10. Sosis Import

8.7K 694 83
                                    

Tay menarik tangan New dengan kasar lalu membanting pintu kamarnya hingga tertutup dengan sangat keras. 

Brakk.

"Awww, Om sakittt.." New memegang tangan Tay dengan tangannya yang lain.

"Buka baju lo," perintah Tay sambil berputar berdiri menghadap New, tapi tangannya masih mencengkram pergelangan tangan New.

"Hah?" New mengerutkan keningnya, memastikan bahwa pendengarannya tak salah.

"Gue suruh lo buka baju, ya buka," perintah Tay lagi dengan suara yang berat tertahan, seakan-akan sedang menahan emosinya. Tay menatap New dengan tatapan tajam, tapi New tak bergerak sama sekali, ia hanya menatap Tay dengan bingung.

"Om kenapa sihh-- aaah aw, Om?!!!" Belum saja New menyelesaikan pertanyaannya Tay dengan kasarnya membuka jas yang sedang New pakai, hingga kancing jas nya berjatuhan di lantai.

"Oyy, santai om!" New tak bergerak sama sekali saat Tay melepas jasnya. New sudah pasrah karena sejak tadi Tay sudah berlaku kasar padanya, jadi New sudah mencoba mengikuti alurnya.

"Biar lo gak keringetan," ucap Tay dengan nada yang cukup pelan.

Setelah Berhasil membuka Jas New, Tay kembali menatap New. Mereka saling bertatapan untuk beberapa saat sampai akhirnya Tay menghapus jarak di antara mereka.

Kening Tay dan New kini bertemu, hidung mereka menyatu. New dapat merasakan deru nafas Tay, begitu juga dengan Tay.

"New?" Panggil Tay dengan suara seraknya.

New menelan salivanya berat, nafasnya mulai tak beraturan, jantungnya mulai berdegup tak terkendali, New tak bisa sedekat ini dengan Tay, apalagi setelah kejadian tadi di pernikahannya. 

New memejamkan matanya sebentar sebelum membalas panggilan Tay, "Ya om?"

Detik berikutnya Tay menggerakkan kepalanya ke arah telinga New, hingga membuat nafas New tercekat, tubuhnya menegang.

"Gimana kalau kita-- Acting?" Tanya Tay sambil berbisik, nafas Tay di telinga nya membuat New merasa merinding. Namun New mengerutkan keningnya saat tersadar dengan apa yang barusan Tay ucapkan.

"Acting?" Tanya New memastikan lagi.

"Iya, kita buat yang di luar seneng," jawab Tay yang masih berbisik di telinga New.

New memundurkan tubuhnya agar bisa melihat wajah Tay dengan jelas, ia tak mengerti apa yang dimaksud Tay.

Tay lalu melipat tangannya di dada, tatapan mata Tay sekarang berbeda. Tay kini menatap New dengan santai.

"Yang di luar gimana maksud om?"

Tay menghembuskan nafasnya lalu berjalan lebih mendekat lagi ke New.

"Itu di luar gue yakin ada nyokap bokap lo, sama nyokap bokap gue."

New membuka mulut nya tak percaya, "Hahh?" ucap New dengan cukup keras membuat Tay harus menutup mulut New dengan jari telunjuknya.

"Ssstt.."

New menurunkan tangan Tay dari mulutnya, lalu menatap Tay kebingungan, "Gimana gimana? Gue gak ngerti Om."

Tay menghela nafasnya lalu menjelaskan ke New, "Gue tau kelicikan nyokap bokap gue, sekarang mereka pasti lagi diluar. Mereka pasti pengen mastiin lo sekarang gue unboxing."

New menutup mulutnya dengan tangan kanannya tak percaya, "Gak mungkin lah Om, lagipula tadi kan kita tinggal mereka. Om juga di jalan ngebut banget." New masih tak ingin mempercayai ucapan Tay.

Mr. Baby | PROSES REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang