Selesai

2.2K 108 24
                                    

       Kia duduk didepan meja rias dengan outfit yang melekat di tubuhnya. Sore ini Leo mengajaknya untuk ngabuburit. Oh iya,hari ini Kia sudah bisa berpuasa kembali. Ada secuil rasa sedih yang tumbuh di hatinya. Ia tidak bisa berpuasa penuh karena kejadian kemarin. Belum lagi nanti waktu datang bulan akan mendatanginya. Fyuh,terpaksa ia harus meng-qada lain waktu.

" Lea udah belum?" Tanya Leo menghampiri Kia yang sedang merias diri di depan kaca.

" Udah bang,ayo" ajak Kia menggandeng tangan Leo dan berjalan menuju luar mansion.

" Permisi non,ini ada paket bunga buat enon". Tiba-tiba salah satu maid menghampiri keduanya yang sedang berjalan. Mengerutkan dahi pertanda ia bingung.

" Dari siapa Queen?" Tanya Leo mengambil alih bunga dengan kartu tulis tangan dengan kata-kata ucapan selamat pagi.

" Kia gak tau bang, perasaan Kia gak pesen bunga" Kia jadi bingung sendiri.

" Dari Dareen mungkin,kamu simpen dulu gih" bisik Leo membuat senyumnya mengembang. Tapi kenapa Leo musti berbisik?tak ada yang salah kan?

Setelah menaruh bunga yang ia anggap pemberian dari Dareen,Kia kembali menghampiri Leo yang tengah duduk di sofa dengan handphone yang ia pegang

" Jadi gak bang?" Tanyanya membuat Leo mendongak seraya tersenyum

" Ayo"

D i   l u a r   m a n s i o n . . . . .

" Silahkan tuan putri" kekeh Leo mempersilahkan masuk

" Makasih pengawal" kekeh Kia seraya mendudukkan diri.

" Oh iya kita mau kemana bang?" Kia bertanya seraya menolehkan kepalanya ke arah Leo

" Jalan-jalan aja lah Ki. Abang juga bingung,yang penting kamu gak sumpek aja" mendengar jawaban kakaknya,gadis itu tersenyum manis. Kakaknya itu selalu bisa merasakan apa yang ia rasakan. Diantara kakak-kakaknya yang ada di rumah,ia memang lebih dekat dengan Leo dibanding yang lainnya. Bukan apa-apa memang. Memeluk erat tubuh Leo yang sibuk mengemudi membuat tubuh yang dipeluk tersenyum simpul. Ia tak rela jika suatu saat nanti harus dipisahkan dengannya. Dia sudah menjadi hidupnya.

" Kenapa hm?" Tanya Leo

" Sayang abang" ucap Kia menenggelamkan wajahnya di lengan Leo yang sedang tersenyum.

    Lain tempat,cowok berjakun itu tengah siap-siap untuk melanjutkan misinya yang sempat terhenti. Outfit-nya kali ini berbeda dari outfit sebelumnya. Tersenyum kecil ketika ia masih bisa melihat orang yang amat ia cintai tertawa bahagia. Meskipun ada sedikit raut wajah sedih yang bisa ia lihat

Alarm handphone nya berbunyi membuat ia bergegas memakai masker hitamnya. Dari mulai atas hingga bawah,outfit-nya berwarna hitam. Sudah ia rencanakan memang.

•••

Setelah ikut melaksanakan shalat tarawih di masjid,Kia merengek kepada sang ayah untuk pergi berjalan-jalan di luar. Dengan senang hati sang papa menuruti kemauan putri kecilnya. Ada beberapa tempat yang ingin Kia kunjungi bersama sang papa. Seperti saat ini,mereka tengah berada di salah satu mall. Kia meminta izin kepada Panji untuk membeli novel terbaru di Gramedia.

" Kenapa enggak kesini tadi sama bang Leo?" Pertanyaan itu sontak mengalihkannya pada asal suara

" Lupa pa hehe" Panji sampai dibuat gemas oleh kelakuan putri kecilnya ini.

" Kok cuma satu?" Herannya ketika Kia hanya menenteng satu buah novel saja

" Satu aja lah pa,novel mahal. Kia aja dulu harus nabung kalo mau beli novel" perkataan Kia sontak membuat hatinya terasa dicubit. Ia berkehidupan mewah layaknya bangsawan, sedangkan putrinya disana hidup serba ketidakadilan

Queensha- si permata hilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang