Seorang wanita anggun dengan gaun khas kerajaan, tengah berjalan dengan sangat gemulai di dampingi Ian di sampingnya, gadis dengan rambut coklat terang dan manik berwarna kuning keemasan itu terus mencoba menarik perhatian pria di sampingnya itu.
Gadis itu adalah Violetta, putri dari seorang raja Vampir bagian Utara yang terkenal akan kekejamannya terhadap musuh. Paras cantik Violet sudah banyak membuat Vampir klan manapun terpukau, namun tidak untuk Ian.
"Raja Ian, apa kamarku masih jauh?" tanya Violet dengan senyum manis di bibirnya.
Ian melirik Violet sekilas lalu menghela nafas kecil, "berhentilah berbicara." ucap Ian sedikit kasar. Dia sudah sangat malas berada di dekat gadis itu, sejak tadi terus saja berbicara hal hal tidak penting.
Violet sedikit menggertakkan giginya kesal seraya menghela nafas pelan, gadis itu menatap lurus ke depan tak mau menatap Ian.
Violet POV
Dia kira dia siapa? Berani sekali berkata seperti itu? Dasar, menjengkelkan sekali.
Selama ini belum pernah ada seorang Vampir pun yang berani seperti dia, bahkan Ayahku saja tidak pernah berkata dengan nada kasar.
Tapi, kerajaan ini sangat besar dan memiliki kekuasaan yang sangat luas. Jika aku menjadi ratu di sini, aku akan mendapat sebagian besar dari seluruh kekuasaan raja di sampingku ini.
Heh..aku pasti akan membuat Vampir arogan ini tergila-gila pada ku, akan aku buktikan dia sama saja dengan Vampir Vampir lainnya, yang hanya mengincar kekuasaan dan kecantikan ku saja.
Normal POV
Akhirnya Ian dan Violet sampai di sebuah kamar tamu yang ukurannya bisa dikatakan sangat besar.
"Kau bisa tidur di kamar ini, selamat beristirahat." ucap Ian singkat, lalu berbalik badan meninggalkan Violetta yang masih terdiam menatap kepergian Ian dengan tidak percaya. Pria itu pergi begitu saja?!
Aku semakin tertantang untuk mendapatkannya, ini pasti akan seru batin Violet berucap dengan senyum miring di wajahnya.
*******
Jam sudah menunjukkan pukul 03.50 pagi. Gaeun membuka matanya karena merasa terganggu dengan suara alarm ponsel Hari yang berbunyi nyaring.
Gaeun memiringkan kepalanya menatap Hari yang masih tertidur di ranjang sebelahnya. Jadi, dalam satu kamar ada dua tempat tidur, satu untuk Gaeun dan satu lagi untuk Hari. Dengan sedikit lemas, Gaeun berjalan mendekati ranjang Hari dan duduk di samping sahabatnya itu.
"Hari bangun, kita harus bersiap." ucap Gaeun seraya menepuk pelan pipi Hari.
Hari melenguh pelan dan bergumam kecil, "lima menit lagi." Hari menutup sekujur tubuhnya dengan selimut sampai batas kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shinbi's House: Gaeun Lee And Ian
Fiksi Penggemar[Slow Update] Cerita ini hanya karangan belaka. Tidak bermaksud menyinggung atau mengubah sifat asli tokoh pemeran di serial 'Shinbis House'. Beberapa Part mungkin Author ambil dari kisah nyata di film. Happy Reading. semoga suka;)