[U]

285 57 29
                                    

Ini panjang banget serius jadi siapin aja buat bosen:"
Kalau typo maaf ya, mata saya terlalu capek buat baca ulang huhu.

__________________

  Pagi ini, Jeongyeon tiba-tiba dimintai tolong Jimin atau lebih tepatnya dipaksa Jimin untuk masuk dan melihat festival budaya yang akan diselenggarakan sekolah Jimin. Pemuda itu terus menerus memaksa Jeongyeon dengan nada yang tinggi seperti biasanya. Entahlah, rasa rasanya Jimin sangat aneh pagi ini. Apakah dia merencanakan sesuatu yang aneh? Jeongyeon jadi berpikiran negatif mengingat Jimin tidak pernah mengizinkan Jeongyeon mendekati gebang sekolahnya, tiba-tiba pagi ini dirinya justru dimintai melihat festival budaya sekolah Jimin.

"Saya akan menunggu di cafe seperti biasa, tuan bisa masuk dulu. Setelahnya saya akan menyusul tuan."

"Tidak. Kau ikut denganku."

Jimin menggandeng tangan Jeongyeon begitu saja bahkan tanpa persetujuan Jeongyeon. Ada apa dengan tuan mudanya ini? Jeongyeon semakin curiga jangan-jangan bocah ini salah sarapan atau malah sarapannya tercampur bubuk narkoba sampai sampai sudah seaneh ini dipagi hari.

"Eh? B-baik tuan."

Jimin terus saja membawa Jeongyeon memasuki sekolahnya, selama satu tahun menjaga Jimin baru pertama kali ini dirinya melangkahkan kakinya memasuki gebang sekolah Jimin. Bahkan Jeongyeon ingat saat Jimin babak belur karena dikejar kejar musuh dari teman nya lantaran mengambil barang mereka, Jeongyeon tidak diperbolehkan menolong Jimin atau melangkah mendekati Jimin yang saat itu berjalan terseok-seok.

Pandangan Jeongyeon dikejutkan dengan isi sekolah Jimin yang tampak meriah, sangat berbeda dengan sekolah nya dahulu. Stand stand yang menawarkan berbagai makanan sampai permainan saling berjejer, disepanjang jalan hiasan cantik memenuhi tiap sisi sekolah ini. Memang sekolah khusus anak anak dengan orang tua berkedudukan tidak bisa disandingkan dengan sekolah standar seperti yang Jeongyeon rasakan.

"Selamat pagi, Noona!"

Terdengar teriakan dari arah belakang dan Jungkook sudah berjalan mensejajari Jeongyeon dengan memamerkan senyuman khasnya yang amat manis. Remaja itu mengedip ngedipkan matanya lucu.

"Noona mengapa Jimin menggandeng Noona seperti itu?"

"Dia akan melihat penampilanku nanti, aku yang mengundangnya." Belum sempat Jeongyeon menjawab Jimin sudah lebih dulu menyahut pertanyaan Jungkook.

"Kalau begitu aku juga mau menggandeng Noona!"

Masih dengan nada ceria, Jungkook meraih sebelah tangan Jeongyeon yang bebas dan menggandeng nya. Jadilah sekarang Jeongyeon diapit dua bocah ini. Jeongyeon benar benar bingung, mengapa tiba-tiba para remaja ini mendekatinya?

"Cih, dasar pengganggu." Jimin menggerutu pelan.

"Jungkookie juga mengambil peran di festival budaya ini?" Akhirnya Jeongyeon bertanya kepada kelinci ceria disebelahnya ini meski langkah kakinya agak kesulitan karena diapit Jungkook juga Jimin.

"Huum! Aku akan menyanyi Noona!"

"Wah, Jungkook bisa menyanyi ya? Noona ingin mendengarnya, lagu apa yang Jungkook nyanyikan?"

"Rahasia! Noona harus menebaknya nanti hehe. Ah, aku juga bisa memainkan gitar loh!"

"Hebat sekali, Jungkookie ini berbakat di bidang seni ya?"

"Tentu! Jeongyeonie Noona harus berteriak dengan keras saat melihat penampilanku nanti ya!"

Jeongyeon mengangguk sembari tertawa pelan, membuat Jungkook memberikan giggle lucu ke arah Jeongyeon. Astaga, Jeongyeon memang tidak pernah menyukai seseorang sebelumnya dan dia bukan tipe seseorang yang menyukai pemuda dengan usia dibawah nya. Apalagi, Jeongyeon akan memasuki usia dua puluh satu tahun akhir tahun ini dan Jungkook baru saja genap tujuh belas tahun beberapa hari yang lalu.

Your EcstasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang