Gaeun melangkahkan kakinya semakin jauh masuk ke dalam hutan yang gelap saat mendengar suara tangisan yang semakin keras terdengar di telinganya.
Matanya terus mencari sekelilingnya dengan seksama, rasa penasaran kian menyelimuti relung hati gadis itu. Gaeun mengernyitkan dahi saat melihat seorang anak kecil tengah duduk meringkuk di dekat semak semak dengan bahu yang sedikit bergetar.
Perlahan Gaeun mendekati anak itu dan berjongkok tepat di hadapannya, tangan kanan Gaeun terulur menyentuh pundak anak kecil yang sedang menangis tadi.
"Apa yang kau lakukan disini? Sendirian?" tanya Gaeun seraya tersenyum manis agar anak kecil itu tidak terlalu takut padanya.
Anak kecil yang tadinya sedang menunduk, kini mulai mendongakkan kepalanya menatap Gaeun yang juga tengah menatapnya, "pergi! Atau kau tidak akan selamat!" ucap anak itu pelan seraya kembali menundukkan kepalanya.
Gaeun memiringkan kepalanya sedikit lalu terkekeh pelan, "apa maksudmu? Kau ketakutan?" ucap Gaeun seraya duduk di samping anak itu, namun si anak sedikit menjaga jarak dengan Gaeun, itu tak menjadi masalah.
"Bukan urusanmu!" sinis anak itu tanpa menatap Gaeun.
"Wajahmu terlihat pucat, kau sudah makan?" tanya Gaeun dengan mata sedikit melirik anak kecil di sampingnya.
"Ck, apa aku perlu menjawabnya?!" anak itu berdiri lalu berjalan kecil masuk kedalam hutan semakin dalam.
"Hei, kau mau kemana?" tanya Gaeun sedikit berteriak terkejut, karena melihat anak itu berjalan lebih jauh masuk ke dalam hutan yang gelap dan penuh dengan pepohonan rindang.
Anak itu berhenti sejenak dan melirik Gaeun, "mencari jalan pulang." sahutnya dan kembali melanjutkan langkahnya.
Dengan cepat Gaeun ikut berdiri dan berlari mengejar anak itu hingga sampai tepat di dibelakang anak kecil itu, "tunggu dulu, mungkin kau salah jalan." ucap Gaeun pelan seraya menatap pepohonan disekitarnya untuk berjaga-jaga.
"Memang kau tau tempat tinggal ku?" tanya anak itu tanpa menghentikan langkah kecilnya.
"Eng..bukan itu, hanya saja tempat ini terlihat sedikit menakutkan" gumam Gaeun dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.
Kenapa aku jadi kehilangan topik pemberbicara dengan anak kecil? Bahkan, sekarang seorang anak laki-laki berusia sekitar tiga tahun yang memimpin jalan ku. Astaga Gaeun, harusnya kau yang menuntun jalannya, bukan malah sebaliknya, batin Gaeun berucap.
"Kalau kau takut, kembalilah ke tempat asal mu." ucap anak itu dengan terus melangkahkan kakinya.
"Aku tidak sekejam itu, untuk meninggalkan anak kecil sendirian di tengah hutan." ujar Gaeun.
"Terserah kau saja." anak itu tiba-tiba berhenti berjalan lalu berjalan mundur dan menarik tangan Gaeun agar bersembunyi di balik pohon besar.
Gaeun menatap anak kecil itu bingung, "ada ap--."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shinbi's House: Gaeun Lee And Ian
Fanfiction[Slow Update] Cerita ini hanya karangan belaka. Tidak bermaksud menyinggung atau mengubah sifat asli tokoh pemeran di serial 'Shinbis House'. Beberapa Part mungkin Author ambil dari kisah nyata di film. Happy Reading. semoga suka;)