[Y]

231 48 8
                                    

Maaf banget ngaret update nya. Problematika jadi author itu buntu ide:(

Happy reading-!

"Anu.. Seokjin?" Jeongyeon menggoyangkan tubuh Seokjin beberapa kali, tampak pemuda itu tertidur di kursi mungil yang terdapat didepan rumah Jeongyeon. Entah sudah berapa lama Seokjin menunggu Jeongyeon sampai-sampai saat Jeongyeon pulang kerja, dia menemukan pemuda itu tertidur disana. Info saja jika Seokjin memang tidak mempunyai kontak Jeongyeon jadi dia tidak tahu kapan Jeongyeon akan selesai pulang kerja.

Setelah beberapa kali Jeongyeon menggoyangkan tubuh Seokjin, perlahan Seokjin melenguh sembari membuka maniknya. Hal pertama yang dilihatnya adalah wajah khawatir Jeongyeon, hal itu sontak membuat Seokjin menegakkan tubuhnya.

"Selamat datang, Jeongyeon. Baru pulang bekerja?" Seokjin tersenyum kaku dengan sisa sisa kantuknya. Dia melirik arloji yang tersemat ditangannya dan baru sadar jika dirinya sudah menunggu Jeongyeon selama satu jam lebih.

"Ck.. bukan itu yang harusnya kau katakan, sudah berapa lama kau menunggu ku disini? Mengapa juga malam-malam menemuiku, Seokjin-ah?" Bukannya menjawab pertanyaan Jeongyeon, Seokjin memilih meregangkan ototnya lantas kembali menatap Jeongyeon dengan mimik serius.

"Sebentar.. kau baru saja pulang jam segini, jangan bilang kau belum makan malam?"

"Tidak perlu memikirkan itu, sekarang lebih baik kau masuk dahulu. Pasti kau sudah kedinginan menungguku diluar seperti ini bukan? Aku akan membuatkan mu minuman hangat," Jeongyeon merogoh kantong bajunya, mencari dompet kecil lantaran dia selalu meletakkan kunci rumahnya didalam dompet.

Saat Jeongyeon sudah membuka pintu dan dengan tergesa ingin menuju dapur, Seokjin lebih dahulu mencegah Jeongyeon dengan meraih lengan gadis itu. Jeongyeon menoleh ke arah Seokjin lengkap dengan raut wajah bingung.

"Kau beristirahat lah, aku tahu kau lelah. Jangan anggap aku tamu mu, anggap saja aku ini teman mu, oke? Bagaimana kalau sekarang kau membersihkan dirimu dan aku akan memasakkan makanan untuk mu. Kau masih memiliki bahan makanan di kulkas bukan?"

"Aku masih mempunyai beberapa bahan makanan memang, tapi—"

"Ah, bagus kalau begitu. Aku ini pandai memasak loh, kau harus percaya itu. Serahkan saja padaku, Jeongyeon,"

Seokjin tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju lemari pendingin milik Jeongyeon. Gadis itupun akhirnya menurut saja dan berterimakasih berkali-kali kepada Seokjin sebelum berjalan menuju kamar mandi, berniat membersihkan dirinya.

"Santai saja, tidak perlu berterimakasih seperti itu. Ah iya, maaf kalau aku tidak izin terlebih dahulu dan mengunjungi mu mendadak seperti ini."

"Huum, tidak apa-apa. Aku tidak keberatan kok," Jeongyeon tersenyum sebelum kembali menuju kamar mandi. Meninggalkan Seokjin yang mulai sibuk dengan bahan makanan dan juga peralatan dapur lainnya.

Beberapa saat, Jeongyeon pun telah selesai membersihkan dirinya. Gadis itu tidak langsung menghampiri Seokjin yang masih berjibaku didapur malinkan merebahkan dirinya diatas kasur. Menutup mata sejenak sembari mengingat terakhir kali dia mengisi perutnya dengan masakan rumah, karena Jeongyeon lebih sering makan makanan cepat saji apa lagi saat lembur seperti ini. Terkadang Jeongyeon sudah enggan mengisi perutnya dan langsung tidur.

Setelah memejamkan matanya barang sesaat, Jeongyeon beranjak. Dia berjalan menuju tempat dimana Seokjin berada. Pun harumnya masakan telah masuk ke dalam indra penciuman Jeongyeon, sepertinya Seokjin sudah selesai dengan pekerjaan memasaknya kali ini.

"Ah, kau sudah selesai mandi ya?" Seokjin yang sadar keberadaan Jeongyeon tersenyum ke arah gadis itu sembari kedua tangannya membawa sup daging juga telur gulung untuk disajikan ke meja makan.

Your EcstasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang