Gaeun bersembunyi di balik pohon rindang dengan nafas yang tak beraturan, air mata kian mengalir kala mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke arahnya. Kedua tangannya membekap mulutnya sendiri, agar setakut apa pun dia, jangan sampai mengeluarkan suara sedikitpun.
Desisan tawa itu semakin menggema di hutan itu, telinga Gaeun rasanya ingin pecah mendengar suara itu, suara dengan nada tinggi dan mencekam.
Kepala Gaeun perlahan menoleh saat merasa ada hembusan nafas di sekitar lehernya. Dengan sangat terkejut, Gaeun mundur beberapa langkah dan jatuh terduduk di tanah yang keras.
Dia, pria yang sangat mengerikan. Meski tubuh itu terlihat seperti manusia biasa, tapi mata putih dan taring tajamnya membuat seorang Gaeun ketakutan setengah mati, di tambah kuku kuku panjangnya itu menambah kesan seram.
"Kau, gadis pemilik darah abadi itu heh?!" ucap pria mengerikan itu.
Gaeun mundur saat pria aneh itu mendekatinya, namun na'as, punggung gadis itu tepat menempel di pohon yang besar nan menjulang tinggi.
"Mau lari kemana, hm?" kuku panjang pria itu mengusap pelan pipi Gaeun lalu menuju dagunya, "kau akan ikut bersama ku." pria itu mencekik leher Gaeun kuat.
"Akh...lepas." rintih Gaeun pelan seraya mencoba melepas cengkraman itu.
Bukannya mengendur, cengkraman itu malah semakin kuat. Pandangan Gaeun mulai mengbur, tubuhnya lemas, dan matanya terus mengeluarkan air mata.
Bugh...
Suara tinjuan keras dapat Gaeun dengar, seseorang itu menolongnya. Pria mengerikan yang tadi mencengkram lehernya sudah jatuh di atas tanah karena mendapat pukulan yang tiba tiba.
Gaeun tak bisa melihat dengan jelas, dia hanya bisa mendengar sayup suara perkelahian yang terdengar di telinganya. Perlahan, matanya memberat dan dirinya jatuh pingsan.
"Gaeun bangun, kita sudah sampai."
Gaeun membuka matanya lalu menatap sekelilingnya, ternyata dia masih ada di dalam bus dengan Hari di sampingnya. Apa tadi itu mimpi? Tapi kenapa terasa sangat menakutkan? Gaeun menggelengkan kepalanya lalu mengusap wajahnya kasar.
Hari yang melihat itu pun langsung memberikan air putih kepada Gaeun, "apa kau mimpi buruk?" tanyanya, "kau meracau tidak jelas tadi." lanjutnya.
Perlahan, Gaeun menatap Hari dan menerima air yang diberikan untuknya, "terimakasih," ucapnya lalu meminum air itu, helaan nafas kecil keluar dari bibir Gaeun, "untuk pertama kali nya aku bermimpi seperti itu." ucapnya tanpa menatap Hari.
"Bermimpi apa?" tanya Hari penasaran.
"Pria mencekik leher ku," sahut Gaeun singkat lalu menyentuh lehernya, tapi dia merasa ada yang salah, "liontin." gumamnya seraya meraba lehernya takut takut liontinnya putus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shinbi's House: Gaeun Lee And Ian
Fanfiction[Slow Update] Cerita ini hanya karangan belaka. Tidak bermaksud menyinggung atau mengubah sifat asli tokoh pemeran di serial 'Shinbis House'. Beberapa Part mungkin Author ambil dari kisah nyata di film. Happy Reading. semoga suka;)