Aku sudah tak heran lagi dengan hal yang menyangkut pria bernama Harry Styles tadi. Karena menurutku yang diceritakan Jesselyn memang tergambar jelas dari wajah dan perilakunya.
"Dia itu Harry Styles. Ia mahasiswa pindahan dari Universitas Newcastle. Sebenarnya ia pindah ke kampus ini bukan atas kemauan dirinya tapi pihak kampus memaksanya. Ia sudah banyak membuat kekacauan di kampusnya maka dari itu pihak kampus memberinya pilihan pindah atau di-drop out." jelas Jesselyn.
"Bagaimana kau bisa tau dirinya?" tanya Tessa.
"Sepupuku teman satu kelas dengannya di Universitas Newcastle dan beberapa minggu yang lalu ia menceritakannya padaku" balas Jesselyn.
"Ia juga bilang bahwa Harry itu juga salah satu anggota komplotan kriminal. Sepupuku pernah memergokinya sedang mengedarkan narkoba jenis whyphy ke anak-anak kampus. Bukan hanya itu saja hampir semua gadis di kelasnya penah tidur dengannya bahkan ada yang sampai harus aborsi"
"Jess, mendengarkan cerita tentangnya saja sudah membuatku ngeri.." ucap Tessa memasang wajah ketakutan.
"Maka dari itu ku mohon jangan dekat-dekat dengannya. Dia berbahaya"
Masih teringat jelas perbincangan Jesselyn di pikiranku saat di kelas tadi. Aku tak habis pikir bagaimana bisa kampus ini menerima orang seperti dia.
Ku percepat langkahku menuju loby karena Kevin sudah menungguku lama. Ketika lift terbuka di lantai dasar perhatianku terpusat melihat dari kejauhan Kevin sedang berbicara serius dengan seseorang. Aku tak bisa melihat wajah lawan bicara Kevin karena ia berdiri memunggungiku. Dengan pelan aku dekati mereka dan ternyata baru ku sadari orang itu adalah Harry karena ciri-ciri fisiknya sama.
Secara tak sengaja Kevin melihatku dan langsung memberhentikan pembicaraan serius mereka. Harry pun menoleh kepadaku mengikuti arah pandangan Kevin yang tiba-tiba terkejut akan kedatanganku.
"Kita lanjutkan pembicaraannya nanti. Ingat urusan kita belum selesai" samar-samar bisa ku dengar gumaman Harry di telinga Kevin dan Kevin pun mengangguk. Kemudian Harry pergi setelah dengan sengaja ia menyenggol bahu Kevin.
"Hai.. Cassey"
"Ada urusan apa kau dengan Harry?" tanyaku to the point.
"Kau mengenalnya dari mana?"
"Dia satu kelas denganku dan sekarang giliranmu jawab pertanyaanku"
"Tidak ada. Hanya urusan kecil yang tidak terlalu penting.." jawab Kevin sambil menggandeng tanganku menuju mobilnya.
Urusan kecil? Oh kuharap Kevin tidak berurusan dengan bisnis whyphy yang dijalankan Harry. Haruskah aku memberitahu siapa itu Harry sebenarnya pada Kevin?
"Aku minta kau berhati-hati dengannya. Karena sepertinya ia bukan orang yang baik"
"Baiklah, babe. Ku minta kau juga tidak berdekatan dengannya juga karena kau adalah milikku seorang dan tak akan ada yang bisa mengambilmu dariku" aku tersipu malu dengan ucapannya dan wajahku memerah ketika ia mencium pipiku. Kevin pun membukakan pintu mobil untukku dan aku merangkak masuk ke dalam mobil. Lagi-lagi perhatianku terpusat saat aku melihat Harry berdiri bersandar di mobil Range Rover hitam yang kurasa itu miliknya sambil memerhatikanku. Tatapannya begitu aneh dan tak bisa ku mengerti.
Tak lama kemudian mesin mobil menyala dan melaju meninggalkan area kampus dan Harry masih terus memerhatikanku. Aku merasa akan ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi denganku nanti. Sial!
******
"Kau ingin makan apa, Cass?" Tanya Kevin saat kami di restorant yang menyajikan makanan khas Italia. Aku menatapnya sebentar lalu kembali membolak-balikan buku menu. Entah sudah berapa lama aku membolak-balikan buku menu tapi tak ada satu pun menu yang aku ingin pesan. Akhirnya ku tutup dan memandang Kevin dengan pasrah.
"Terserah kau saja. Aku bingung, Kev"
"Alright.. aku yakin kau akan suka menu pilihanku" Kevin memanggil pelayan meng-order pesanannya. Sembari menunggu pesanan datang aku dan Kevin mengobrol dan bercanda. Terkadang kami battle permainan online dari handphone kami masing-masing.
Tak lama kemudian datanglah pesanan kami. Ternyata Kevin benar, makanan yg dipilihkannya untukku sangat lezat dan enak.
"Bagaimana kuliahmu hari ini, babe?" ucapnya disela-sela makannya," semuanya berjalan lancar kan?"
"Yeah.. tapi aku sedikit tidak suka dengan Harry yang satu kelas denganku itu.."
"Ada apa? Dia membuat masalah denganmu?"
"Tidak, sedikit menyebalkan saja. Dia aneh" ucapku sambil memutarkan bola mataku dan Kevin tertawa terkekeh.
"Begitulah. Ku harap kau jangan terlalu pedulikan dia"
"Wait. Kau sudah mengenalnya sejak kapan? Kenapa kau bilang 'begitulah' seolah-olah kau sudah lama mengenalnya" Kevin mengernyitkan dahinya. Mungkin ia bingung karena aku menyimak setiap ucapannya.
"Oh.. umm- aku diperkenalkan dengan temanku dan setiap berkumpul pasti dia ikut juga. Wajar saja kan aku setuju dengan pernyataanmu karena aku rasa dia memang aneh"
"Oh..tapi kenapa dia bicara padamu seperti emosi tadi?"
"Tak apa. Dia memang begitu terlalu serius bila sedang bicara dan tak ada humornya sama sekali. Sudahlah jangan bahas dia lagi, okay!" kata Kevin sedikit kesal, wajahnya tampak jelas tak menyukai pembicaraan ini. Kevin melanjutkan makannya tanpa menoleh ke arahku sesekali. Aku pun merasa bersalah lalu mengusap tangan kirinya di atas meja.
"Maafkan aku. Aku tak bermaksud membuatmu kesal atau marah"
"Sudahlah aku tak marah padamu. Aku hanya tidak suka kita makan siang bersama tapi malah membicarakan orang lain bukan hubungan kita sendiri" senyumannya terulas di bibirnya berhasil membuatku tersipu malu dan kami melanjutkan makan kami.
Setelah makan siang dan berbelanja Kevin mengantarkanku pulang karena hari menjelang malam dan tubuhku sudah sangat lelah.
"Kau mau mampir sebentar?" tawarku sebelum keluar dari mobilnya yang terparkir di depan rumahku.
"Tidak usah. Aku ada urusan lain lebih baik kau beristirahat saja, sayang" Kevin mengusap pipiku pelan lalu mengelus rambutku. Aku pun tersenyum dan mengangguk menuruti perintahnya.
"Good night, Cassey" Kevin mencium bibirku singkat lalu aku keluar dari mobilnya.
"Berhati-hatilah di jalan" melambaikan tanganku ke arahnya dan Kevin pun melesat pergi menjauhiku.
Aku langsung masuk ke dalam rumah, membersihkan diri lalu berbaring di tempat tidurku. Tiba-tiba aku mendapatkan sebuah pesan dari Jeselyn.
From: Jesselyn
Cass, kau belum tidur kan? ku harap belum. Besok sepulang kuliah temani aku mencarikan kado ulang tahun untuk adikku, ya? please! xoxo
Aku pun langsung membalasnya.
To : Jesselyn
Sorry, Cassey nya sudah tidur dan yang membalas pesan anda adalah rohnya. Cassey berkata bahwa ia mau menemani anda. Xoxoxoxo
Send!
Handphoneku kembali bergetar.
From : Jesselyn
Cassey, sungguh leluconmu tak lucu but thanks kau mau menemaniku besok. Good night bestie
Karena rasa kantukku yang sudah tak tertahankan lagi. Aku menaruh handphoneku lagi di atas meja lalu terlelap tidur karena lelahnya tubuhku setelah beraktifitas seharian ini.
*
*
*
Vomments please! ini alur ceritanya beda daripada yang lain loh. Hehe:)
-RidhaRf
YOU ARE READING
You and I
Fanfiction[CHECK TRAILER] [18++] Ini sebuah cerita yang menceritakan seorang gadis bernama Cassandra Jenny Claire atau Cassey yang harus menanggung akibat ulah pacarnya. Pada awalnya gadis ini sangat marah dan menolak tapi karena ia sangat mencintai pacarnya...