Part Bonus

25 5 0
                                    

PERINGATAN!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PERINGATAN!

Cerita hanyalah imajinasi semata, jika ada kesamaan waktu, tempat dan nama tokoh itu adalah sebuah kebetulan. Dilarang mengcopy paste cerita, walau aku tidak tau tapi Tuhan MahaTahu.

Untuk kehaluan waktu dan tempat kami persilakan ...

HAPPY READING ...

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh ... oppa sudah bangun?" tanya Nada yang menghadap ke arah Woozi.

"Sudah jam berapa?"

"Jam 8.45, sudah malam saat aku terbangun. Dan oppa masih betah tidur, aku juga tidak enak membangunkanmu." Bola mata Nada masih menatap lekat Woozi. Sedangkan Kekasihnya itu kembali menutup matanya.

"Memang kau bangun jam berapa?"

"Jam 6.50. kalau tidak salah."

"Dan selama itu kamu menatap wajahku?" tanya Woozi yang diangguki oleh Nada. "Kamu tidak ada niatan ingin bangun?"

"Wae?"

"Tanganku sakit," ringgis Woozi.

Dengan cepat Nada mengankat kepalanya agar Woozi dapat menarik tangan miliknya. Nada juga meminta maaf kepada Woozi sebab itu terjadi karena dirinya yang sangat betah melihat kekasihnya terlelap sampai-sampai 2 jam berlalu begitu saja. "Mau ku pijat?"

Woozi segera memberikan tangannya tadi kepada Nada yang sudah terduduk diatas kasur. Saat Nada memberikan pijatan, ia terlihat sangat lihai melakukannya. Bola mata Woozi terkunci melihat wajah sang kekasih yang sedang fokus pada tangannya itu. Menurut Woozi, gadisnya itu sangat pandai memijatnya. Pegal di tangannya pun perlahan menghilang.

"Oppa, tidak lapar?" tanya Nada.

"Kau lapar?" Woozi tak merasa terkejut cuma tak percaya saja dengan gadisnya yang tidak jauh-jauh dari kata makan dan lapar. "Bersama denganmu, kerjaanku hanya makan saja. Haruskah aku membuat lagu dari kata makan untuk mendeskripsikan dirimu?"

"Ey, aku tidak sebegitunya terhadap makanan. Tapi karena memang ini adalah waktunya makan malam. Dan lagi bagus dong, dengan begitu oppa tidak terus menunda-nunda makan apalagi sampai melewatkan waktu makan. Pola makanmu itu tidak bagus tau!" omel Nada.

What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang