CHAPTER 8

556 26 0
                                    

[Cassey’s POV]

Aku bisa merasakan betapa nyenyaknya tidurku ini. Aneh! kenapa tempat yang kutiduri ini begitu nyaman dan terasa lebih luas. Aku mencoba membuka mataku perlahan-lahan dan mendapati seseorang tidur di sebelahku dengan seluruh tubuhnya tertutupi selimut. Aku segera beranjak menyadari ini bukan kamar aku melainkan kamar Harry. What the hell!

“Aaaaaarrgghh! Harryyy!!!” jeritku kencang dan langsung menutupi seluruh tubuhku dengan selimut. Pikiranku sudah kacau, takut-takut bahwa semalam Harry sudah melakukan yang ‘tidak sopan’pada tubuhku saat aku tertidur.

“Harryyy! Wake up!!!” teriakku sambil mengguncang-guncangkan tubuhnya dengan keras. Sialan! Dia masih belum bangun juga. Ku guncangkan lagi tubuhnya lebih keras sampai akhirnya..

BUKKK!!!

Haha! Dia terjatuh ke lantai dengan posisi tengkurap, ku jamin pasti kepalanya sakit terbentur kerasnya lantai.

“Cassey! Bisakah kau tidak menganggu tidurku, hah!” gerutunya sambil mengusap-ngusap keningnya dan ia kembali naik ke tempat tidur lagi.

“Harry!!! Jangan tidur lagi! Kau apakan aku semalam sampai tiba-tiba aku berada disini dan tidur denganmu! Hah! jawab aku!!!” bentakku. Aku benar-benar kesal dengan tingkahnya yang seenaknya saja.

“Kenapa kau tak antarkan aku pulang?! Cepat mengaku padaku, kau apakan aku semalam???”

“Berisik kau! Kau tertidur di mobilku semalam dan aku tak tau dimana alamat rumahmu! Daripada kau ku keluarkan dari mobilku membiarkan kau tidur di pinggir jalan jadi lebih baik kau ku bawa ke apartemenku. Aku tak lakukan apa-apa denganmu, kau pikir aku mau menyentuhmu, cih! Kalau kau tak percaya lihat saja sekarang apa kau masih memakai bajumu atau tidak!” balasnya dengan ketus, ia sandarkan punggungnya di kepala tempat tidur dan masih tetap mengusap keningnya yang sedikit benjol.

Aku membuka selimut yang menutupi tubuhku dan benar saja aku masih berpakaian lengkap dan tidak mendapati kiss mark atau apapun di tubuhku. Aku mendesah lega, kemudian ku ingat-ingat kembali kejadian semalam. Ya, semalam setelah dari klub malam Harry membawa pergi ke rumah temannya dan aku menunggunya di dalam mobil. Karena waktu itu Harry cukup lama bertemu dengan temannya aku putuskan tidur saja di mobilnya dan setelah itu aku tak tau apa-apa lagi.

“Kenapa kau tak bangunkan aku atau menelpon Kevin untuk mengantarku pulang?”tanyaku lagi masih belum terima dengan tindakannya semalam.

“Kau tertidur pulas seperti orang mati bahkan aku sudah meneriakimu berkali-kali kau tak bangun juga! Handphoneku dan punyamu sama-sama mati, bodoh! Dan lagi pula mana sudi aku menghubungi si brengsek itu!”

Karena ia tau aku tak percaya ucapannya, ia mengambil handphoneku dan miliknya di meja dan lagi-lagi ia benar handphone kami mati kehabisan daya. Aku menundukkan kepalaku ke bawah merasa malu karena sudah berprasangka buruk padanya dan membuat keningnya terluka padahal ia sudah berbuat baik padaku. Namun aku wajar berpikiran seperti itu karena banyaknya omongan buruk dengannya.

Perlahan aku mendekat ke arahnya dan memberanikan diri untuk melihatnya.

“Harry,  maafkan aku” ucapku sambil mengambil beberapa helai rambut keritingnya dan mengusapkan ke keningnya yang benjol tadi. Harry terkejut dengan tindakanku tapi kuabaikan.

“Apa yang kau lakukan?” tanyanya dan berusaha melepaskan tanganku dari keningnya.

“Sudah diam saja kau! Ini cara pertama yang dilakukan kalau kepalamu terbentur. Tujuannya agar benjolnya dan rasa sakitnya berkurang”

“Hah? Jadi ini yang kau lakukan setelah berhasil membuat keningku benjol?” gumamnya, aku pun berdiam sebentar dan menatapnya menyesal.

“Harry, maafkan aku. Aku kan sudah minta maaf, please!”

You and IWhere stories live. Discover now