Part 16

797 71 14
                                    

"Tunggu dulu!" Gaeun memegang lengan Ian yang hendak pergi, "kau harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi!" ucapnya tegas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tunggu dulu!" Gaeun memegang lengan Ian yang hendak pergi, "kau harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi!" ucapnya tegas.

Di sebuah bangunan bekas pabrik yang sunyi dan hanya ada kegelapan malam di temani bulan dan bintang. Gaeun dan Ian sedang membicarakan hal yang benar benar menguji kesabaran Gaeun.

Sikap Ian yang berubah, Gaeun tidak bisa menebak apa yang sudah terjadi. Tangan gadis itu sudah geram, ingin rasanya ia menampar pipi pria yang sekarang berdiri di hadapannya itu. Namun ia kembali sadar, bahwa pria itu adalah pria yang sangat ia cintai.

Ian menatap wajah Gaeun acuh, "hah? Menjelaskan? Apa untungnya buatku? Lebih baik kau jangan pernah tunjukan wajah mu lagi di depanku!" ujarnya sinis.

"Tapi--"

"Ah sudah!" Ian melepaskan tangan Gaeun dari lengannya dengan kasar lalu ia menatap gadis di depannya itu murka, "jika aku berkata menjauh, maka menjauh lah! Aku tidak akan segan menghancurkan apa pun yang membuatku kesal!" ancamnya, yang mampu membuat Gaeun terdiam kaku.

Pria vampir itu berdecih pelan lalu membalikkan badannya meninggalkan Gaeun yang masih terdiam dengan kata katanya barusan.

Gaeun? Gadis itu hanya menatap punggung Ian dengan kosong, ia tak mampu berkata kata lagi. Namun sekilas mata, ia melihat bayangan wajah Ian yang sedih. Dan tiba-tiba...

'Gaeun? Tolong aku'

'Aku bingung, bantu aku'

'Kumohon Gaeun'

Bisikan lembut yang terdengar seperti suara Ian, terdengar di telinga Gaeun. Suara yang seakan ikut terbang bersama angin, dan terdengar sangat menyiksa, suara itu terasa menyakitkan saat semakin lama Gaeun terus mendengarnya.

Gaeun menatap sekelilingnya berharap dapat melihat dia yang baru saja membisikkan kata kata itu. Entahlah, Gaeun merasa bahwa itu benar bener suara Ian.

Namun nihil, Gaeun tak melihat apapun dan di sekitarnya hanya ada barang barang bekas yang berdebu. Tunggu sebentar, ini semakin aneh. Gaeun tidak ingat kapan ia datang ke tempat ini, yang ia ingat hanya pembicaraannya dengan Ian barusan. Lalu, sebelum itu?

Dan lagi, dimana Ian? Gaeun tidak melihat Ian dimana pun. Dia pun berlari ke arah dimana tadi Ian berjalan menjauh.

Sesekali Gaeun akan berhenti dan menatap sekelilingnya, mencoba mencari keberadaan pria itu, "Ian? Kau dimana?" teriak Gaeun keras. Gaeun berharap Ian akan kembali dan setidaknya mau mengantarnya pulang ke rumah.

"Ian, tung.."

Seketika Gaeun menghentikan langkahnya lalu menyentuh lehernya.

Apa ini? Suaraku? Hi-hilang?

Gaeun kembali mencoba berbicara, namun hasilnya tetap sama. Ia membuka mulutnya namun tetap tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Gaeun sangat ingin berteriak dan meminta tolong kepada siapa pun, ia tidak tau sedang dimana sekarang, bagaimana Gaeun akan pulang?

Shinbi's House: Gaeun Lee And IanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang