Seperti biasa, hari ini Jeongyeon masih duduk di cafe tidak jauh dari sekolah Jimin. Gadis berseragam selayaknya bodyguard itu tengah menyesap americano kesukaannya sembari memakan satu potong chees cake. Tadi pagi Jeongyeon memang tidak sempat sarapan lantaran pagi pagi sekali Jimin sudah kabur dari rumah, pemuda itu berniat pergi ke hotel milik temannya. Entah apa yang ada di dalam pikiran Jimin.Jadi Jeongyeon dihubungi Tuan Park saat dirinya bahkan belum bangun tidur, tanpa ba-bi-bu gadis itu segera meluncur mencari si biang keladi kecil. Alhasil Jeongyeon dapat menangkap Jimin lalu menggiring bocah itu untuk kembali ke rumah, jadi hari ini Jimin dapat masuk sekolah seperti biasanya. Jeongyeon meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku.
"Ah pekerjaan bergaji besar memang sangat melelahkan." Monolog Jeongyeon, seluruh tubuh Jeongyeon terasa pegal apalagi kakinya. Jimin sialan itu membuat Jeongyeon harus susah payah berlari untuk mengejar nya guna menangkapnya. Sebuah pesan di ponsel Jeongyeon seketika membuat semua rasa lelah Jeongyeon sirna detik itu juga.
Itu pesan dari Tuan Park, majikannya tersebut meminta maaf kepada dirinya karena sudah membuat Jeongyeon terpaksa pergi bekerja pagi pagi sekali diluar jam kerjanya. Tuan Park juga menambahkan sebagai permintaan maafnya beliau memberi tip lebih kepada Jeongyeon sebagai tambahan gajinya yang kebetulan memang jatuh tempo hari ini.
Setelah mengucapkan banyak terimakasih kepada majikannya tersebut, Jeongyeon segera mengecek saldo rekeningnya dan betapa bahagianya dirinya melihat yang didapatnya hari ini. Gajinya sangat banyak, ah tidak tidak. Ini bahkan 10 kali lipat dari gaji seharusnya, inilah menyenangkan nya bekerja dengan majikan sukses dan baik hati. Tidak sia sia dirinya mendaftar sebagai bodyguard Jimin satu tahun lalu.
Sadar akan pekerjaan nya yang belum usai, Jeongyeon cepat cepat menghabiskan makanan juga minuman nya lalu beranjak menuju tempat parkir mobil. Bel akan berdering sebentar lagi, tepat saat langkah kaki Jeongyeon sampai di mobil alphard berwarna silver, bel benar benar berdering. Ah, karena kejadian menyebalkan beberapa waktu lalu saat Jimin membuat kempes ban mobil dinas Jeongyeon, Tuan Park memberikan gadis itu dua mobil dinas sekaligus untuk berjaga jaga jika salah satunya dirusak Jimin.
"Selamat sore, tuan muda."
Jeongyeon tersenyum kepada Jimin sembari membukakan pintu mobil. Pemuda itu masih seperti biasanya, menatap Jeongyeon dengan pandangan tidak suka. Setelah memastikan tuan mudanya masuk ke dalam mobil, Jeongyeon segera menyusul masuk ke dalam mobil dan mengendarai kendaraan beroda empat tersebut.
"Aku lapar." Jimin tiba-tiba berbicara demikian saat mereka telah sampai dijalan raya, membuat Jeongyeon mendengus pelan agar tidak didengar Jimin. Sejujurnya Jeongyeon kesal mengapa bocah itu baru berkata dirinya lapar saat sudah jauh dari sekolahnya, padahal didekat sekolah Jimin pun ada cafe.
"Baik tuan, mau mampir supermarket sebentar atau pergi ke restoran?"
"Restoran."
"Ada restoran yang mungkin ingin tuan kunjungi?"
"Tidak. Terserah kau saja."
"Baik tuan."
Setelahnya Jeongyeon sibuk melihat sekeliling jalan, kalau kalau ada restoran yang mungkin luput dari pandangan nya. Sebenarnya Jeongyeon sudah amat hafal jalan pulang pergi dari sekolah Jimin hanya saja saking fokusnya gadis itu menyetir tiap akan mengantarkan atau memulangkan Jimin, sampai sampai dirinya tidak melihat sekeliling dan tidak tahu restoran apa yang ada di daerah tersebut.
Jeongyeon tersenyum senang saat didepan sana, tidak jauh dirinya melihat sebuah restoran. Dengan cekatan, Jeongyeon mengunjungi restoran tersebut dan memarkir kendaraan nya. Gadis itu membukakan pintu untuk Jimin dan mengikuti pemuda tersebut masuk ke dalam restoran, membuat beberapa pasang mata melihat mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Your Ecstasy
Fanfic[Warn : Usia karakter di dalam cerita ini tidak menyesuaikan usia mereka di kehidupan nyata, pengubahan usia karakter disesuaikan dengan alur cerita.] Highest rank #7 in Jeongmin - 23/05/21 ▪ "Kau hanya bodyguard ku jadi berhenti mengurusi hidupku,"...