CHAPTER 9

480 25 2
                                    

[Cassey's POV]



Aku duduk sendirian di kantin sambil meminum sekaleng coke yang baru saja kubeli. Ku mainkan ponselku untuk mengusir rasa bosanku. Sangat menyebalkan hari ini Jesselyn dan Tessa tidak masuk kuliah ditambah lagi dengan adanya Harry yang selalu menguntitku kemana pun aku pergi. Beruntung tadi ia lengah dan aku berhasil kabur darinya.

"Cass!!!"

Oh no! Baru saja aku merasa bebas dan kini manusia menyebalkan itu kembali.

"Ada apa?" tanyaku santai dan Harry langsung mengambil duduk di hadapanku. Wajahnya ditekuk menampilkan kekesalan dan aku yakin penyebabnya adalah aku sendiri.

"Shit! Kenapa tadi kau pergi, hah?"

"Oh come'on! Aku ingin bebas Harry! Kau pikir aku tidak bosan bersamamu terus"

"Fuck! Memang sudah seharusnya kau bersamaku terus" balasnya kesal.

"Harry! Kau itu bukan siapa-siapaku! Kau dan aku bersama cuma karena permainan sialan itu. Jangan sok mengaturku, jerk!" kataku geram, dapat dilihat jelas tubuh Harry menegang dan garis rahangnya mengeras. Baguslah! Aku sudah tak sabar dia meledak mengeluarkan emosinya karena tak tahan dengan sikapku yang terus membuatnya kesal lalu mengakhiri permainan sialan ini.

"Shit! Kau benar-benar menyebalkan! Okay, kalau kau ingin seperti itu. Tiga hari ke depan kau boleh bebas tidak bersamaku tapi kau jangan harap hanya karena hal ini aku akan mengakhiri permainan ini. Never in your wildest dream!" ujarnya dengan licik lalu pergi meninggalkanku.

Ku hentak kaleng cokeku di atas meja. Sial! Oh Tuhan, kenapa aku harus terjebak dalam permainan sialan ini. Meruntuki ucapan Harry tadi, aku hanya bisa melihat punggungnya yang menjauh sambil meremas kaleng coke itu hingga bentuknya tidak seperti semula. Kesal dan moodku bertambah buruk karena Harry, aku memilih beranjak dari kantin hendak pulang. Namun pandanganku terhenti ke arah jacket di kursi hadapanku. Aku mengambilnya dan ku cium aroma pada jacket itu.

Ah! tidak salah lagi. Jacket ini milik Harry, walaupun belum lama aku mengenalnya tapi aku sudah hafal dengan aroma khas tubuh dan parfume nya. Dasar laki-laki bodoh meninggalkan jacketnya di sembarang tempat. Alhasil aku bawa jacket itu dan berniat mengembalikannya nanti.

Ketika aku hendak keluar dari gedung kampus hujan turun dengan deras membuatku harus menunggu sampai hujannya mereda. Ku keluarkan ponselku, melihat ada pesan masuk.

From: Kevin

Cassey, kau ada di mana? Aku merindukanmu, babe. xx

Seketika senyumanku mengembang melihat pesan masuk dari orang yang sudah lama tidak muncul dihadapanku dan segera membalas pesannya.

To: Kevin

Aku masih di kampus, terjebak hujan tak bisa pulang. Aku juga merindukanmu

Tak butuh lama Kevin pun langsung membalasnya.

From: Kevin

Kau tunggu disitu ya. Aku akan kesana menjemputmu, tak masalah kan kalau kita pergi hangout atau makan bersama sebentar?

Rasa senang mengisi diriku menggantikan kekesalanku pada Harry tadi dan dengan cepat aku membalasnya lagi.

To: Kevin

Tentu, dengan senang hati. Cepatlah datang aku sudah tak sabar bertemu denganmu. Bye!

Kevin tidak membalas pesanku, jadi aku memilih duduk di kursi lobby sambil menunggu ia datang. Hampir tiga puluh menit menunggu, ponselku kembali bergetar ada pesan yang masuk.

You and IWhere stories live. Discover now