CHAPTER 23

72 6 2
                                    


*Author's POV*

Suara kicauan burung berhasil mengusik alam mimpi Cassey, membuat ia terbangun dengan terpaksa. Ia rebahkan tangannya ke sisi tempat tidur dan menyadari hanya seorang diri di tempat tidur itu.

Ke mana Harry? Bukankah ia semalam ada di sampingku?

Samar-samar ia mengingat kejadian semalam ketika ia sudah sangat ngantuk Harry menggendong dan merebahkannya di tempat tidur bahkan sepertinya ia juga mendengar Harry mengatakan mencintainya. Namun Cassey masih meragukan hal itu, apakah Harry benar-benar mengatakan itu?

Tidak ingin terlalu pusing memikirkannya Cassey segera beranjak dari tempat tidurnya hendak masuk ke kamar mandi. Namun perhatiannya terpaku pada secarik kertas yang ditempel di kaca meja riasnya. Ia cukup mengenal tulisan tangan itu.

Maaf, aku harus pergi dini hari sebelum kau bangun. Aku harus bertemu ibuku, ada urusan yang harus ku selesaikan. Segera hubungi aku bila kau sudah bangun!

-Harry

Setelah selesai membacanya, Cassey meraih handphonenya di nakas untuk menelpon Harry.

"Hallo, kau ada di mana?"

"Aku baru saja membaca pesanmu di kaca meja riasku. Apa keadaan ibumu baik-baik saja?"

"Baiklah hubungi aku bila terjadi sesuatu..."

"Ya, oke. Akan ku tunggu di starbucks tempat biasa jam 8 malam. Hati-hati, bye! Oh ya sampaikan salamku pada ibumu" setelah menutup teleponnya, Cassey berdiam sebentar melihat kalender lalu bergegas mempersiapkan diri untuk pergi kuliah.

Di tempat lain,

Raut wajah Harry tampak serius di hadapan ibunya yang terduduk di kursi roda. Ia menunggu dengan tidak sabar kata-kata yang ingin disampaikan ibunya. Bila bukan karena ancaman 'nyawa Cassey' ia tidak akan pernah sudi harus pergi jauh datang ke rumah ibunya dini hari tadi.

"Cepat katakan! Apa yang ingin kau bicarakan denganku? Mengapa Cassey juga ikut terlibat?" katanya dengan geram.

"Maafkan Mom, harus menggunakan Cassey agar kamu datang ke sini. Sebenarnya Mom ingin membicarakan mengenai perusaha–"

Belum selesai berucap Harry sudah berdiri,"Kau menipuku? Hah?"

"Ti- tidak, nak!"

"Jadi kau ingin membicarakan perusahaan padaku? Dengarkan baik-baik! Sedikitpun aku tidak ingin berurusan dengan perusahaan. Sampai mati pun aku tidak akan pernah peduli dengan perusahaan sialan itu!"gertaknya dengan nada keras, Harry hendak pergi tapi berhasil ditahan oleh ibunya.

"Dengarkan Mom sekali ini saja, Harry! Tolonglah! Ini menyangkut pesan terakhir ayahmu sebelum meninggal dan Momma tidak bisa mengabaikan keinginannya, Harry! Dan ini menyangkut juga dengan Cassey"ucap Mom memohon, berharap Harry tetap tinggal bersamanya.

"Tolong duduklah. Momma akan menceritakan semuanya dengan detail"bujuk Momma lagi dan berhasil membuat Harry yang tadinya terdiam sekarang duduk kembali di hadapannya.

"Harry, Momma dan Gemma tidak pernah sekalipun ingin meninggalkanmu saat itu. Momma menikah dengan pria itu dan pindah bersama Gemma ke New York semuanya karena dipaksa. Mereka mengancam akan membunuh Momma, Gemma dan kamu jika Momma menolak menikah dengannya dan Momma harus tutup mulut"

"Tutup mulut? Soal apa?"Harry mengernyit dahinya.

"Soal dalang kematian ayahmu dan penggelapan dana badan amal yang dikelola ayahmu, Harry. Momma tahu siapa dalang semua ini. Dia adalah–"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 18, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

You and IWhere stories live. Discover now