Kia terbangun dari tidurnya. Mengerjap polos,lalu mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. Terlihat,para abangnya sedang tertidur pulas di sofa. Tidak semuanya sih,hanya ada Kenzo,Leo,Zafran,Arkan,dan Nathan. Tersenyum kecil melihat mulut Kenzo yang terbuka. Tunggu, para abangnya berada disini,lantas dimana Dareen? Biasanya Dareen tak pernah absen dalam hal tentangnya?
Tak mau terlalu lama berperang dengan fikirannya,ia langsung mengedarkan pandangannya mencari handphone kesayangannya. Sedikit kesusahan karena jaraknya dengan handphone yang tergeletak di atas nakas,membuat ia harus susah payah menggapainya.
Secara tiba-tiba,sebuah lengan kekar dari depannya mengambil alih handphone yang menjadi tujuannya. Mendongak lalu menatap manik mata didepannya dengan hangat
Lo harus janji sama gue,lo bakal jagain cewek gue selama gue disana
Rayhan. Lengan kekar itu adalah milik Rayhan,biang keladi dari semua ini.
" Bang Ray liat Dareen nggak? Tadi Kia bangun,Kia gak liat Dareen. Padahal tadi sebelum Kia tidur Dareen disamping Kia. Sekarang kok gak ada" tanyanya sedikit merajuk. Hatinya sedikit menghangat ketika gadis dihadapannya ini menggembungkan pipinya lucu.
" Gak tau" Rayhan menjawab seraya menggeser kursi yang berada di samping brankar Kia
" Masa adeknya sendiri gak tau sih" gerutunya
" Yaudah lo telfon aja lah,ribet" ketusnya. Masih saja begini. Padahal akibat ulahnya ini sudah merugikan banyak orang. Mau Kia,Dareen,bahkan keluarga besar keduanya.
Selepas Rayhan mengucapkan kata-kata yang mungkin saja melukai hati orang lain,dia langsung melangkahkan kakinya keluar. Tidak pergi,hanya mengintip dari luar.
Kia yang menatap pintu yang sudah tertutup itu hanya bisa menghela nafas berat. Calon kakak iparnya sangat menyeramkan. Ingatannya berputar kembali pada kejadian beberapa jam yang lalu. Dimana pada akhirnya ia harus terbaring di brankar rumahsakit. Beberapa menit kemudian,tangannya dengan lihai mengetik nomor yang akan ia hubungi.
Percobaan pertama gagal,kedua kalinya pun sama. Berpikir sejenak seraya mengetuk-ngetukkan jarinya ke pipi. Memang kebiasaannya itu. Apa Dareen lupa men-charge baterai handphone nya? Ah ia rasa tidak. Lalu kemana hilangnya Dareen
Matanya terpejam, mulutnya berkomat-kamit seperti membaca mantra. Batinnya membatin,tangannya memencet kembali nomor yang sudah dua kali ia hubungi.
" Hallo?"
Senyumnya mengembang,matanya terbuka sempurna. Akhirnya ia bisa mendengar lagi suara yang menjadi candu baginya. Ia menjerit tertahan saking senangnya.
" Dareen lagi dimana?"tanyanya berbisik. Aneh memang,seharusnya ia bertanya dengan nada senang. Ini malah berbisik yang membuat kedua orang yang mengintipnya dari luar terkekeh kecil.
" Dareen ada kok di hati Kia". Bukannya menjawab serius,Dareen malah menggoda Kia. Lihatlah, walaupun hanya panggilan suara,jantung Kia masih saja berdetak kencang. Dasar!
" Bunyi jantung si mbaknya kenceng banget" godanya diseberang sana membuat kening Kia berkerut.
" Dareen" Cowok di lain tempat itu hanya mampu tertawa lepas ketika gadis yang menelfon nya merajuk manja
KAMU SEDANG MEMBACA
Queensha- si permata hilang
Ficțiune adolescenți[ Follow akun author! Tambahin ke perpus juga!] ____•____ " Kalian harus percaya, bahwa matirasa dalam kesepian itu nyata'' ____•____ Dia Queensha, gadis polos nan lugu yang harus berperang dengan kerasn...