CHAPTER 7

502 28 0
                                    

[Author’s POV]

“Harry!!!! Harry!!!!”

“Harry!!!! Please wake up! Aku mau pulang!”

Teriakan Cassey dibarengi gedoran pintu merusak tidur Harry yang nyenyak. Harry menggerutu kesal karena berisiknya teriakan Cassey.

“Shut up, Cass!” teriak Harry lalu menutup telinganya dengan bantal.

“Harry ini sudah malam. Aku harus pulang, aku hanya minta tolong bukakan pintunya saja setelah itu aku akan pulang sendiri atau mungkin minta Kevin menjemputku. Ayolah! Please!” balas Cassey.

“Harry, ku mohon. Setelah itu kau bisa lanjutkan tidurmu!” teriak Cassey lagi.

Harry mendengus kesal, ia bangkit dari tidurnya lalu melirik jam weker di nakas yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Cukup lama memang ia tidur dari sore sampai malam. Ia membuka pintu kamarnya dengan masih hanya memakai boxer dan shirtless. Spontan Cassey yang melihat itu segera menutup kedua matanya dan berteriak.

“Aarghhhh! Harryyyyy pakai bajumu!!!!”

“Berlebihan kau! Buka matamu dan berhenti berteriak. Suara teriakkanmu merusak mimpi indahku, bodoh!” umpat Harry dengan kesal sambil menyandarkan tubuhnya di pintu kamarnya. Cassey pun membuka kedua matanya dan menatap Harry dengan ragu-ragu. Diam-diam ia memuji tubuh Harry yang atletis dan kekar itu ditambah dengan tatto-tatto itu sampai-sampai ia susah menelan ludahnya sendiri.

“Hey! Sudah puas melihat tubuhku, huh? Kau tak boleh pulang. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat dan kau harus ikut..” ucap Harry santai. Cassey pun hendak protes tapi keburu disela Harry lagi.

“Tak ada protes! Satu lagi selama kau denganku jangan pernah menyebutkan nama Kevin si brengsek itu di depanku dan kau tak boleh bersamanya lagi karena kau milikku sekarang” kata Harry dengan tegas.

“Itu namanya dua! Kau tak bisa berhitung? Dasar keriting si otak udang!” umpat Cassey dan hanya dibalas putaran kedua bola mata Harry yang tak peduli.

“Tapi Harry, aku serius. Aku harus pulang! Kedua orangtuaku pasti khawatir denganku..”

“Masa bodoh, bukan urusanku”

Jawaban Harry berhasil membuat Cassey naik pitam, ia hendak keluar dari apartemen itu entah harus membuka pintu itu secara paksa.

“Ingat! Sekali kau tak mematuhi peraturanku, kupastikan nyawa dan keluarganya akan habis malam ini!!!” ancam Harry membuatnya tak berkutik.

“Harry, Stop! Ya ! Aku tidak jadi pulang dan akan ikut denganmu. Puas kau?”pekiknya.  Cassey melipat kedua tangannya di depan dadanya lalu membanting tubuhnya ke sofa. Ia memalingkan wajah marahnya dari Harry dan Harry tertawa puas atas kemenangannya.

Kemudian Harry mengedarkan ke segala penjuru ruangannya yang tampak tak seperti semula.

“Kau apakan apartemenku?” tanyanya dan Cassey diam tak mau menjawab pertanyaannya. Ia sibuk memainkan kukunya dan berpura-pura tak mendengar suara Harry.

“Cassey, jawab pertanyaanku!” gertaknya lalu ia ikut duduk di samping Cassey, menurunkan jari-jarinya lalu menarik lengannya agar tubuhnya menghadapnya.

“Aku yang membersihkannya saat kau tidur tadi. Aku bosan dan tak ada salahnya aku membersihkan apartemenmu yang sebenarnya lebih layak dibilang kandang binatang daripada tempat tinggal manusia. Sangat jorok!” jawab Cassey dengan jujur dan terang-terangan.

“Kau tak berhak melakukan itu semua!”

“Terserah, kalau kau tak suka. Buat saja tempatmu kotor dan jorok lagi dan ku jamin aku tak akan pernah mau lagi datang kesini lagi” Cassey menatap Harry dengan tak peduli lalu memutarkan bola matanya dan memalingkan lagi wajahnya dari Harry.

You and IWhere stories live. Discover now