Part 7

1.4K 121 25
                                    

Bulan yang indah sudah mulai menampakkan dirinya, itu berarti hari sudah malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan yang indah sudah mulai menampakkan dirinya, itu berarti hari sudah malam. Gaeun dan Hari tengah berdiri bersisian di pinggir pembatas balkon. Sudah lumayan lama mereka berdua berdiri di sana tanpa ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan.

Kedua gadis itu mengalihkan pandangan mereka saat mendengar suara ketukan di pintu kamar mereka, "siapa yang bertamu larut malam begini?" ucap Hari bertanya.

Gaeun menatap Hari dan berkata, "aku akan melihatnya." Hari mengangguk sebagai jawaban.

Gaeun berjalan perlahan ke arah pintu lalu mulai menyentuh kenop pintu dan membukanya, "eh..? Kalian?" Gaeun menatap dua orang gadis berambut ikal dan yang satunya berambut panjang di kuncir.

"Hai," ucap gadis berambut ikal, dia menatap Gaeun lalu berkata, "Noel sedang menunggumu di bawah, dia bilang dia ingin mengembalikan sesuatu." ucapnya lalu segera berbalik dan menarik tangan si gadis berambut panjang.

Gaeun sedikit mengerutkan keningnya lalu dia membalikkan badannya menatap Hari yang juga tengah menatapnya, "aku akan kembali, ada sedikit urusan di luar." ucap Gaeun memberitahukan.

Setelah Hari mengangguk, Gaeun keluar dari kamar tak lupa menutup pintu itu kembali. Dengan cepat dia berlari ke arah lift dan turun ke lantai dasar,  untuk menemui pria dengan nama Noel itu.

Akhirnya Gaeun sampai tepat belakang Noel yang sedang berdiri di depan gedung penginapan dengan wajah mendongak menatap bulan dan bintang yang bersinar di langit sana.

"Dimana liontin itu?" tanya Gaeun masih tetap berdiri di belakang pria itu.

Noel yang menyadari kedatangan Gaeun pun membalikkan badannya sambil tersenyum kecil dan mata menatap wajah Gaeun, "kenapa aku memandang bulan jika ada wanita yang sangat cantik berdiri di hadapanku?" ucapnya.

Gaeun memutar bola matanya malas, "cepat! Dimana liontin itu?" ujar Gaeun masih mencoba bersabar menghadapi sikap Noel yang tidak pernah serius.

"Aku akan memberikannya jika kau mau menemaniku berjalan jalan di sekitar lautan pulau ini, bagaimana?" tawar Noel seraya menunjukkan liontin yang ia pegang di tangannya.

"Kenapa aku mau menemanimu?" ujar Gaeun melipat kedua tangannya di depan dada.

Noel tersenyum manis, "karena aku akan dengan mudah membuang liontin tak berharga ini ke laut." senyum manis pira itu tiba-tiba berubah menjadi senyum sinis.

Dengan kesal Gaeun mendorong sedikit dada Noel dengan jarinya, "kau tau apa?!" ujarnya sedikit meninggikan nada suaranya, "sudahlah, tak ada gunanya aku berbicara denganmu." Gaeun membalikkan badannya hendak meninggalkan pria itu, namun dengan cepat Noel menahan tangan Gaeun agar tidak melanjutkan langkahnya.

"Apa kau tidak menginginkan liontin milikmu?" tanya Noel seraya berjalan dan berdiri di hadapan gadis itu.

Gaeun menghela nafas pelan, "percuma berdebat jika aku tidak mendapatkan hasil apa pun," sahutnya, "menyingkir lah." Gaeun mendorong tubuh Noel agar tak menghalangi jalannya.

Shinbi's House: Gaeun Lee And IanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang