[C]

230 49 18
                                    

"Baik tuan, baik. Terimakasih kembali, tuan," Jeongyeon menutup panggilan nya. Saat ini dirinya baru saja mengantarkan berkas Tuan Park yang tertinggal tanpa sengaja. Namun diperjalanan Jeongyeon merasa haus jadi dia mampir ke minimarket guna membeli beberapa minuman ringan. Sekalian mengisi lemari pendingin  di rumahnya.

Jeongyeon telah selesai berbelanja dengan menenteng satu plastik sedang berisi beberapa minuman ringan. Dirinya tengah mengantri guna mendapatkan giliran untuk membayar belanjaan miliknya. Beberapa hari ini kondisi Jimin semakin membaik dan hari ini dirinya diperbolehkan untuk kembali bersekolah. Meski pagi-pagi sekali Jimin sudah berteriak dan menolak pergi ke sekolah, hanya saja paksaan Ayahnya membuat Jimin mau tak mau kembali menjejakkan kakinya ke sekolah.

Bugh!

Baru saja Jeongyeon berjalan guna menghampiri kasir dan menyerahkan belanjaan miliknya, seseorang tampak menabrak Jeongyeon dari belakang. Gadis itu menoleh, melihat siapa yang menabrak nya.

"Maaf nak, aku tidak sengaja menabrakmu," Seorang wanita paruh baya tampak tergopoh mengambil barang belanja nya yang terjatuh sembari meminta maaf kepada Jeongyeon. Gadis itu menunduk, ikut memungut barang-barang wanita asing di depannya ini.

"Tidak apa-apa bi," Jeongyeon menyerahkan barang yang diambil nya kembali kedalam tas wanita tersebut.

"Terimakasih banyak, nak." Wanita asing itu tersenyum, Jeongyeon membalas senyuman wanita tersebut sebelum kembali berbalik untuk membayar barang belanja miliknya.

Jeongyeon melangkahkan kakinya guna keluar dari minimarket. Sekarang Jeongyeon menjalankan mobil untuk kembali ke sekolah Jimin. Meskipun Jimin baru saja sembuh dari kecelakaan, tidak menutup kemungkinan bocah itu akan kabur lagi saat ini.

———

Saat ini Jeongyeon tengah meminum minuman ringan yang dibelinya sembari menunggu Jimin di dalam mobilnya. Gadis itu tidak pergi ke cafe seperti biasa. Entah mengapa hari ini rasanya Jeongyeon malas. Dering notifikasi pada ponsel membuat Jeongyeon mengalihkan perhatian nya.

Message from Jungkook
Noona, sedang apa?

Jeongyeon tersenyum. Mengetikkan balasan seadanya kepada pemuda bergigi kelinci itu. Sejak meminta nomor nya hari itu, Jungkook kerap menghubungi Jeongyeon sekedar mengirim pesan singkat atau bercerita tentang apa yang dia lakukan hari ini kepada Jeongyeon.

Setelah mengetikkan balasan, Jeongyeon kembali menikmati minuman nya. Netra Jeongyeon menatap lurus ke arah gedung Jeonmun injae Highschool—tempat Jimin mengenyam pendidikannya.

Sekolah menengah atas yang masuk jajaran sekolah terfavorit di Seoul. Jeongyeon menebak, jika bukan karena Ayah Jimin yang cukup berpengaruh di Seoul, pasti Jimin sudah mendapat banyak masalah lantaran sering kabur dari sana. Jeongyeon lagi-lagi kembali menaruh atensinya kepada benda persegi di genggaman nya saat benda itu berdering.

"Ada apa ggukie?"

"Noona, gawat! Jimin Noona.."

Jeongyeon menegakkan tubuh nya. Gadis itu berdecak. Entah apa lagi yang Jimin lakukan saat ini.

"Tuan muda kenapa? Katakan kepada Noona, Ggukie,"

"Itu.. Aku tidak tahu awal nya, Jimin tidak masuk kelas saat ini dan Mrs. Hana menyuruhku untuk mencari Jimin lalu tanpa sengaja aku menemukan Jimin agak jauh di belakang sekolah dengan beberapa anak lain.."

Your EcstasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang