"Fuck it!"
Ku putarkan mataku untuk kesekian kalinya dari balik meja kasir setelah mendengar Harry menggerutu kesal,"Bisakah kau simpan kata-kata kotormu dan diam. Kau sangat menggangguku, Harry!"ucapku kesal sambil memerhatikannya mengepel lantai dengan kain yang terlalu basah hingga membuat lantai menjadi becek bukan kering dan bersih.
"Kalau kau tak suka, sumpal saja telingamu dengan roti-roti sialan ini"gerutunya, kemudian dia menggeser embernya sedikit menjauh dan ia bergerak mundur sambil mengepel ke sudut-sudut lantai
"Harry- seharusnya kau bisa bekerja dengan baik dan benar karena pemilik toko roti ini sudah berbaik hati menerima kita untuk bekerja di sini. Aku ingin kau cepat keringkan lantainya sebelum pemilik toko roti kembali dan mendapatkan teguran akibat ulah bodohmu ini"dia mengangkat satu tangannya padaku, mengisyaratkan agar aku diam dan dia mengepel lagi dengan asal-asalan. Sial! Kenapa jadi aku yang harus diam bukankah tadi aku yang menyuruhnya untuk diam dan bekerja dengan benar.
Segera kutinggalkan meja kasirku lalu datang menghampirinya dan merebut tongkat pel dari tangannya.
"Biarkan aku yang menyelesaikannya dan lebih baik kau atur roti tawar yang sudah ku potong di rak-rak meja"ia menuruti perintahku.
"Kenapa tidak dari tadi saja sih Cass"ujarnya dengan penuh senyum kemenangan yang menurutku sangat menyebalkan.
Cukup lama kami saling diam terlarut dalam pekerjaan kami masing-masing. Semua lantai sudah ku pel dan tinggal beberapa bagian saja yang belum mengering, Harry pun menggantikan posisiku di meja kasir setelah selesai menata roti.
"Cassey.."
"Apa lagi, Harry?"jawabku sambil memeras kain pel sekali lagi dan membersihkan sudut lantai untuk yang terakhir. Kemudian aku pergi sebentar ke belakang menaruh ember dan pelnya dan kembali ke meja kasir, berdiri bersampingan dengan Harry.
"Cass.."
"Hmm... Ada apa?"tanyaku sembari menghitung uang penjualan roti hari ini dari data-data transaksi di komputer.
"Aku tidak betah bekerja di sini. Aku bosan!" lantas aku langsung mendelikkan mataku ke arahnya. Ada apa dengan bocah keriting bodoh ini?!
"Jangan bercanda! Kita baru saja bekerja selama tiga hari dan dengan mudahnya kau merasa bosan. Memangnya kau ingin bekerja seperti apa lagi, Harry?!"omelku padanya.
"Coba kau lihat, Cass. Apa yang menarik dengan bekerja di tempat sialan ini, tak ada tantangannya sama sekali!"cibirnya sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kau bersungguh-sungguh dengan ucapanmu? Yakin tidak ada tantangan di sini?"
"Iya, aku yakin" aku menyeringai suatu ide terlintas di dalam otakku.
"Baiklah, kalau begitu tolong buatkan cheesecake untukku. Mudah bukan?! Tentu kau pasti bisa membuatnya kan?!"
Ia tergelak lalu terdiam seperti sedang berpikir. Haha! Rasakan itu Styles, kena kau ku kerjai.
"Bagaimana?"
"Oke, akan ku buatkan nanti untukmu"katanya setuju dengan percaya diri.
"Tidak nanti tapi besok. Aku penasaran bagaimana kue buatanmu. Jika kau gagal membuatkannya untukku tentu ada hukuman untukmu dan jika berhasil mungkin aku akan memberikanmu hadiah"kulihat tubuhnya menegang terkejut karena ucapanku. Ia hendak mengucapkan sesuatu tapi keburu lonceng diatas pintu berbunyi yang menandakan kedatangan seorang pelanggan. Ia langsung pergi dan keluar melalui pintu belakang toko.
*****
[Harry's POV]
Sialan! Bisa-bisanya aku menerima tantangan bodoh Cassey. Sejak kapan aku bisa membuat kue sialan itu, seumur-umur aku tidak pernah menghabiskan waktu lama di dalam dapur hanya untuk membuat kue atau semacamnya. Kegiatan yang sia-sia.

YOU ARE READING
You and I
Fanfiction[CHECK TRAILER] [18++] Ini sebuah cerita yang menceritakan seorang gadis bernama Cassandra Jenny Claire atau Cassey yang harus menanggung akibat ulah pacarnya. Pada awalnya gadis ini sangat marah dan menolak tapi karena ia sangat mencintai pacarnya...