengajak bertemu orang tuanya begitu tiba-tiba dan lagi keduanya belum pernah membahas hal sejauh itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"eh?" Nada tidak mempercayai apa yang ia dengar saat ini, bagaimana bisa Woozi mengajak bertemu orang tuanya begitu tiba-tiba dan lagi keduanya belum pernah membahas hal sejauh itu. Nada benar-benar tidak habis pikir.

Sedangkan woozi, ia tengah melihat jadwalnya seminggu kedepan. Dirinya hanya ingin memastikan jika apa yang di otaknya benar atau tidak. "aku memiliki waktu senggang yang banyak jadi tidak masalah jika aku pulang dan mengajakmu kerumah," jelas Woozi.

pria itu bangkit dari sofa, bersiap untuk pulang ke dorm, ia kembali mengenakan jaket yang sempat di letakkan dan juga mengambil topi di meja sofa.

"t-ta-tapi ini terlalu tiba-tiba, aku bahkan tidak tau harus bagaimana nantinya," Nada sangat panik hingga ia tidak bisa lagi berpikir jernih. Banyak sekali pikiran yang menghambat dirinya untuk berpikir jernih saat ini. "aku tidak bisa, a-ak-aku ... aku ...."

Woozi jadi mengurungkan niatnya untuk membuka pintu studio setelah menangkap kegudahan yang dirasakan oleh Nada, lalu ia membuang napasnya kasar. "apa yang membuatmu khawatir?"

Tentu saja gadisnya itu ragu untuk menceritakan lebih detail kegelisahannya. Nada berpikir sejenak seraya memainkan kuku panjangnya, ia juga tidak mengerti kenapa begitu khawatir tapi dia juga cukup khawatir tentang banyak hal. "banyak! Aku harus bawa apa. Pakai baju apa, dan aku gak tau apapun tentang kedua orang tuamu, oppa."

Lagi-lagi Woozi menghela napas mendengar penuturan Nada. Menurutnya pola pikir seorang wanita itu benar-benar rumit untuk dipahami. Mempermasalahkan hal yang tidak perlu untuk dipermasalahkan, contohnya. "bawa apa saja. baju senyamannya kamu gimana. Orang tuaku tidak perlu kamu khawatirkan selama ada aku," ucap Woozi setelah mendudukan diri kembali di sofa.

What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang