[O]

335 64 8
                                    

Kalau ada yang typo maklum ya, begitu selesai ngetik langsung saya publish. Belum sempet nyunting.

______________

   Saat ini Jeongyeon menunggu Tuan Mudanya kembali dari sekolah sembari bersantai di sebuah cafe tidak jauh dari sekolah Jimin. Biasanya, gadis itu akan mendapatkan tugas lain dari Ayah Jimin yang tidak lain Tuan Besar nya, seperti tugas kecil untuk mengantar dokumen Tuan Park yang tertinggal. Iya, Jeongyeon bisa dibilang merangkap tugas sebagai supir juga.

Tugas utamanya hanya memantau Jimin sebenarnya, namun terkadang dia juga dimintai untuk menemani Tuan Park menghadiri acara acara besar bersama kolega bisnisnya, entah, yang Jeongyeon tahu hanyalah kesuksesan Tuan Park seperti mengundang mara bahaya jadi ada saja hal yang tidak diingkan bisa terjadi, itu sebabnya dia sering dimintai tolong demikian.

Jeongyeon baru satu tahun bekerja di kediaman keluarga Park semenjak dia memutuskan resign dari cafe tempat nya bekerja sampingan semasa sekolah dulu, ayahnya meninggal semenjak dia masih kecil dan selama ini hanya tinggal bersama ibunya.

Namun sang ibu sakit sakitan yang membuat Jeongyeon merelakan seluruh uang tabungan hasilnya bekerja yang tadinya ingin dia gunakan untuk meneruskan pendidikan ke universitas. Tetapi itu hanya sebentar karena sang ibu pun berakhir meninggal saat usianya sembilan belas tahun, sejak itu dia memberanikan diri melamar menjadi seorang bodyguard.

Alasannya cukup sederhana dan realistis, gaji yang diterimanya dari pekerjaan ini berkali kali lipat dari gajinya saat bekerja di cafe dulu. Dia sanggup membiayai kehidupan nya dengan layak bahkan masih bisa menabung, hanya saja pupus nya harapan dimasa lalu membuat dia malas menyisakan uangnya untuk kembali meneruskan mimpi guna mendaftar ke universitas.

Bagi Jeongyeon, sekarang hidupnya hanya untuk bekerja dan menikmati uang hasil kerja kerasnya. Dia akan menabung cukup untuk masa tuanya, dengan begitu Jeongyeon tidak perlu repot repot berkuliah hanya untuk mendapat pekerjaan bagus dari hasil nilai IP juga gelarnya. Saat ini dia ingin menghabiskan masa tuanya esok dengan bersenang senang, tidur, dan makan tanpa bekerja. 'Hidup itu keras, jadi bahagiakan dirimu tanpa perlu memikirkan sekitarmu. Jangan terlalu naif,'

Setelah beberapa saat menyesap tetes americano yang dipesannya, Jeongyeon bergegas menghampiri seseorang yang terlihat berjalan menuju mobil tempat dia memarkirkan nya.

"Selamat sore, Tuan muda. Silahkan masuk,"

Sapa Jeongyeon sopan sembari membukakan pintu belakang untuk Tuan Mudanya itu, Jimin. Setelahnya Jeongyeon berlari kecil menuju pintu depan dan bergegas masuk. Gadis itu menoleh ke arah Jimin sejenak sebelum menyalakan kendaraan beroda empat ini.

"Apa hari ini Tuan ingin mampir ke rumah teman Tuan? Atau Tuan ada tempat yang ini Tuan datangi sebelum pulang?"

"Aku ingin pergi ke toko buku sebentar."

"Baik Tuan muda, akan saya antar. Oh iya, ayah Tuan berpesan jika Tuan tidak boleh pulang malam, jadi bisakah Tuan di toko buku itu tidak lebih dari dua jam? Saya akan menunggu sampai Tuan selesai dari sana,"

Jelas Jeongyeon panjang lebar kepada bocah dibelakangnya ini, namun Jimin segera melemparkan pandangan tidak suka kepada Jeongyeon. Raut wajahnya jelas menandakan bahwa dia akan melayangkan protes kali ini.

"Tidak perlu memberlakukan ku seperti seorang bayi. Kau bisa pulang dan nikmati makan malam mu dirumah, tinggalkan saja aku ditoko buku itu dan lakukan seperti perintahku."

"Maaf Tuan, makan malam saya berasal dari uang ayah Anda. Jadi saya akan menuruti perintah ayah Anda. Hal ini tidak bisa diganggu gugat,"

Jeongyeon segera menyalakan mesin mobil setelah sedikit berdebat dengan Jimin. Dia mulai mengendarai mobil dengan fokus, dibelakang sana Jimin tampak memutar otak untuk kabur dari Jeongyeon kali ini. Bodyguard bayaran ayahnya itu tidak main main, lebih susah dikelabui dari deretan penjaga pribadinya yang dulu.

Your EcstasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang