CHAPTER 4

482 33 0
                                    

"Cassey, please dengarkan penjelasan aku dulu"

Aku terus mempercepat langkahku menuju lobi kampus. Aku benar-benar kesal dan kecewa dengan Kevin sekarang ini. Kevin memergokiku keluar dari mobil Harry saat Harry mengantarkanku pulang pada malam itu. Ia langsung marah padaku dan menuduhku selingkuh tanpa mendengarkan penjelasanku terlebih dulu.

Tiba-tiba tanganku tertahan dan secara refleks tubuhku memutar menghadapnya.

"Apalagi? Belum puaskah kau menuduhku?" semprotku di depannya. Kevin menaruh kedua tangannya di bahuku tapi aku langsung menepisnya.

"Okay, maaf. Cassey tolong maafkan aku. Aku tau aku yang salah, aku salah paham dan langsung menuduhmu yang macam-macam" aku masih diam tak menanggapinya, tak terasa airmata mulai menggenang di pelupuk mataku.

"Sayang, please!"

"Tidak!"

"Cassey.. Maaf. Aku sudah tau yang sebenarnya. Aku memang salah. Aku tak menjawab telepon dan membalas pesanmu"

"Kau seharusnya berterima kasih karena Harry ada pada saat itu. Bisa kau bayangkan aku menunggumu sekian lama dalam keadaan hujan dan sepi. Aku takut, Kevin! dan bagaimana kalau aku bertemu preman dan aku diperkosa. Bayangkan! bayangkan! Kau kemana disaat aku membutuhkanmu?!"

"Cassey, maaf. Aku menyesal.. Sungguh aku akan lakukan apa saja asal kau mau memaafkanku. Ku mohon!"

"Sayang, please..."

Aku menyerah, aku tak bisa dan tak tega mengabaikannya terus-menerus. Kata sayang yang dilontarkannya dan tatapan lembutnya is one of my weakness.

Aku mengangguk pelan," aku sudah memaafkanmu" sepersekian detik selanjutnya aku sudah berada dalam dekapannya. Kevin memelukku dengan erat dan sesekali mencium puncak kepalaku.

"Terima kasih, aku janji tak akan mengulanginya lagi" ujarnya. Aku mengangguk pelan.

"Ayo ikut aku. Ada suatu tempat yang ingin kutunjukkan padamu" Kevin melepas pelukannya dan menarik tanganku menuju mobilnya.

*******

Kevin berubah, itulah yang aku rasakan dua- tiga hari belakangan ini. Padahal saat ia membawaku ke sebuah danau yang indah sekali kami tidak bertengkar atau memiliki masalah sedikit pun, semua berjalan seperti normal. Namun ku akui disaat itu juga ada sedikit perubahan tingkah lakunya menjadi lebih romantis tapi kupikir kembali itu normal. Wajar saja bila ia bertingkah seperti itu agar membuatku bahagia bersamanya.

Sekarang aku susah bertemu dengannya, di pagi hari yang biasanya ia selalu menjemputku kini aku harus menggunakan transportasi umum. Pesan dan teleponku pun tidak ditanggapi olehnya sampai saat aku mencegatnya di luar kelasnya ia pun menghindar dariku dengan membuat alasan ia sedang sibuk banyak tugas. Padahal aku tahu dosen-dosen di jurusannya paling malas memberikan tugas untuk mahasiswanya. Dalam hati aku pun terus bertanya apa yang membuatnya berubah padaku? Apa aku membuat kesalahan padanya?

"Cassey, hey.. Cassey!"

"Hehh.. iya. Ada apa Jess?" tanyaku gelagapan.

"Kau tak mendengarkan bicara kan?" Aku menggaruk tengkuk kepalaku yang tak gatal.

"Benar kan dugaanku. Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Jess lalu menutup buku yang dibacanya kemudian menatapku mengintrogasi.

"Aa-ku bingung dengan perubahan sikap Kevin padaku..."

"Ada apa lagi kau dengannya?"

Aku mengedarkan pandanganku ke sekelilingku, merasa ini bukan tempat yang cocok untuk bercerita.

You and IWhere stories live. Discover now