22. Gelisah

6.3K 641 35
                                    

New menatap kolam renang yang ada di depannya dengan tatapan sendu. Ia masih memikirkan Tay. Apakah sekarang Tay sudah bangun? Apa yang Tay lakukan sekarang? Apa dia sudah pulang? Apa Tay mencari New?

New menghela nafas nya pelan.

"New! Bengong aja lo," teriak Bright yang kini berjalan mendekat ke arah New dan merangkul pundak New.

New mendelik ke arah Bright, "Heh, lepas!!!"

Bright tertawa dan makin mengencangkan rangkulannya hingga kepala New bersandar pada pundak Bright, "Takut banget sih lo sama si kakak ipar. Dia gak ada disini kali!!"

New menyikut pinggang Bright dengan tangan kirinya, "Lo berani di belakang doang, di depan Om Tay juga langsung kicep."

"Mana ada, gue gak takut sama Kakak Ipar! Gue cuma kasian sama lo makanya diem aja."

New berdecih, lalu kembali menatap kolam di depannya. New masih dalam rangkulan Bright

"New liat sini!!" panggil Bright dengan sangat heboh

New reflek melihat ke arah Bright dengan bingung. New terlonjak kaget melihat Bright ternyata sedang mengambil foto mereka berdua dengan posisi masih sama, New dalam rangkulan Bright

New langsung mendorong tubuh Bright dengan keras hingga rangkulan Bright terlepas. Bright yang melihat ekspresi kesal New langsung tertawa terbaha-bahak.

"Setakut itu ya lo sama Kak Tay?"

"Hapus gak?!! Hapus Brighttttt!!" Teriak New sambil berusaha meraih handphone Bright.

"Gue gak bakal gue kasih Kak Tay kok, buat kenang-kenangan doang."

"Gue gak percaya sama lo, dasar cowok bangsat." New masih berusaha mengambil handphone Bright dengan kesal.

"Woyyyy, gue simpan ini buat kenang-kenangan doang. Kita mungkin sebentar lagi akan pisah, New."

New pun sontak berhenti dan menatap ke arah Bright masih dengan tatapan kesal.

"Lo emang mau kuliah dimana?" kini New menatap ke arah Bright dengan sedih.

Bright memasukkan handphonenya ke saku celana dan menatap New balik.

"Cie, sedih mau gue tinggal." Bright menyentuh dagu New dengan gemas.

New menghempas tangan Bright dari dagunya, "Gue serius, memangnya lo mau kuliah jauh?"

Bright tertawa gemas melihat wajah sedih New, "Ya gak lah, cewek gue ada sepuluh disini masa iya gue tinggal? Kasian mereka gak mendesah tiap hari."

New memutar kedua bola matanya malas, "Gue sumpahin lo impoten."

Bright mendelik ke arah New, "Heh, yang udah nikah sensian mulu. PMS lo? atau jangan-jangan lo lagi ngidam?" Bright menutup mulutnya dengan sebelah tangannya, dan tangan satunya bergerak mengelus perut New.

"Gue gak punya rahim, goblok." New memukul tangan Bright yang sedang mengelus perut nya.

"Trus kalo semisal nya lo punya rahim, lo emang mau ngidam?"

New terdiam. Ia tidak tahu. Itu adalah pertanyaan yang sangat aneh dan tidak mungkin terjadi. Tapi ucapan Bright membuat New berpikir tentang hal itu. New penasaran bagaimana rasanya mengidam? bagaimana rasanya ada seorang bayi yang menendang perutnya dari dalam?

New langsung terbelalak saat menyadari apa yang ada di pikiran nya sekarang.

"Woy, lo mikirin apa?! Jangan bilang lo pengen hamil?!" teriak Bright dengan sangat heboh.

Mr. Baby | PROSES REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang