[Author's POV]
Sembilan belas, dua puluh, dua puluh satu...
Aku menghembuskan nafas beratku selesai menghitung dan melingkari tanggalan di kalenderku dengan spidol merah. Dua puluh satu hari, itu berarti masih tersisa tiga puluh sembilan hari lagi statusku menjadi pacar Harry. Ugh, kapan permainan bodoh ini berakhir.
Setelah meletakkan kalenderku ke tempat semula, ku bereskan meja belajarku dari buku-buku kuliah dan novel yang berserakan. Akhir-akhir ini aku lebih sering berdiam di rumah mengerjakan tugas-tugas kuliah setelah Harry membawaku pergi malam itu. Aku marah padanya, karena membiarkanku menunggunya dua jam lebih di frat itu hingga aku tiba di rumah siang hari dan melewatkan jadwal kuliah terpentingku hari itu. Sejak itu selesai kuliah aku akan langsung pergi meninggalkan kampus agar tidak bertemu Harry dan menyuruhku menemaninya pergi kesana-kesini yang bagiku itu tidak penting. Memangnya dia kira aku ini asisten pribadinya?!
TOK TOK TOK
"Cassey!!!"
"Yeah, Mom. Ada apa?" sahutku mendengar panggilan ibuku.
"Harry datang ingin bertemu denganmu, sayang. Ayo keluarlah"
Aku menghela nafas panjang lalu merebahkan tubuhku ke tempat tidur. Sial! mau apa lagi sih dia datang kemar.
"Mom, suruh saja dia pulang. Aku sibuk banyak tugas"jawabku.
"Cassey, jangan begitu sayang. Harry datang jauh-jauh ingin bertemu denganmu. Tak ada salahnya kau menemuinya sebentar"kata ibuku lagi. Alhasil aku mengalah, aku turun dari tempat tidurku lalu menemuinya di ruang tamu.
"Ada apa kau datang ke sini?" tanyaku ketus lalu duduk di sebrangnya dan membuang muka darinya.
"Kenapa kau selalu menghindar dariku akhir-akhir ini?"
"Kau tanya itu lagi. Sudah berapa kali ku bilang padamu, Professor Smith memberiku banyak tugas karena aku tidak ikut ujiannya minggu lalu"jawabku ketus.
"Hanya karena itu?" Lantas aku menoleh ke arahnya dan melototinya. Sialan!
"Hanya itu? Brengsek kau! Kau penyebab aku tidak mengikuti ujiannya,bodoh! Seandainya aku tidak mengikutimu pergi malam itu pasti sekarang aku sedang pergi jalan-jalan bersama sahabat-sahabatku" ucapku jengkel sambil memutarkan kedua mataku.
"Untuk apa kau datang ke sini?" sambungku lagi.
"Nanti malam ikut aku. Ada yang ingin kutunjukkan padamu"
"Tidak, aku tidak mau ikut!"tolakku.
"Kau harus ikut, mau tidak mau, suka tidak suka kau harus ikut. Aku sudah minta izin pada ibumu dan beliau tidak keberatan..." mataku membulat besar melototinya. Rasa kesal dan jengkel pada Harry tak bisa ku pungkiri. Apa-apaan ini! Dasar keriting gila!
"Tapi aku tidak mau dan kau tidak bisa memaksaku.."bantahku.
"Negoisasi selesai! Aku tidak terima bantahanmu, nanti malam jam sepuluh aku akan datang menjemputmu. Jadi bersiaplah dan ingat jangan memakai pakaian yang mencolok kalau kau tak ingin dijadikan jalang yang dibawa pulang pada malam nanti" tegasnya lalu ia melenggang pergi keluar dari rumahku. Aku hanya bisa menatapnya kesal dan jengkel saat ia menjauh lalu melesat pergi dengan mobilnya.
Pada malamnya dengan terpaksa aku membongkar seluruh isi lemariku mencari-cari pakaian yang tidak mencolok seperti yang dikatakan Harry. Aku sudah mencoba sekitar lima stel baju tapi entahlah aku masih belum merasa pas dengan kata yang tidak 'mencolok' seperti yang Harry katakan. Sejujurnya aku juga sedikit bingung dengan maksud kata mencolok menurutnya. Apa yang dia maksud warna bajunya atau potongan bajunya yang bisa terlihat sexy di mata laki-laki. Ugh, ini membuatku pusing!
YOU ARE READING
You and I
Fanfic[CHECK TRAILER] [18++] Ini sebuah cerita yang menceritakan seorang gadis bernama Cassandra Jenny Claire atau Cassey yang harus menanggung akibat ulah pacarnya. Pada awalnya gadis ini sangat marah dan menolak tapi karena ia sangat mencintai pacarnya...