[A]

234 52 5
                                    

"Sana..."

Gadis yang tengah berdiri dibelakang Jimin itu tersenyum manis lantas mendekat ke arah keduanya. Dia menatap lekat Jeongyeon.

"Halo, aku Minatozaki Sana. Salam kenal," Sapa gadis yang mengaku bernama Sana itu. Jimin sendiri sudah menatap gusar ke arah Sana. Seakan enggan berlama-lama dengan gadis tersebut.

"Saya Yoo Jeongyeon, salam kenal juga,"

"Mm.. Kau ini formal sekali ya, cobalah untuk sedikit bersikap santai." Sana menjabat jemari Jeongyeon sebentar sebelum beralih menatap Jimin.

"Jadi.. Gadis ini kekasihmu, Jim?"

"Apa urusanmu?" Balas Jimin singkat sembari merengkuh pinggang Jeongyeon membuat Jeongyeon terkejut tetapi berusaha bersikap senormal mungkin. Dia tidak boleh menunjukkan sikap yang akan membuat Jimin marah bukan?

"Hei.. Sudah lama tidak bertemu denganku, sekarang kau terkesan kasar sekali ya, Jim. Aku hanya ingin menyapamu dan menyapa kekasihmu ini. Selebihnya tidak ada," Sana berjalan mendekati Jimin lantas memegang pundak pemuda tersebut. Dia menyeringai.

"Dan rasanya aku tidak perlu mengingatkanmu jika aku masih ingin berurusan lebih banyak denganmu, Park Jimin," Setelah membisikkan kalimat itu ke dalam rungu Jimin. Sana membalikkan tubuhnya sembari melempar senyuman.

"Baiklah, sampai bertemu lagi, Jeongyeon. Semoga dimasa depan kita dapat berteman baik," Sana melambaikan tangannya lantas berjalan menjauhi Jimin maupun Jeongyeon. Seperginya Sana, Jimin mengacak rambutnya gusar, pemuda itu tampak berdecak sembari meracau umpatan berkali-kali.

"Anu.. Tuan muda?"

"Diam dan lupakan soal apa yang baru saja terjadi termasuk gadis itu. Kau mengerti?"

"Mengerti, tuan."

"Baguslah." Jimin mendengus sebelum berakhir mengeratkan jemarinya dengan jemari milik Jeongyeon lantas kembali mengajak gadis tersebut mengelilingi tempat pesta berlangsung.

"Anu tuan muda.. Saya ingin pergi ke toilet sebentar,"

Ditengah tengah keduanya yang menikmati makanan juga minuman yang terhidang, Jeongyeon berkata lirih. Jimin menoleh ke arah gadis itu lantas memberikan petunjuk dimana Jeongyeon bisa menemukan toilet di kediaman Taehyung ini. Si pemilik rumah kebetulan adalah kawan lama Jimin jadi dia tahu betul seluk-beluk rumah megah ini. Setelah mendapatkan izin dari Jimin, gadis itu segera berjalan ke arah toilet.

"Harusnya toilet berada disekitar sini.. Dimana ya.." Jeongyeon bermonolog sendiri sembari melongokkan kepalanya. Mencari cari ruangan kecil yang tertulis toilet atau semacamnya.

"Ah, disana!" Senyum mungil mengembang dari ranum Jeongyeon. Gadis itu segera melangkahkan kakinya menuju toilet. Tinggal beberapa langkah lagi dirinya sampai didepan pintu toilet, sebuah suara di balik salah satu kamar mandi kecil yang tersedia disana membuat Jeongyeon urung.

"Diamlah! Aku sudah menyuruhnya melakukan hal ini. Aku rasa gadis itu melakukan tugasnya dengan baik."

———

Jeongyeon berlari lari kecil menghampiri Jimin yang tengah berbincang dengan beberapa temannya.

"Kau sudah selesai?"

"Huum," Jeongyeon mengangguk lucu. Dia memperhatikan beberapa pemuda yang tengah berbincang dengan Jimin lantas menundukkan kepalanya sopan.

"Perkenalkan, Yoo Jeongyeon. Kekasihku," Tiba-tiba saja Jimin berujar singkat sembari merangkul pundak Jeongyeon. Gadis itu tersenyum kaku, tidak menyangka jika tuan mudanya akan memperkenalkan dirinya dengan status sebagai kekasih untuk yang kedua kalinya.

Your EcstasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang