Tay membenarkan dasinya yang sedikit miring sambil melihat pantulan dirinya di depan cermin. Hari ini Tay memilih jas berwarna biru muda, kemeja yang ia gunakan berwarna putih dengan dasi abu-abu.
Setelah pakaiannya terlihat rapi, Tay mengambil sisir untuk merapikan rambutnya. Tay membiarkan rambutnya turun dengan poni terbelah, namun tertata sangat rapi agar tetap terlihat berkharisma. Tay tak ingin image nya sebagai CEO tampan menghilang, maka dari itu Tay sangat menjaga penampilannya selama ini.
Tay tersenyum tipis melihat pantulan dirinya, lalu berjalan keluar dari kamarnya dengan tas yang ia pegang di tangan kanannya. Tas itu berisi berbagai dokumen dan Ipad miliknya.
Tay menuruni tangga dan melihat New sedang sangat sibuk di dapur. Tay meletakkan tasnya di meja makan dan menghampiri New.
"Woy, ngapain lo?" Tay menyentuh bahu New yang sedang membuka kulkas.
New terlonjak kaget dan menoleh ke belakang, "eh, Om ngagetin aja sih!!" teriak New. Namun ucapannya terhenti karena melihat Tay saat ini dengan mata berbinar.
New menatap Tay dari atas sampai bawah. Tay saat ini benar-benar terlihat sangat tampan. Aura CEO nya terpancar sangat jelas saat ini, tidak seperti om-om yang kemarin-kemarin ia lihat.
"Om kok ganteng sih?" tanya New dengan mata berbinar-binar. Kali ini New berkata jujur, bukan untuk menggoda Tay.
Tay berdecak pelan, ia malas meladeni New, "Lo ngapain disini?" Tay mengulang pertanyaannya yang tadi tak dijawab oleh New.
New berdeham sebelum menjawab pertanyaan Tay "Gue nyari makanan nih Om, kemarin kan kita gak makan malam. Mana kemarin gue kehabisan tenaga gara-gara Om."
"Makan roti aja, ada selai juga di meja, " balas Tay sambil menunjuk meja makannya.
"Udah habis Om, kurang kalau cuma roti tawar sebungkus." New memasang wajah cemberut, ia sekarang benar-benar kelaparan.
Biasanya Wendy sudah menyiapkan sarapan untuk New. Di rumahnya juga ada segudang makanan yang bisa New ambil sesuka hati kalau sedang lapar.
Berbeda dengan rumah New, di rumah Tay sama-sekali tidak ada stok makanan. Yang ada hanya stok kopi berkilo-kilo di dalam lemari dapur.
Tay melihat ke arah meja makan, dan benar saja roti yang baru ia beli sudah tak ada. Selai satu botolnya juga sudah habis. Tay menggeleng tak percaya.
"Yaudah, bentar lo keluar aja beli makan," balas Tay sebelum suara bel rumah Tay berbunyi berkali-kali dan membuat Tay menoleh.
Tay menggosok telinganya lalu berjalan dengan cepat ke arah pintu rumahnya sebelum gendang telinganya pecah, sambil menggerutu. Tay membuka pintu rumahnya dengan kasar dan hendak mengumpat, tapi tubuhnya langsung di tabrak dengan keras oleh Off.
Off berjalan dengan girang ke dalam rumah Tay tanpa rasa bersalah.
"New!!" teriak Off dengan kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Baby | PROSES REVISI
Fanfiction⚠️18⚠️21⚠️Boys Love⚠️ TAYNEW💙 ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️PROSES REVISI⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ Tay Tawan Vihokratana : Gue doyan nya yang kenyal, bukan yang berkerut kayak lo! Newwie Titiphoom : Gue juga ogah sama sosis so nic*e! udah murah, kecil, mana bisa bikin puas!! Berawal...