CHAPTER 20

340 28 2
                                    


Cassey duduk menunggu di depan kelas Harry yang belum selesai. Ia hentak-hentakkan kakinya mencoba mengusir rasa bosannya. Setelah beberapa hari yang lalu Liam menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di keluarga Harry, akhirnya ia memutuskan untuk membantunya tentunya dengan caranya sendiri. Hari ini ia akan melakukan rencana yang sudah ia pikirkan matang-matang. Resiko Harry akan mengamuk pun ia sudah dipasti akan terjadi. Yang terpenting siapkan mental baja dan telinga beton untuk menghadapi amukan Harry nantinya.

"Cass!"

Cassey mendongakkan kepalanya menyadari Harry sudah berdiri di depannya dan mahasiswa-mahasiswa lainnya sudah keluar dari kelas. Ia pun langsung berdiri.

"Heh, sudah selesai rupanya kelasnya. Lama sekali sih"gerutunya, mereka berjalan bersama menuju keluar gedung kampus.

"Tanyakan pada dosen botak sialan itu yang terus mengoceh disaat waktu kelas sudah habis"balasnya ketus dengan wajah yang memandang kekesalan pada dosen yang berjalan tidak jauh di depannya.

"Bodoh, kalau kau mau mengomelinya tidak dengan suara keras seperti itu, ia bisa saja mendengarnya dan langsung menggagalkanmu lulus mata kuliahnya. Kau ingin menjadi mahasiswa abadi di sini?!"

Harry memutarkan kedua matanya,"Aku sedang tidak minat diceramahimu"

"Keriting sialan! Kau tidak ada kelas lagi kan setelah ini?"

"Tidak, kenapa?"

"Antarkan aku ke suatu tempat. Ada sesuatu yang ingin aku lakukan"

"Aku tidak mau,aku lelah. Pergi saja sendiri"jawabnya membuat Cassey mendengus kesal. Ia sudah duga pasti Harry akan menolak tapi tenang saja Cassey sudah membuat antisipasinya.

"Aku tidak bawa mobil,Harry. Kalau begitu biarkan aku yang menyetir mobilmu dan kau hanya perlu menemaniku saja, oke?"ucapnya memohon dan benar saja Harry langsung menurut. Begitu sampai di parkiran ia memberikan kunci mobilnya pada Cassey lalu ia masuk ke kursi penumpang.

Beruntung selama dalam perjalanan Harry tertidur sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya membuat Cassey tenang tidak perlu mendengar ocehannya yang pasti bertanya tujuan mereka pergi. Cassey pun sesekali melihat kertas alamat yang diberikan Liam beberapa hari yang lalu dimana tempat itu menjadi tujuannya hari ini. Secepat mungkin Cassey melajukan mobil Harry dengan kecepatan tinggi agar cepat tiba di tujuannya sebelum Harry terbangun dari tidurnya.

Sekitar satu setengah jam menyetir tibalah mereka di depan sebuah rumah mewah nan megah sesuai alamat yang ditulis Liam. Cassey cukup dibuat tercengang dengan apa yang tersaji di depan matanya. Sungguh diluar dugaannya ternyata keluarga Harry hidup dalam kemewahan sedangkan Harry lebih memilih tinggal di apartemen dan mencari uang sendiri melalui adu balap dan menjadi dealer narkoba. Ini semua membuat Cassey semakin tertarik masuk ke dalam kehidupan Harry.

Untuk beberapa saat, ia memandang Harry yang masih belum terbangun dari tidurnya. Ia tampak begitu damai dalam tidurnya seperti bocah kecil yang kelelahan setelah puas bermain. Secara diam-diam dan hati-hati ia mengambil handphone milik Harry di saku celananya lalu memotretnya sambil menahan tertawa. Ia kirimkan foto tersebut ke emailnya karena ia tahu jika tidak segera dikirim ke emailnya pasti foto ini akan lenyap di tangan Harry. Tak ada salahnya menyimpan satu foto konyol dirinya.

"Erghh..." gumaman Harry membuat ia terkejut dal langsung mengembalikan handphonenya ke saku celananya. Cassey menghela napas sebelum menerima omelan darinya saat menyadari dirinya berada di rumah keluarganya.

"Cass, kita ada di mana?"tanyanya masih dalam mata tertutup.

"Rumah orangtuamu"

"Eergghh.. apa Cass? Rumah siapa?" ia menegapkan tubuhnya lalu mengerjapkan matanya beberapa kali.

You and IWhere stories live. Discover now